Amelia Sriwahyuni Lubis, Mahasiswa S3 Biologi, UNAND Mengukir Prestasi sebagai Pembuat Pakan Inovatif ‘Loster’

oleh -725 views
oleh
725 views

Padang, – Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Bung Hatta Amelia Sriwahyuni Lubis SPi MSi resmi menyandang gelar doktor dari S3 Biologi FMIPA Universitas Andalas.

Ini setelah dia berhasil mempertahankan disertasinya berjudul Rekayasa Pakan Buatan untuk Pengembangan Budidaya Lobster Pasir (Panilurus homurus) dalam ujian disertasi tertutup.

Sebagai Promotor Prof Efrizal PhD dan Co-promotor Dr Syaifullah. Sementara penguji internal yakni Prof Dr Erizal Mukhtar, Dr Zozy Aneloi Noli, Dr Jabang Nurdin dan penguji eksternal yakni Assoc Prof Ts Dr Nurul Huda (Universiti Malaysia Sabah

Lobster Pasir merupakan salah satu jenis lobster yang penting dan bernilai ekonomis tinggi di dunia. Lobster ini memiliki rasa yang enak dan gizi yang tinggi sehingga masyarakat menyukainya secara global untuk memenuhi kebutuhan sektor wisata, hotel dan restoran,” kata Amelia Sriwahyuni Lubis, usai Ujian Disertasi Tertutup di Departemen Biologi FMIPA Universitas Andalas, Kamis (15/2).

Ia mengatakan upaya budidaya lobster dilakukan untuk memenuhi permintaan lobster air laut terus meningkat dari tahun ke tahun.

“Dan budidaya lobster itu masih dihasilkan dari penangkapan. Jika hal tersebut dilakukan secara terus menerus akan menurunkan populasi lobster,” tuturnya.

Ia mengatakan atas kondisi demikian perlu dilakukan upaya budidaya lobster itu sendiri. Akan tetapi setelah dilakukan evaluasi dari budidaya lobster itu masih menggunakan pakan ikan ruca.

Jika ikan ruca tersebut dimanfaatkan terus menerus akan merusak populasinya. Maka diperlukan pembuatan pakan buatan,” tutur alumni S1 Perikanan UBH ini.

Dari hasil penelitian yang dilakukan ini, tutur Amelia Sriwahyuni Lubis, merupakan hasil lanjutan dari Magister S2. “Ini optimasi dari hasil penelitian Magister S2 saya,” sebutnya.

Ia menjelaskan pakan buatan itu dihasilkan dari beberapa komposisi. Yakni tepung ikan, tepung lokan, tepung cumi, dan tepung udang. Selebihnya komposisi lainnya sama seperti pakan buatan lainnya.

“Pada penelitian S3 ini ada rekayasa yang dilakukan dengan dua tahap. Yakni tahap pertama adalah tahap rekayasa bentuk dan ukuran pakan yang sesuai dengan kebiasaan makannya. Ini dapat meningkatkan performa pertumbuhan lobster nantinya,” tuturnya.

Tahap kedua adalah meningkatkan aroma pakan sehingga respons lobster terhadap pakan lebih cepat. Tentunya memudahkan lobster mencerna makanannya.Nanti lagi akan kembali kepada performa pertumbuhannya.

Ia mengatakan dari hasil penelitian ini, mulai dari tahap S2 sudah ditemukan rekayasa dari komposisi pakan, bentuk ukuran dan aroma.

“Makanya kita perlu memproduksi secara massal dan mengkomersilkannya. Bahkan penelitian ini sudah didaftarkan pada Hak Kekayaan Intelektual (Haki) sehingga perusahaan atau pembudidaya masyarakat yang ingin pakan ini sudah berlabel hukum,” sebutnya.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga Desember 2022 di Balai Perikanan Budidaya Air Laut dan Payau, Sumbar.

Metode yang digunakan yaitu metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap terdiri dari 4 perlakuan dan 6 ulangan. Seluruh data penelitian dianalisis dengan uji statistik One Way Anova.

“Pakan buatan bentuk disk diameter 2 cm dengan penambahan minyak udang sebagai sumber atraktan memiliki respons yang tinggi dengan kecepatan respons 35 detik/cm mampu menghabiskan 90 % pakan yang diberikan,” sebut alumni S2 Biologi FMIPA Unand ini.

Pakan ini, sebutnya, juga menghasilkan performa pertumbuhan terbaik dengan tingkat kelangsungan hidup 100 %.

“Upaya konservasi lobster pasir dapat dilakukan dengan membuat pakan yang ramah lingkungan sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat pesisir khususnya Sumbar,” harapnya.

Promotor Prof Efrizal PhD mengatakan disertasi Amelia Sriwahyuni Lubis ini bermanfaat untuk budidaya lobster khususnya di Sumbar Indonesia dan Dunia umumnya.

“Kenapa demikian. Dikarenakan sampai saat ini penjualan pakan lobster yang khusus belum ada,” sebutnya.

Melihat kondisi demikian, sebutnya, dicoba membuat rekayasa pakan lobster ini. Bahkan telah ada Hakinya. “Dan tidak lama lagi akan ditulis dalam bentuk buku,” tutur Prof Efrizal PhD.
Ia mengatakan pakan lobster ini jika sudah diuji berkali-kali dan bisa diterapkan akan memberikan manfaat bagi pengembangan budidaya lobster di Indonesia.

“Kami mengharapkan hasil disertasi tersebut untuk pengembangan budidaya lobster yang sampai saat ini belum ada. Karena selama ini hanya berdasar hasil tangkapan alam,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua Program Doktor S3 Biologi Prof Dr Erizal Mukhtar mengatakan Amelia Sriwahyuni Lubis ini merupakan lulusan ke-14 S3 Biologi Unand. Dan dia adalah lulusan pertama sejak S3 Biologi dengan akreditasi Unggul.

“Dengan demikian kami harapkan makin banyak lagi mahasiswa S3 Biologi Unand setelah akreditas Unggul,” harap Erizal Mukhtar.