Allhamdulillah, Bulog Akan Beli Bawang Rp 15 Ribu, ‘Tarimo Kasih Pak Nofi’

oleh -952 views
oleh
952 views
Petani bawang merah Alahan Panjang Solok duduk bersimpuh layanan pejabat kemenerian dan Bulog diskusi terkait Bulog akan beli bawang merah petani, saat kunjungan kerja Komite II DPD RI ke Solok, Senin 12/6. (foto : nof)
Petani bawang merah Alahan Panjang Solok, duduk bersimpuh layanan pejabat kemenerian dan Bulog diskusi terkait Bulog akan beli bawang merah petani, saat kunjungan kerja Komite II DPD RI ke Solok, Senin 12/6. (foto : nof)

Solok,—“Allhamadulillah, tarimo kasih Pak Nofi (Nofi Chandra, Senator DPD RI),” ujar Hafni mewakili ratusan petani Bawang Merah Kabupaten Solok, Senin 12/6 di Alahan Panjang.

Petani bawang Merah Solok gembira karena aspirasi mereka, Bulog beli Rp 15 ribu per kilo sejak dicanangkan oleh Menteri Pertanian Solok Lumbung Bawang Merah di Pulau Sumatera segera dipenuhi Perum Bulog.

“Perjuangan berbuah manis, di mana Perum Bulog bersedia beli bawang merah petani Solok Rp 15 ribu per kilo, hasil hari ini tidak lepas dari turun tangannya Senator DPD RI asal Sumbar Nofi Chandra, Pak Nofi membawa masalah ini sampai ke ruang menteri dan mendapat supor penuh dari Komite II DPD RI,”ujar Hanif.

Kepastian Perum Bulog beli bawang merah petani Solok Rp 15 ribu per kilo, setelah Komite II DPD RI menghadirkan dua pejabat teknis yakni Direktur di Kementrian dan Direktur di Perum Bulog ke Alahan Panjang untuk berdialog dentan petani bawang.

“Kita akan membeli, tetapi dengan catatan harga berdasarkan kualitas bawang dan transaksinya harus dibawah kendali Tim Pengawas Komoditi Bawang yang dibentuk oleh pemerintah, “ ujar Direktur Utama Bulog diwakili Direktur Pengadaan Tri Wahyudi Saleh.

Kesepakatan itu tercapai setelah melalui diskusi panjang antara Bulog dengan Kementerian Pertanian diwakili oleh Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Dirjen Hortukuktura Kementerian Pertanian Priasto Setyanto, ketua Komite II DPD-RI Parlindungan Purba, SH, M.Si beserta anggotanya, seperti Habib Ali Alwi dan Nofi Chandra.

Menurut Nofi Candra diksusi petani dengan pejabat kementerian dan Perum Bulog juga dihadiri Wakil Bupati Yulfadli Nurdin, Kepala Dinas Pertanian Sumbar dan Kadivre Bulog Sumbar. Pertemuan dengan petani dan pelaku budidaya bawang berlangsung di Central Park Bukit Cambay, Alahan Panjang, Keecamatan Lembah Gumanti.

Sementara Tri Wahyudi Saleh yang didesak petani bawang merah Solok pada sesi diskusi tetap menekankan prinsip kerja Bulog dalam pembelian bawang merah petani.

“Bulog sebenarnya tidak serta merta dapat menampung hasil produksi petani. Masalahnya selain karena status Bulog merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menurut aturan memikirkan soal profit dan bukan sebagai koorporasi,”ujar Tri

Diakui Tri, sebenarnya sulit bagi Bulog untuk menampung hasil produksi petani, karena Bulog dalam melaksanakan tanggungjawabnya tidak boleh rugi, meski Bulog dituntut juga menjalani tugas dari pemerintah.

“Dalam menanggulangi masalah bawang, tugas  Bulog sama dengan BUMN lain. Bulog hanya diprioritaskan menangani masalah Beras, Kedele, Cabai dan Jagung,” ujarnya.

Tapi petani bawang merah saat mendengar paparan Tri mengatakan sangat paham tugas Bulog.

“Tetapi tuntutan kepada Bulog muncul, setelah sebelumnya Pak Menteri Pertanian RI datang ke Kabupaten Solok, menjanjikan pemasaran yang luas melalui Bulog, ini yang memotivasi petani karena dijanjikan, Pak menteri mengatakan jika harga di bawah Rp 15 ribu per kilo, Bulog siap beli seharga segitu,”ujar Nofi Chandra.

Adanya motivasi Menteri Pertanian, petani berjibaku tanam.bawang merah, eee ketika panen harga menukik, janji pak menteri tak ada realisasinya, petani merana.

“Untung ada wakil kami DPD RI, Pak Nofi Chandra memfasilitasi perwakilan petani ke Menteri Pertanian, hingga sampai pertemuan hari ini,” ujar Hafni.

Hafni Hafis mengaku sebagai petani dan sekaligus pelaku usaha juga mempertanyakan komitmen pemerintah menjadikan Solok sebagai lumbung bawang untuk kawasan Sumatera. Dalam kondisi harga jual yang memprihatinkan hari ini, pihaknya menduga terjadi permainan oleh tengkulak atau bahkan karena mudahnya bawang illegal masuk Indonesia.

“Banyak pelabuhan-pelabuhan tikus tempat bawang luar negeri masuk ke Sumatera. Ini kita minta pemerintah pusat juga melakukan pengawasan terhadap bawang impor yang masuk secara tidak resmi itu,” harapnya.

Sementara Senator asal Banten Habib Ali Alwi mengakui ngototnya Nofi Chandra soal bawang merah ini.

“Pak Nofi ini ngotot di Komite II DPD RI supaya datang ke Solok bawa menteri dan Kepala Bulog sekalian, beruntung sekali Sumbar punya Nofi, muda tapi kepeduliannya ke masyarakat daerah yang diwakili Masya Allah, saya salut,”ujar Habib Ali.(*rilise)