Anak Jualan Ondeh Ondeh Terobos Barikade Pengamanan, Pisah Bambut Berurai Air Mata

oleh -1,139 views
oleh
1,139 views
Inilah anak penjual onde onde terobos Sertijab Kapolres suasana sedih pun buncah, Sabtu 21/9 (foto: akun facebook @ maryulismax)

Padang Panjang,—Viral!!!, anak penjual onde onde (kue) terobos ‘barikade’ pengamanan pisah sambut Kapolres Padang Panjang, tak ada kokang senjata tak ada pergumulan untuk menjatuhkan si anak itu, tapi sekejap suasana beurai air mata dan isak tangis.

Berikut ciutan panjang pemilik akun facebook Maryukis Max tentang AKBP Cepi Noval mengundang like and coment warganet:

Kapolres Hebat

Feature singkat yang membuat sabak mata pembaca ini, menurut saia adalah gambaran riil yang mewakili kebersahajaan AKBP Cepi Noval, SIK.

Begitu benarlah kedekatannya dengan berbagai kalangan. Tak hanya dekat dengan personilnya, seperti ditulis kumendan Herry Budiharto di FB-nya, tapi lapisan masyarakat mana saja.

Merugi benar saia belum pernah sekalipun bertemu muka langsung, walau kantor saia dengan Mapolres berhadap-hadapan langsung di Jalan Pemuda, Banca Laweh. Kendati begitu, bagaimana figur Kapolres yang diberi gelar kehormatan Sutan Bagindo Rajo ini, bisa saia “baca” kala menjadi inspektur saat upacara atau jadi pimpinan apel. Dari pelantang suara yang cukup jelas terdengar sampai ke ruangan kerja saia, saia bisa berkesimpulan, “Kapolres ini Hebat!”.

Kenapa hebat? Pernah dalam apel pada suatu ketika, sekira dua-tiga bulan lalu, Pak Kapolres “marah-marah” kepada jajarannya. Marah positif, tepatnya. Saia menyimpulkan begitu, karena dari intonasi suara yang terdengar dari pelantang suara yang menghantarkan ke telinga saia.

Ada penekanan dari instruksi pak Kapolres saat itu. Bahwa: buktikan ke masyarakat bahwasanya polisi sudah berubah. Total. Pendekatan tidak lagi militeristik. Polisi harus cair berhubungan dengan masyarakat. Tidak boleh ada rasa takut masyarakat ketika berurusan ke Mapolres, takut bertemu polisi dan sebagainya. Promoter.

Di samping itu, program yang dicanangkannya: Satu Polisi, Satu RT adalah wujud dari implementasi yang disampaikannya di atas. Polisi dekat dengan masyarakat.

Yang paling hebat, dari penyampaian pak Cepi, dia berkeinginan ke depan, dalam pelayanan SIM, misalnya, jajarannya yang langsung mengantarkan SIM yang telah selesai dibuat ke pemilik SIM. Tidak ada antre, tidak ada menunggu. Selesai, antar ke rumah. Luarbiasa.

Itu soal ketegasan dan visi kerjanya, dari yang saia dengar langsung, walau melalui pelantang suara, bukan bertatap muka langsung.

Mendengar penyampaiannya itu, hari itu, langsung tebersit keinginan di hati saia. Saia ingin bertemu. Menyalaminya. Selfie. Mohon izin menuliskan apa yang saia dengar dan posting di FB. Judulnya sudah dapat, “Ini Kapolres Hebat”, ada foto saia dan dirinya, lalu tulisan saia tentang apa yang telah disampaikannya di apel itu. Bangga saia bisa berfoto dengan orang hebat, tapi apa daya, itu tak pernah kesampaian, sampai kini.

Soal humble-nya, Pak Cepi yang hobi olahraga pagi, kerap singgah ke kantor saia dan bertemu dengan penjaga malam. Berbincang-bincang. Ada saja yang dibicarakan, soal rumput yang meninggi, tonggak bendera yang belum terpasang, dan pujiannya tatkala rumput sudah tak ada lagi, tonggak bendera yang terpasang kokoh, cat kantor yang “mengharu biru”, dan sebagainya.

Penjaga malam kantor saia, akhirnya mengaku “dekat” dengan pak Kapolres ini. Sayangnya, sekali lagi, saia belum pernah bertatap muka dengan liau sekalipun.

Soal keimanan, pernah dulu ketika sebuah acara tabligh akbar, saia lupa, entah dalam rangka apa. Pak Kapolres ini menyampaikan, perubahan pertama yang dilakukannya terhadap para personil dan bahkan para tahanan Mapolres adalah pembiasan shalat berjamaah. Di lorong sel itu, mereka menghadap Rabb-nya, diimami Cepi. Tidak sekali, dua kali, tapi sudah dijadikan kebiasaan baru di situ.

Meremang bulu kuduk saia mendengarnya. Bergetar dada kiri saia rasanya. Begitu benarlah hebatnya pak Kapolres itu, gumam saia.

Soal lain-lainnya, banyak hal-hal positif yang diceritakan orang tentang beliau, yang diekspos media, yang diposting akun Medsos dan sebagainya. Saia tak mau menuliskannya. Yang saia tuliskan di atas berdasarkan pendengaran saia, walau tak bertatap muka langsung.

Dan Pak Kapolres hebat itu, akhirnya harus meninggalkan Kota Padang Panjang. Melanjutkan kariernya menjadi Kapolres Pesisir Selatan. Semua merasa kehilangan, dari jajarannya sampai ke masyarakat yang pernah berhubungan langsung dengannya (walau hanya bertemu sekali), tapi karena kedekatan hati, sudah merasa memiliki.

Termasuk saia, yang sama sekali belum pernah bertatap muka langsung dengannya. Juga merasa kehilangan. Semoga karirnya makin cemerlang. Dan, tetaplah hebat dan bersahabat.

Sekali lagi, merugi benar saia, niat untuk berselfie dengannya tak pernah kesampaian.(sumber: facebook @maryulis max)