22 Oktober Itu Hari Bahagianya Santri se Indonesia

oleh -509 views
oleh
509 views
Puncak Hari Santri Nasional meriah di Limapuluh Kota, Dia pesantren diresmikan pada momen itu, Rabu 21/10 (foto: dok)

Limapuluh Kota,—22 Oktober setiap tahun bagi Santri merupakan hari kebahagian, karena pada  tanggal itu negara menetapkan sebagai Hari Santri Nasional.

Kebahgaian Hari Santri tak hanya buat bahagia santri di seluruh Pesantren di Indonesia. Tapi para alumni pesantren ikut larut dalam kebahagiaan di Hari Santri Nasional tersebut.

Peringatan Hari Santri Nasional 2020 di Sumatera Barat digelar dengan beragam kegiatan yang diusung di masing daerah. Peringatan hari santri di wilayah Ranah Minang ini sudah dimulai sejak beberapa hari sebelum hari-H yang jatuh pada 22 Oktober tersebut. Termasuk di daerah Kabupaten Lima Puluh Kota.

Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Limapuluh Kota  melakukan puncak kegiatan pada 21 Oktober. Kegiatan yang diawali dengan upacara yang dipimpin Kepala Kantor Kemenag Limapuluh Kota Naharudin dan diikuti pejabat Kemenag setempat serta pimpinan pondok pesantren dan kepala madrasah.

Fokus puncak kegiatan Hari Santri di Limapuluh Kota yaitu membumikan gerakan literasi di lingkungan pesantren dan Kemenag” di Luhak Nan Bungsu tersebut.

Belasan buku pun tercipta dan diterbitkan berkat momen itu. Mulai dari (antologi) atau hasil dari perlombaan puisi tingkat santri, menulis artikel tingkat ustaz/utazah di seluruh pondok pesantren serta tenaga PPL atau penyuluh agama Islam, penulisan biografi pendiri pondok pesantren, hingga pernerbitan buku galeri atau profil pesantren yang ada di Kabupaten Lima Puluh Kota, termasuk dua ponpes yang baru saja mendapat izin operasional dari Kementerian Agama pada September 2020 ini.

Wisuda tahfiz, mulai dari satu hingga 30 juz yang diikuti secara virtual di sejumlah pondok pesantren turut mewarnai kegiatan saat itu. Zikir dan salawat bersama semakin membikin suasana menjadi haru pada siang yang cerah tersebut.

Dari banyak kegiatan lainnya yang diusung Kemenag Limapuluh Kota, semakin merasuk ketika di Hari Santri Nasional pun diresmikan dua pesantren baru, yakni, Ponpes An Nahl dan Ponpes Daruz Zikri Manggilang.

Peresmian dua pesantren ini ditandai dengan penandatanganan masing-masing prasasti oleh Kanwil Kemenag Provinsi Sumatera Barat. Dalam hal ini diwakili melalui Kabid Pakis, Rinalvi.

Peristiwa ini menjadi catatan tersendiri bagi masyarakat di Kecamatan Pangkalan Koto Baru, khususnya di Nagari (desa) Manggilang. Daerah penghasil gambir di kawasan pinggir Limapuluh Kota yang berbatasan langsung dengan Provinsi Riau.

Pada saat peringatan hari santri tersebut, ada sekelompok orang-orang muda yang turut hadir dan ikut pula dalam prosesi ini. Mereka lah para tokoh-tokoh muda pendiri dan pengurus pondok pesantren Daruz Zikri Manggilang. Pesantren yang baru saja berdiri dan mendapat restu dari Kementerian Agama, berupa izin operasional.

Pesantren Dazma didirikan tiga tokoh muda Manggilang, Saat Puncak Hari Santri Nasional di Limapuluh Kota diresmikan, Rabu 21/10. (foto: dok)

Dari Tangan Tokoh Muda

Sebelumnya, Kepala Kemenag Limapuluh Kota mengapresiasi pondok pesantren yang sudah menjadi keinginan masyarakat Manggilang sejak lama ini.

“Biasanya orang-orang tua yang memotivasi dan mengajak anak muda. Ini malah kebalikannya. Anak-anak muda yang mendorong kemajuan agama di sini (Manggilang),” tutur Kepala Kemenag Naharudin ketika penyerahan piagam izin operasional Dazma di Tanjung Pati 4 September lalu.

Pondok pesantren dibangun di Ujuang Koto, Seberang Pasar Manggilang, Kecamatan Pangkalan Koto Baru tersebut, kini sudah mulai beroperasi. Sejumlah santri untuk tingkat pertama telah mulai belajar dan mondok di pesantren yang berjarak lebih kurang 1,6 kilometer dari kantor wali nagari yang berada di pinggir jalan lintas Sumbar-Riau.

