Ada Kejujuran dan Keadilan Politik di Kiprah Athari

Polemik Poltik Sang Bapak, tak pengaruhi Kiprah Athari sebagai wakil rakyat. (dok) Athari tak memantang dalam melakoni fungsinya sebagai Anggota DPR RI. (dok) Inilah satu dari belasan kiprah Athari utuk Dapil Sumbar I. (dok)
Polemik Poltik Sang Bapak, tak pengaruhi Kiprah Athari sebagai wakil rakyat. (dok) Athari tak memantang dalam melakoni fungsinya sebagai Anggota DPR RI. (dok) Inilah satu dari belasan kiprah Athari utuk Dapil Sumbar I. (dok)

Solok -- Ada polemik politik lokal antara Bupati Solok Capt. Epyardi Asda, M.Mar, dengan "hampir" semua elemen di Kabupaten Solok, tak membuat Anggota Komisi VI DPR RI Padang Athari Gauthi Ardi mengabaikan tugas dan fungsinya sebagai wakil rakyat dari Dapil Sumbar Satu.Kabupaten Solok yang menjadi lumbung suaranya pada Pemilu 2019 menjadi paling prioritas dalam merealisasikan aspirasi masyarakat diwakilinya.

Tercatat bahwa Anggota DPR RI Komisi V dari Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut, menjadi legislator yang paling banyak berbuat untuk Kabupaten Solok.Baik dari jumlah program, maupun dari jumlah dana pusat yang berhasil dibawa ke Sumbar, khususnya Kabupaten Solok, Inilah fakta perjuangan hebat sang Athari untuk Solok Sumatra Barat.

Athari Gauthi Ardi dan Capt. Epyardi Asda, M.Mar tak mungkin terpisahkan. Baik secara hubungan biologis, maupun ideologis politik. Athari adalah anak kandung tertua dari Epyardi.Athari telah "dikader" sejak Epyardi "terjun" ke ranah politik sejak tahun 2003. Sebagai anak sulung dari 6 anaknya yang semuanya perempuan, Athari bahkan sudah menjadi Calon Legislatif (Caleg) DPR RI dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada Pileg 2014. Partai Ka'bah yang menjadi Rumah Gadang Epyardi saat menjadi Anggota DPR RI sejak 2004.

Dualisme dan konflik yang terjadi di tingkat pusat PPP, membuat Epyardi yang berada di kubu Surya Dharma Ali dan Djan Fariz, "menyeberang" ke Partai Amanat Nasional (PAN). Sebagai anak biologis dan ideologis, Athari tentu harus ikut sang ayah.Kiprah Epyardi selama tiga periode di DPR RI, tak diragukan lagi. Tidak hanya ketokohannya di level nansional, tapi kiprahnya membawa pembangunan ke Sumbar, apalagi terkhusus Kabupaten Solok,

Epyardi menjadi tempat mengadu dan menyampaikan aspirasi. Rumahnya di Nagari Singkarak, selalu ramai saat Epyardi dan keluarganya pulang kampung.Di Pileg 2019, Epyardi berhasil membawa PAN menjadi partai besar di Sumbar. Hal ini terbukti, dengan terpilihnya Athari Gauthi Ardi sebagai Anggota DPR RI dan PAN menjadi peraih kursi terbanyak di DPRD Kabupaten Solok dengan raihan 6 kursi, sama dengan Partai Gerindra. Banyaknya suara Athari, juga membantu PAN meraih 2 kursi dari Dapil 1 Sumbar yang meliputi Kota Padang, Kabupaten Solok, Kota Solok, Solok Selatan, Pesisir Selatan, Mentawai, Tanah Datar, Padang Panjang, Sawahlunto, Sijunjung dan Dharmasraya. Asli Chaidir yang merupakan ayah kandung dari Walikota Padang Hendri Septa, mengisi kursi kedua PAN dari Dapil 1.

Epyardi Asda pada Pileg DPR RI maju dari Dapil DKI 1 yang meliputi Jakarta Pusat, Jakarta Selatan dan Luar Negeri. Meski Epyardi meraih suara terbanyak dan bersaing dengan sejumlah tokoh nasional di Dapil DKI 1 seperti AM Fatwa dan Eggi Sudjana, PAN tidak mendapatkan kursi. Belakangan, Epyardi Asda maju sebagai Calon Bupati Solok 9 Desember 2020 berpasangan dengan Jon Firman Pandu, SH, Ketua DPC Gerindra Kabupaten Solok. Asda-Pandu menang di Pilkada Kabupaten Solok dan dilantik pada 26 April 2021.Athari Gauthi Ardi, usai dilantik, duduk di komisi V, komisi yang juga ditempati Epyardi Asda sebelumnya. Komisi V, membidangi infrastruktur dan perhubungan, dengan mitra kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional, Kementerian Desa, serta bidang lainnya.

"Lakek tangan" Athari dikutip dari tulisan Rijal di patronnews. go.id langsung dirasakan oleh masyarakat, khususnya di Kabupaten Solok. Namun, sayang seribu sayang, kiprah Athari sebagai "titisan" Epyardi tidak terekspos dengan baik.Ratusan miliar rupiah dana aspirasi/Pokir Athari di Kabupaten Solok dan Dapil 1 Sumbar, tidak begitu diketahui oleh masyarakat luas. Seperti program bedah rumah, program pemberdayaan Petani Pemakai Air (P3A) untuk irigasi pertanian, program Kota Tanpa Kumuh (KoTaKu), hingga Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW).

Tak Lama-lama, Athari Gaet Rp 13,4 M[caption id="attachment_50449" align="alignnone" width="1280"] Athari tak memantang dalam melakoni fungsinya sebagai Anggota DPR RI. (dok)[/caption]

Hanya hitungan bulan, pada awal 2020, Athari Gauthi Ardi berhasil menarik dana pusat sebesar Rp13,4 miliar dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR RI) guna membiayai sejumlah program peningkatan perekonomian masyarakat di daerah pemilihan (Dapil 1) Sumbar.Salah satunya proyek Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW). Untuk tahun 2020 itu, program PISEW dari Athari tersebar di dua kabupaten, yakni Kabupaten Solok dan Kabupaten Sijunjung, sebanyak 14 paket dengan nilai masing-masing Rp600 juta.

"Alhamdulillah. Untuk tahun 2020 ini kita bisa menarik dana pusat sekitar Rp13,4 miliar untuk membiayai sejumlah program peningkatan perekonomian masyarakat. Tahun anggaran 2020 ini, program PISEW tersebar di Kabupaten Solok dan Kabupaten Sijunjung. Di tahun-tahun berikutnya program serupa akan disebar juga di daerah-daerah lain. Utamanya di Dapil 1," ujar Athari seperti ditulis Rijal. diportalnya.Sebelumnya, Athari juga sudah membawa sejumlah program ke Sumbar, khususnya di Dapil 1 Sumbar. Di antaranya program bedah 1.000 rumah tidak layak, serta pembangunan dan perbaikan irigasi dalam program penguatan petani pemakai air (P3A). Selain itu, Athari juga menyebutkan ada program Kota Tanpa Kumuh (KoTaKu) di 5 titik di Sumbar, dengan nilai masing-masing Rp1 miliar.

Editor : Adrian Tuswandi, SH
Banner Kapolda
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini