Ada 80 Juta Orang Indonesia tak Tahu Produk Bank

oleh -207 views
oleh
207 views
Hj Nevi Zuairina jadi narasumber utama di sosialisasi UMKM Binaan BUMN di Payakumbuh. (hd)

Payakumbuh — Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PKS, Nevi Zuairina terus berikan adivokasi dan edukasi kepada UMKM binaan BUMN.

18 Oktober 2022 lalu Hj Nevi menjadi narasumber utama sosialisasi Holding BUMN sebagai lokomotif kebangkitan ekonomi masa depan di kota Payakumbuh. Hj Nevi mengungkap lebih 80 juta orang Indonesia tak kenal produk perbankan.

Sosialisasi itu dihadiri UMKM binaan BUMN dari Payakumbuh dan Limapuluh Kota yang sangat antusias menyimak dan sharing dengan anggota DPR RI dari PKS itu.

Sosialisasi sarat pelatihan itu untuk lebih memahami Inklusi keuangan yakni ketersediaan akses pada berbagai lembaga, produk, dan layanan jasa keuangan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dihadiri lebih kurang 100 peserta.

“Saat ini tidak kurang dari 1,2 miliar orang di dunia tidak memiliki rekening (account), sehingga mereka mengalami kesulitan untuk mengakses produk dan layanan keuangan untuk memenuhi kebutuhan mereka,”ujar Hj Nevi dikutip dari NZ Center Minggu 23/10-2022.

Orang Indonesia sendiri dari data disampaikan Hj Nevi Zuairina lebih 80 juta orang dikategorikan sebagai unbanked population atau excluded population.

“Kondisi ini jugalah yang membuat masih banyak penduduk yang hidup dalam kondisi miskin,”ujar Nevi.

Politisi PKS ini menjelaskan, bahwa Inklusi keuangan berarti para individu dan pelaku usaha memiliki kemampuan untuk mengakses produk dan layanan keuangan seperti transaction, payments, savings, credit dan insurance.

Akses keuangan kata Hj Nevi memfasilitasi kehidupan sehari-hari, dan membantu keluarga dan bisnis merencanakan segalanya mulai dari tujuan jangka panjang hingga keadaan darurat yang tidak terduga.

Karena itu, inklusi keuangan kata Hj Nevi Zuairina merupakan faktor pendorong utama untuk mengurangi kemiskinan dan kesenjangan serta meningkatkan kemakmuran rakyat.

“Strategi nasional inklusi keuangan pun sudah dibangun dengan baik. Lembaga- lembaga keuangan bank dan non-bank juga semakin banyak dan aktivitasnya semakin berkembang,” sebut Nevi.

Legislator asal Sumatera Barat II ini menekankan, bahwa saat ini pelaku UMKM mengalami banyak permasalahan seperti sulitnya memperoleh bahan baku, pendapatan dan omset menurun, jalur distribusi terhambat, produksi barang terganggu, bahan baku mahal, hingga kesulitan permodalan.

Para pelaku UMKM mengharapkan adanya tambahan modal sehingga usaha yang telah dirintis dapat tumbuh kembali. Dan untuk memperoleh tambahan modal tersebut, UMKM dapat mengajukan kredit ke bank.

“Namun belum banyak masyarakat yang tahu tentang produk keuangan dari bank itu sendiri sehingga kadangkala mereka terjebak ke dalam bank plecit ataupun pinjaman online ilegal yang sangat berisiko untuk menjerumuskan mereka ke lubang yang lebih dalam,” kata Nevi mengingatkan.

Nevi memberi gambaran, bahwa saat ini pemerintah memiliki program-program lain yang telah berjalan, dan perlu terus digiatkan.

Untuk itu, Anggota Komisi VI DPR RI ini meminta agar ada kerja sama yang baik dari berbagai pihak termasuk pihak pendidik dengan cara memberikan pelatihan ataupun pendampingan yang tepat sehingga bantuan modal yang telah diberikan dapat sungguh-sungguh digunakan untuk memulihkan keadaan usahanya.

“Semoga melalui kegiatan ini, semakin bertambah khazanah dan wawasan para hadirin semua dalam literasi keuangan. Sebagai kesiapan kita untuk menghadapi situasi ekonomi negara masa depan, UMKM bergabung dengan inklusi keuangan, sehingga bisa lebih aktif dalam mengelola dan mengakses pembiayaan, yang pada akhirnya, menjadi pelaku UMKM yang semakin produktif dan bisa segera naik kelas,”ujar Nevi Zuairina.(hd)