Pondok Pesantren Daruz Zikri Manggilang adalah keinginan masyarakat yang sudah sejak lama dan baru saat ini terkabulkan.

Berdiri pada 11 desember 2018, di mana pada tahun-tahun sebelumnya berawal dari perjalanan rumah tahfiz, yang kini juga sudah berkembang di beberapa nagari tetangga di Kecamatan Pangkalan Koto Baru.
Pondok Pesantren Daruz Zikri Manggilang (Dazma) berdiri lewat tangan tiga tokoh utama, yaitu ustaz Bakri, Herman Yunus, dan Muhammad Zikri.

Pondok Pesantren Dazma menganut sistem salafiyah. Mengaji kitab dan belajar dengan cara tradisonal yang disesuaikan dengan zaman kekinian.

Menurut Kasi Pontren Kemenag Limapuluh Kota Ifkar sistem salafiyah yang dianut Daruz Zikri Manggilang ini adalah yang pertama di Kabupaten Limapuluh Kota. Karena 12 pesantren lainnya yang lebih dulu ada di Luhak Nan Bungsu memakai sistem Khalafiyah. Di samping juga sistem Modern. Meskipun pada dasarnya para buya dan guru-guru kita pada dahulu kala membuat pesantren-pesantren itu dengan cara Salafiyah tersebut. Atau lebih banyak ke arah mengaji kitab.

Pun demikian, Dazma tentu tidak mau ketinggalan dari sisi teknologi. Walaupun memakai “sistem klasik” Dazma menyesuaikan dengan perkembangan kekinian dan penguatan di bidang IT. Bahkan, saat ini Dazma juga sudah menyiapkan Aplikasi (Android) bakal dilhaunching pada Desember ini.

Aplikasi yang selama ini belum pernah tercipta di pesantren yang ada di Limapuluh Kota. Atau malah sebagian besar pesantren di Indonesia. Yaitu, aplikasi yang memuat beberapa pilihan yang dapat membantu masyarakat, seperti alquran ofline, asmaul husna, jadwal salat, tv online, browser, arah kiblat, peta lokasi, dan lainnya. Aplikasi ini sengaja belum di sebar-luaskan, karena saat ini masih dalam tahap penyempurnaan.

Segi Tiga Sama Sisi

Jika ditilik lebih jauh lagi, Ponpes Dazma memiliki lambang segi tiga sama sisi. Sesuai dengan konsep yang ditawarkan, yaitu “zikir, fikir dan amal”. Atau dengan moto “zikir, fikir dan amal menjadi kunci cerdas hidup dunia dan akhirat”.

Pondok Pesantren Dazma berdiri dan terus maju berkat tangan cekatan para pengurus yang diisi sebagian besar oleh para cendikia muda Manggilang.

Hal yang patut menjadi catatan dan apresiasi tersendiri buat mereka. Bukan berarti meninggalkan para tokoh dan senior lainnya. Melainkan, keberadaan Dazma justru karena kebersamaan para elemen di Nagari Manggilang. Bagaikan “saciok bak ayam, sadanciang bak basi”.

Hanya saja, kepengurusan Dazma memberi ruang terhadap kalangan muda untuk berkarya di nagari penghasil buah durian terlezat di Limapuluj Kota ini, Manggilang.

Saat ini, Ponpes Dazma dipimpin oleh Buya Muhammad Zikri. Dazma berdiri di lahan stimulan seluas 8.000 meter persegi yang merupakan hibah dari ahli waris Buya Masri Ongku Mudo Ja’tan, yang merupakan ayah dari Buya Zikri sendiri.

Masyarakat dan pengurus berharap, ke depan lahan dan pesantren ini terus berkembang dengan baik. Sehingga bisa leluasa beraktifitas lebih nyaman dalam menumbuhkan generasi cerdas dan berakhlak islami. Generasi yang mengedapankan zikir, fikir dan amal dalam kehidupan sehari-hari. Sesuai dengan konsep yang dicita-citakan dari awal.

Pondok Pesantren Daruz Zikri Manggilang berada dalam naungan Yayasan Daruz Zikri Manggilang. Yayasan yang disahkan oleh Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum-HAM) Republik Indonesia, lewat SK NO: AHU-0011090.AH.01.04.TAHUN 2019. Yayasan yang dikepalai oleh Buya Herman Yunus.

Berkat kegigihan bersama dalam mengurus Pondok Pesantren Daruz Zikri Manggilang, saat ini sudah mengantongi Nomor Statistik Pondok Pesantren (NSPP) dengan Nomor: 512313070013.

Seiring dengan NSPP tersebut, Pondok Pesantren Daruz Zikri Manggilang juga sudah mendapat izin operasional dari kementerian agama republik indonesia, yang ditanda-tangani dan diserahkan langsung oleh Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Lima Puluh Kota, Naharudin pada September 2020.
(rilis: hms-dazma)