Anak-Anak Butuh Trauma Healing, JCI West Sumatera

oleh -160 views
oleh
160 views
JCI West Sumatera bersama Tim. Kolaborasi Peduli Bencana lakukan trauma healing pada anak-anak korban bencana gempa Pasaman Barat. (dok)

Pasaman Barat — Duka bencana gempa 6,1 skala richter berimbas trauma kepada banyak anak. Trauma makin meningkat karena gempa susulan sampai malam tadi sudah 194 kali terjadi di Patahan Talamau.

Tahu itu, JCI West Sumatera terjun langsung ke lokasi bencana di Kabupaten Pasaman Barat untuk memberikan trauma healing dan bantuan bagi para korban gempa.

Kegiatan ini dilakukan JCI West Sumatera berkolaborasi dengan DPD RI Provinsi Sumatera Barat, Rumah Gadang Indonesia, Komunitas Ibu Cerdas Indonesia, Perempuan Indonesia maju, dan Stikes YPAK Padang.

Tim bernama Kolaborasi Peduli Bencana dikomandoi langsung oleh Anggota DPD RI Asal Sumatera Barat Emma Yohana. Kegiatan ini berlangsung sejak tanggal 1 hingga 3 maret 2022.

JCI West Sumatera beserta tim memberikan bantuan sembako, peralatan ibadah, trauma healing serta beberapa permainan bagi anak-anak yang ada di posko pengungsian. Puluhan anak-anak di area pengungsian diajak bermain, bernyanyi, kuis, serta edukasi mengenai gempa bumi.

Tak hanya di halaman kantor bupati yang merupakan posko utama, JCI West Sumatera bersama dengan tim kolaborasi peduli bencana juga memberikan bantuan di beberapa daerah yaitu Malampah, Pinaga, hingga di Kenagarian Kajai.

“Kami hadir untuk memberikan bantuan serta menghibur dan mengajak anak-anak di pengungsian untuk bermain bersama, kegiatan ini merupakan upaya pemulihan trauma yang dialami anak-anak pasca gempa yang terjadi,”ujar Ketua Tim Kolaborasi Peduli Bencana di halaman kantor bupati, Selasa malam.

Trauma healing merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh anak-anak pasca gempa yang terjadi di Pasaman Barat. Hal tersebut tentunya akan mengurangi rasa takut yang dirasakan oleh anak-anak korban gempa.

Hal yang sama juga dilakukan JCI West Sumatera pada hari kamis 3 Maret 2022 dengan konsep yang baru.

Tak hanya memberikan trauma healing, tim juga menguji hafalan ayat-ayat pendek hingga wawasan kebangsaan anak-anak korban gempa.

Selain itu tim juga mendengarkan cerita dari para pengungsi ketika saat terjadinya gempa.

“Hal seperti ini harus terus kita lakukan terhadap para korban gempa, sebabnya hingga saat ini masih sering terjadi gempa susulan yang menyebabkan trauma bagi para korban,” ujar Awal selaku project direktur kepada wartawan di sela-sela kegiatan trauma healing.(van/deko)