Waduhh… Anies Capres, Prabowo Masih Unggul di Sumbar

oleh -910 views
oleh
910 views
Direktur Eksekutif Polstra Institute Riki membeberkan hasil surveinya, sebut meski Prabowo masih unggul. dari Anies, tapi Sumbar tidak kabtong suara lagi, Senin 30/1-2023. (dok)

Padang, —Dua Pemilu membuktikan suara Prabowo Subianto dan Partai Gerindra di Sumatra Barat (Sumbar) sulit disaingi. Bagaimana pada Pemilu 2024, Polstra Institute lewat rilisnya menyampaikan fakta survei dan analisa lembaga ini.

Menurut Yovaldri Riki Putra, Direktur Eksekutif POLSTRA Institute, fonomena pencapresan menjelang Pemilu tahun 2024 terus bergerak dinamis.

“Namun setidaknya saat ini sudah mulai terlihat landascape politik berdasarkan positioning tokoh, elektabilitas tokoh dan poros politik yang dibangun oleh Parpol, ” ujar Riki, Senin 30/1-2023 di Padang.

Menurut penetrasi lembaga ini, khusus Sumatera Barat, landscape politik mengalami perubahan yang signifikan, terutama pasca bergabungnya Prabowo Subianto dan Gerindra ke poros pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin.

“Kami menemukan bahwa berdasarkan survei yang beberapa waktu yang lalu kami lakukan, Anies Baswedan sangat menggerus elektabilitas Prabowo Subianto di Sumatera Barat,”ujar Riki.

Menurut Polstra, elektabilitas Prabowo dibandingkan keterpilihannya pada pemilu 2019 yang lalu turun drastis.

“Pemilu tahun 2019 85 % pemilih Sumbar memilih Prabowo Subianto, sedangkan hasil survei yang kami lakukan pada 3 – 15 Januari 2023 yang lalu, elektabilitas Prabowo berada di angka 40%, sedikit di atas Anies Baswedan sebesar 39%,” ujarnya.

Temuan ini juga tampak tidak beda jauh dari hasil survei LSI, di Sumatera Barat yang mengatakan elektabilitas Prabowo 41% dan Anies Baswedan 34%. Dan Charta Politica juga memberikan gambaran temuan yang cenderung sama.

“Untuk wilayah Sumatera Anies Baswedan mendominasi 31% diikuti Prabowo 22% dan Ganjar 20%, ” ujar Riki.

Dan jika bicara gambaran kedepan, melihat sosok Anies Baswedan berpotensi akan terus menggerus elektabilitas Prabowo Subianto di Sumatera Barat, dan kondisi ini membuat elektabilitas Gerindra di Sumbar juga ikut merosot,”ujarnya.

Menurut Riki dari analisa hasil survei Polstra ada pertimbangan yang sangat argumentasi, yakni:

a. Prabowo yang tampak semakin dekat dengan lingkaran Jokowi bisa dimanfaatkan lawan politik di Sumbar untuk mempengaruhi emosi pemilih Sumbar yang mayoritas memiliki resistensi terhadap pemerintahan Jokowi. Di mana menurut data yang kami miliki, pemilih di Sumatera Barat cenderung merupakan pemilih emosional.

b. Postitioning Anies Baswedan sebagai tokoh aliran Islam kanan dan anti-THESIS Jokowi, membuat positioning Prabowo Subianto menjadi lemah di mata pemilih Sumatera Barat. Di mana positioning tersebut dulunya ditempati oleh Prabowo Subianto sejak Pemilu 2014 hingga Pemilu 2019 ketika head to head dengan Jokowi.

c. Fenomena merosotnya pengaruh Prabowo dan Gerindra di Sumatera Barat sudah tampak pada Pilkada 2020 yang lalu, di mana Gerindra mengalami kekalahan pada Pilgub Sumbar yang akhirnya dimenangkan oleh PKS.

“Dilihat dari level Kabupaten/Kota kader Gerindra hanya 3 orang yang dipercaya rakyat menjadi kepala daerah, dibandingkan PAN ada 7 kadernya yang dipilih menjadi kepala daerah. ‘Bisa jadi’, pemilih Sumbar “menghukum” Gerindra pasca bergabungnya Prabowo Subianto ke lingkaran Jokowi,”ujar Riki.

d. Setidaknya saat ini NasDem pasca menyatakan mendukung Anies Baswedan mendapatkan perhatian dari tokoh-tokoh politik yang akhirnya menyatakan diri bergabung dengan NasDem, di antaranya Fadly Amran, Suherman, Sadiq Pasadigoe, bahkan NasDem mendapatkan tambahan suppply kader perempuan dan muda seperti Cindy Monica dan sederet tokoh-tokoh muda lainnya.

“Mereka secara Finansial memiliki modal ekonomi yang kuat untuk bertarung di 2024,” ujar Rikim

e. Jika kita telisik kebelakang, keterpilihan Prabowo Subianto sebesar 85% di Sumatera Barat pada Pemilu 2019 lebih ditopang dengan dukungan partai yang identifikasi kepartaiannya di pemilih Sumbar cukup besar yaitu Partai PKS dan Partai PAN, selain itu pemilih Sumbar hanya dihadapkan satu opsi selain Jokowi yaitu Prabowo Subianto.

f. Gerindra yang mendapatkan coattail effect Prabowo Subianto pada Pemilu 2019 yang lalu sepertinya menyadari ke tergerusan Prabowo akan signifikan ikut mengurangi perolehan suara Gerindra di Sumatera Barat.

“Maka bisa jadi upaya Andre Rosiade dengan Aksi Nyata atas nama Gerindra dan cenderung menyerang PKS dan PAN adalah upaya memperkuat Identifikasi Kepartaian Gerindra di pemilih Sumbar,” ujar Riki.

7. Poros Ganjar Pranowo juga berpotensi menggerus Prabowo Subianto. Sebab kalaulah upaya mengurangi resistensi pemilih Sumbar terhadap pemerintahan Jokowi menampakkan hasil, bisa jadi pemilih Prabowo akan berpindah ke Ganjar Pranowo sebagai tokoh pilihan baru dibandingkan Prabowo Subianto, jadi akan ada opsi tokoh lama versus tokoh baru yang berasal dari lingkaran Jokowi.

8. Berdasarkan data yang kami miliki elektabilitas Ganjar berada di angka 7% di Sumatera Barat, dengan kondisi tampak belum ada agresivitas politik dalam melakukan penetrasi ke pemilih Sumbar.

“Tentunya, akan berpotensi naik apabila Ganjar mulai agresif melakukan penetrasi ke pemilih Sumbar,” ujar Yovaldri Riki Putra. (adr/rls)