Ajakan Executive GM: Kelola Destinasi Pariwisata Secara Serius

oleh -468 views
oleh
468 views
Pertemuan JPS dengan Executive GM AP Cabang BIM, bicarakan potensi pariwisata Sumbar, Kamis 6/2 (foto: dok/jps)

Padang,—Pariwisata dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru di Sumbar. Sehingganya destinasi yang ada mesti dikelola secara serius.

Selanjutnya, promosikan lewat berbagai saluran sehingga bisa mendatangkan wisatawan. Silahkan kabupaten dan kota manfaatkan space spot di Bandara Internasional Minangkabau.

Pasalnya, BIM pintu gerbang utama pengunjung dari nusantara dan internasional. Kini dijadikan etalase atau tempat mempromosikan potensi wisata dan produk unggulan yang ada di Sumbar. Untuk itu, Angkasa Pura II (AP II) BIM memberikan kesempatan kepada kabupaten dan kota di Sumbar memasarkan potensi dan keunggulan pariwisata daerahnya masing-masing.

“Kami siap memfasilitasi kabupaten dan kota mempromosikan potensi wisata dan produk unggulan daerahnya di BIM. Jadi agen promosi wisata, dan gratis. Ini untuk mendukung peningkatan kunjungan wisata ke Sumbar di tengah masih minimnya pendapatan asli daerah (PAD),” ungkap Executive General Manager AP II BIM Yos Suwagiono saat dialog kebendraan Jaringan Pemred Sumbar (JPG) di Kantor AP II BIM, Padangpariaman, Kamis 6/2.

Namun, Yos mengingatkan sebelum destinasi dipromosikan, ada baiknya dibicarakan terlebih dulu kesiapannya di tingkat kabupaten dan kota. Hal itu diperlukan agar apa yang dipromosikan benar-benar sesuai kenyataan.

“Jangan sampai destinasi yang ditampilkan bagus-bagus gambarnya, dan ekspektasi orang ingin mengunjunginya tinggi, tapi ketika tiba di lokasi ternyata belum baik. Misalnya, kumuh, tak ada toilet dan layanannya tidak ramah. Tentu pengunjung jadi kecewa,” jelas Yos didampingi Supervisor General Affairs AP II BIM Fendrick Sondra.

Sebenarnya, kata mantan GM AP II Banda Aceh ini, minat orang ke Sumbar tinggi. Namun, banyak objek wisata belum dikelola secara profesional.

“Maka, harus duduk bersama terlebih dahulu, melibatkan semua stakeholders. Hilangkan eko sektoral. Libatkan juga para perantau Minang.” imbuhnya.

Selain “menjual” keunggulan alamnya, daerah juga mesti mengangkat potensi kuliner, seni tradisi, komoditi unggulan dan kerajinan. Misalnya, Kabupaten Padangpariaman punya potensi coklat. Nah, komoditi tersebut mesti diolah dengan inovasi sesuai kebutuhan pasar.

“Makanan, tari-tarian, suvenir, dan potensi daerah lainnya mesti dipasarkan. “BIM siap menyediakan tempat untuk memperkenalkan dan memasarkan itu. Gratis,” kata Yos lagi.(*rilis:jps)