2 Telinga dan 1 Mulut Buya M

oleh -564 views
oleh
564 views
Miko Kamal, Juru Bicara Mahyeldi-Audy (foto: dok)

Oleh : Miko Kamal*

WALIKOTA Padang Mahyeldi (Buya M) memang fenomenal. Dia bekerja keras membangun kota yang banyak kurangnya. Tidak butuh waktu terlalu lama, Kota Padang dibuatnya tercelak. Lebih kurang 7 tahun saja.

Uang rakyat dikembalikannya kepada rakyat. Dalam bentuk rupa-rupa pembangunan. Trotoar dibangunnya bagus-bagus; nyaman dan ramah disabilitas. Jalan lingkungan dibetonnya. Pantai dibersihkannya. Pasar-pasar satelit dibenahinya. Pasar Raya pun sudah mulai ditertibkannya secara bertahap.

Tidak itu saja. Buya M dan stafnya bekerja maksimal dalam bidang non-fisik. Persentase penduduk miskin berkurang cukup signifikan selama pemerintahannya. Tahun 2017, persentase kemiskinan Padang ada pada angka 4,74 persen. Tahun 2018 turun menjadi 4,70 persen, dan tahun 2019 turun lagi menjadi 4,48 persen.

Bandingkan dengan persentase penduduk miskin di provinsi Sumbar yang 6,87; 6,65; dan 6,29 pada tahun yang sama. Secara nasional, persentase penduduk miskin adalah 10,12 tahun 2017; 9,66 tahun 2018; dan 9,22 tahun 2019.

Dari angka-angka itu, hanya orang-orang yang agak pesong saja yang terus-terusan membantah prestasi Buya M selama memimpin Padang. Buya M terus menebarkan virus kebaikan di Padang. Diapresiasi atau tidak, Buya M terus saja bekerja.

Suatu ketika, saya mendengar Buya M menyampaikan resep sederhana kepada para stafnya dalam bekerja: “Jangan balas kritikan berdalih-dalih di media. Balaslah kritikan dengan bekerja”.

Saya termasuk orang yang suka mengkritik dan memberikan masukan kepada Buya M dan stafnya dalam menata kota. Umumnya saya kirim melalui whatsapp. Berbentuk kiriman foto-foto dan tulisan.

Nyaris semua kiriman saya itu tidak dibalasnya. Tapi, di lapangan, staf beliau bekerja memperbaiki apa yang saya kritik itu. Inilah rupanya yang dimaksud Buya M membalas kritikan dengan bekerja.

Buya M nampaknya paham betul dengan filosofi 2 telinga 1 mulut. Beliau sedang mempraktikkannya.

Allah memang menghadiahkan kita 2 telinga agar lebih banyak mendengar daripada membantah berlebih-lebihan setiap kritikan dan masukan. Makanya setiap orang Allah berikan 1 mulut saja.

Di negeri kita, tidak banyak tersedia pemimpin seperti Buya M. Yang banyak itu, pemimpin yang menukar jumlah telinga dan mulutnya. Masukan yang diberikan dibantahnya. Diberi ide, dibilangnya itu bukan ide baru lagi. “Sudah tahu saya itu”, katanya.

Sumatera Barat perlu orang seperti Buya. Orang yang bekerja dengan senyap; memaksimalkan telinganya daripasa mulut. Bekerja tanpa membuat gaduh ruang publik dengan hal-hal yang tidak perlu.

Saran saya, warga Padang tidak boleh egois. Buya M milik bersama. Mari berikan kesempatan kepada rakyat Sumatera Barat untuk ikut menikmati konsep bekerja 2 telinga 1 mulut Buya M .(analisa)