Aduhhh, Kasus Kekerasan Anak Menjamur di Pessel

oleh -990 views
oleh
990 views
Bupati Pessel Hendrajoni deklarasikan sdkolah ramah anak, upaya menekan angka kekeasan terhadap anak di daerahnya. (foto: dok/ niko)

Painan,—Ngeri dan menyesal kelak kalau tak lekas diantisipasi. Kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di Pesisir Selatan menjamur. Mulai dari pencabulan, intimidasi dan kekerasan lain yang dapat merusak keberlanjutan generasi.

Persoalan ini sungguh miris dan menghentak mata batin siapa saja tahu dan mengalaminya.

Dari data Kepala Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas II B Painan, Sahduriman, puluhan kasus tentang kekerasan anak dan perempuan sebetulnya sangat banyak menghuni Rutan Painan.

“Kita miris juga melihatnya. Soal kasus ini bulan agustus lalu ada 10 narapidana yang kita pindahkan ke Lapas Padang. Dan di Rutan Painan sendiri saat ini ada 14 orang”ujarnya saat diwawancarai www.tribunsumbar.com di ruang kerjanya, Rabu, 11/9.

Dia mengaku jika dirinci dari tahun ke tahun terkait kasus kekerasan terhadap anak sangat banyak terjadi di Pesisir Selatan. Namun kalkulasi penghuni kasus tersebut terangnya belum dicatat secara tahunan.

“Meski yang menghuni rutan saat ini hanya 14 orang, namun bukan berarti kasus terhadap kekerasan anak ini sedikit. Sebetulnya banyak, sebab sebagian sudah kita pindahkan ke Lapas Padang,k ulasnya lagi.

Parahnya lagi, dari sejumlah kasus yang terjadi bahkan ada orang tua kandung yang melakukan perbuatan tidak senonoh kepada anaknya sendiri. Yang lainnya kata dia, dengan modus mengintai perempuan yang lagi menyuci ditepi sungai.

“Iya, rata-rata pelakunya adalah orang terdekat,”sambungnya.

Terpisah, Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Pesisir Selatan, Zulfian Apriyanto mengatakan kasus kekerasan terhadap anak memang banyak. Dan hal itu diakuinya saat dikonfirmasi langsung di kantornya, Rabu, 11/9 siang.

Lanjutnya, kategori usia yang dimaksud dalam kekerasan terhadap anak adalah usia anak yang mencapai 18 tahun.

Zulfian menjelaskan di 2018 terdapat 101 kasus dan hingga September tahun ini tercatat sebanyak 76 kasus.

“Mudah-mudahan hingga akhir Desember 2019 kasusnya tidak bertambah lagi,”tuturnya.

Meski demikian katanya, Pemerintah daerah sangat peduli menyoal kasus kekerasan terhadap anak tersebut.

Untuk meminimalisirnya, pemerintah daerah telah mendeklarasikan program sekolah ramah anak kemarin, 10/9.

Hal itu berlanjut dengan memberikan sosialisasi dengan melibatkan 77 sekolah mulai dari tingkatan SD, SLTP dan SMA.

Katanya upaya itu merupakan salah satu cara dalam meminimalisir persoalan kekerasan terhadap anak. Sebab di sekolah juga rentan terjadi kekerasan antara guru dan siswa.

Bahkan untuk menangkis potensi kasus kekerasan, pihaknya membentuk forum anak mulai dari tingkat Kecamatan hingga ke Forum anak tingkat Nagari.

“Seluruh kecamatan nanti akan kita bentuk forumnya. Namun yang sudah terbentuk saat ini ada di Kecamatan Batangkapas dan Ranah Pesisir,” ucapnya.

Diapun berharap soal kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di Pesisir Selatan dapat menurun dari tahun ke tahun.

“Kapan perlu Pesisir Selatan bisa bersih dari kasus-kasus menyoal kekerasan anak dan perempuan,”tutup Zulfian. (niko).