Ada Durian dari Pohon Berusia 90 Tahun, Festival Pertama di Sumbar

oleh -476 views
oleh
476 views
Bupati Khairunas dan Asisten III Setdaprov Sumbar Nasir Ahmad buka dan hadiri Festival Durian di Nagari Lubuk Gadang, Senin 7/6-2021. (foto: dok/d'kampai)

Padang Aro, — Asisten III bidang Administrasi Umum Setdaprov Provinsi Sumatera Barat Nasir Ahmad mengapresiasi digelarnya festival durian di Nagari Lubuk Gadang Utara, Solok Selatan.

Nasir mewakili Gubernur Sumbar menyebut festival dengan beraneka ragam kegiatan pendukung tersebut merupakan yang pertama diadakan di Sumatera Barat.

“Ini festival durian pertama kalinya di Sumbar, dan kalau tidak salah kedua di Sumatera, dan ini patut kita apresiasi pelaksanaannya,”ujar Nasir pada pembukaan Festival Durian Solok Selatan di obyek wisata Pulau Mutiara, Lubuk Gadang Utara, Senin 7/6-2021.

Festival diadakan masyarakat dan Pemerintahan Nagari Lubuk Gadang Utara berkolaborasi dengan Pemkab Solsel tersebut diyakininya akan berdampak pada perekonomian masyarakat terutama sektor pertanian saat dampak pandemi.

Festival durian di Solok Selatan akan memperkenalkan durian lokal unggul, yang nantinya diharapkan diberi nama varietasnya, sehingga mudah dikenali dan dipasarkan, seperti halnya durian pelangi di Papua.

Solok Selatan ini kata Nasir Ahamd juga merupakan salah satu daerah di antara delapan kota dan kabupaten di Sumbar yang menjadi penghasil durian terbesar.

Nasir Ahamd mengharapkan dengan adanya festival ini akan didapat durian unggul yang diharapkan bisa bersaing dengan yang lainnya, bahkan bisa diekspor nantinya.

“Durian tidak hanya makannya saja, tetapi perlu diolah sehingga nilai ekonomisnya meningkat,” ujarnya.

Ada Durian dari Pohon Usia 90 Tahun

Bupati Solok Selatan Khairunas mengatakan bahwa durian sebetulnya sudah menjadi salah satu buah lokal unggulan Solok Selatan sejak dahulu kala.

Durian Solok Selatan kata Khairunas memiliki citarasa berbeda dibandingkan durian lokal daerah lainnya.

Maka digelar festival durian hari ini sebagai bentuk penghargaan hasil panen para petani durian.

“Festihal ini juga ujud rasa syukur kepada Allah SWT dan rasa hormat kepada orang tua serta leluhur yang telah menanam durian hingga dapat kita nikmati hari ini, ” ujar Khairunas.

Khairunas didampingi Ketua TP-PKK Ny. Erniati Khairunas menambahkan bahwa atas kesadaran banyaknya potensi tanaman durian di Solok Selatan dengan puluhan varian citarasa tersebut.

Malah ada durian yang usia pohonnya mencapai 80 sampai 90 tahun, mulai dari daerah Tanjung Durian, Abai, Buluh Kasok, Koto Rambah, Bariang, Sungai Durian, Durian Capang Tigo dan Kenagarian lainnya.

“Festival ini digelar juga bertujua memperkenalkan kepada masyarakat akan kekayaan potensi durian lokal agar tetap dapat kita wariskan hingga peralihan waktu nantinya, ” ujar Khairunas.

Dan pada hari-hari selanjutnya Khairunas berharap terjadi interaksi dan transaksi antara penikmat durian dengan petani durian, yang mana hal terebut dapat mendongkrak kesejahteraan para petani.

“Ini sejalan dengan visi misi kami sebagai kepala daerah yakniMaju Bersama Sejahtera Untuk Semua,” harapnya.

Banyak Varian dan Kegiatan

Pada festival durian yang pertama kali diadakan ini, bupati mengatakan panitia tidak tidak hanya menyediakan dalam bentuk durian mentah saja, tetapi juga beraneka ragam olahan seperti halnya es krim durian, dodol durian, asam durian dan juga campuran durian dengan malamang yang sudah menjadi tradisi warga Solok Selatan dari tahun ke tahun.

Sebagai pendukung rangkaian kegiatan festival ini, juga digelar atraksi anak nagari seperti tradisi menangkap ikan di Batang Sangir hanya menggunakan tangan, “mahunian” atau menunggui durian jatuh, sepeda santai, penebaran bibit ikan garing spesifik lokal, lomba foto bertemakan festival durian dengan beragam hadiah menarik untuk para pengunjung maupun peserta lomba.

Ketua Panitia Festival Durian, Jhon Maltos mengatakan awalnya festival durian ini hanya lingkup Nagari Lubuk Gadang Utara. Namun dalam perkembangannya ketika dilaporkan kepada Bupati, Khairunas sangat merespon positif dan meminta agar ditingkatkan menjadi tingkat kabupaten.

“Dengan dukungan bapak bupati, OPD Pemkab Solsel, masyarakat, dan pihak lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu, kita bersama dapat mengangkatkan acara dengan baik,” kata Jhon Maltos.

Festival Durian Solok Selatan ini, Jhon Maltos menghadirkan juri dari Balai Penelitian Buah Tropika (Balitbu) serta Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Sumatera Barat.

Jhon juga mengatakan bahwa kegiatan mengusung tema mencari bibit durian unggul di Solok Selatan juga melibatkan Attila Majidi Datuak Sibungsu dan Pj. Wali Nagari Lubuk Gadang Utara Joni Pardilo sebagai pengarah.

Attila : Untuk Dapatkan Durian Unggulan Solsel

Attila Majidi Datuak Sibungsu, selaku pengarah festival durian yang juga duta petani andalan Sumbar tersebut mengatakan bahwa adanya festival durian tersebut dapat diperoleh durian-durian unggulan di Solok Selatan, yang nantinya dapat dikembangkan dan disebarkan bibitnya oleh dinas terkait.

Attila yang juga menjabat sebagai ketua asosiasi UMKM Solok Selatan ini juga berharap agar makanan olahan dari durian dapat dikembangkan oleh UMKM yang ada di Solsel.

“Kita dari asosiasi UMKM bersama dinas terkait siap untuk mendampingi industri kecil menengah yang akan membuat makanan olahan dari durian ini,” terang Attila.

Dalam rangkaian kegiatan Festival Durian, Attila menambahkan sebanyak 60 masyarakat di Lubuk Gadang Utara pada 1-2 Juni diberikan Pelatihan Olahan Durian seperti dodol durian, selai durian, cake durian dll.

“Diluar dugaan masyarakat antusias dilatih, gunanya agar mampu menampilkan produk olahan hasil pembelajaran mereka dengan rasa lezat dan kemasan menarik. Ini bisa menjadi cikal bakal UMKM dan sumber penghasilan masyarakat,” ungkap Datuk Attila.

Festival juga diikuti dengan kegiatan makan durian gratis bersama masyarakat turut dihadiri Wabup Solsel Yulian Efi, Ketua DPRD Zigo Rolanda beserta sejumlah anggota, Kajari M. Bardan, Sekdakab Doni Rahmat Samulo, Plh Pabung 0309 Kapten Inf. Suryadi, Polres, Ketua GOW dan IKA, OPD propinsi dan kabupaten, Kepala Bank Nagari Lubuk Gadang, niniak mamak dan tokoh masyarakat lainnya.(d’kampai)