Andrinof Chaniago Dekat dengan Presiden Jokowi, Soal Persahabatan Hakiki

oleh -3,224 views
oleh
3,224 views
SAHABAT HAKIKI: Presiden Joko Widodo berbincang serius dengan Komisaris Utama BRI Andrinof Chaniago di kereta Minangkabau Ekspres, Senin (21/5).(foto: dok)

Antara Presiden Joko Widodo dengan Andrinof A Chaniago, sudah bersahabat sejak orang nomor satu RI ini menjabat wali kota Solo. Setiap ke Ranah Minang, Presiden “seakan” mesti harus didampingi Andrinof, sebagaimana dikutip.dari padang ekspres terbit 25/5.

SAHABAT HAKIKI: Presiden Joko Widodo berbincang serius dengan Komisaris Utama BRI Andrinof Chaniago di kereta Minangkabau Ekspres, Senin (21/5).(foto: dok)

SENIN 21 Mei lalu membuktikan bahwa soal persahabatan bisa mengakahkan kesibukan lain bahkan protokeler sekali pun, waktu itu Presiden Joko Widodo (Jokowi), ”menunaikan” kunjungan kerja ke Sumatera Barat. Terbang dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur menggunakan pesawat kepresidenan Indonesia-1, Presiden didampingi Ibu Negara, Iriana.

Tiba di Bandara Internasional Minangkabau, disambut Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, Pangdam 1/ Bukit Barisan Mayjen TNI Ibnu Triwidodo dan Kapolda Sumatera Barat Irjen (Pol) Fakhrizal.

Kehadiran Presiden di ranah Minang, sudah yang keempat kali, sejak Oktober 2015. Kali ini, untuk peresmian jalur Kereta Api Bandara Internasional Minangkabau-Padang dan kawasan Pesantren Modern Terpadu (PMT) Prof. Dr. Hamka II di Jalan Bypass Km. 15, Kecamatan Kototangah, Kota Padang.
Dalam setiap kunjungan Presiden ke Padang, ada yang selalu terlihat mendampingi, yaitu seorang Andrinof A. Chaniago, sosok yang pernah dipercaya Jokowi menjabat Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas.

Kini Andrinof menjabat Komisaris Utama Bank BRI, bank BUMN dengan aset terbesar di Indonesia.
Pada akun Instagram @Jokowi yang telah disaksikan 1.5 jutaan orang lebih sejak diposting 25 Mei, terlihat video singkat suasana di Kereta Api Minangkabau Ekspres, Andrinof dan Presiden Jokowi didampingi Iriana, bercengkerama. Sangat akrab.

Persahabatan Hakiki

Sebenarnya banyak media yang telah menulis, soal kedekatan Andrinof dan seorang Jokowi. Sejak Jokowi wali kota Solo, persahabatan mereka sudah terjalin. Andrinof sering ke Solo, mengobrol, diskusi, dan membahas topik pembangunan kota bareng Jokowi.
Urusan lain, keduanya berpikir bagaimana membangun daerah, membangun Indonesia. Sampai akhirnya, Andrinof menjadi salah satu tokoh penting, yang ”ngajak” Jokowi membangun Jakarta, dan kemudian menang dalam pemilihan Gubernur DKI.

Pada diskusi buku yang ditulis Andrinof di Jakarta, Jokowi yang ketika itu baru menjabat gubernur DKI, dalam sambutannya menyebut, Andrinof salah seorang sahabat yang berjasa pada dirinya dan membawa ke Jakarta, hingga menjabat sebagai gubernur.

Kemudian, Andrinof pun menjadi salah seorang tim inti dalam mendukung Jokowi mendapatkan amanah rakyat sebagai Presiden RI.

Sebagaimana ditulis Israr Iskandar dalam orangkayabuku.com, Andrinof sejak awal melihat ada “titik temu” antara “mimpi-mimpinya” dengan gagasan-gagasan dan metode-metode Jokowi dalam membenahi wilayah dan pemerintah kota, karena Jokowi sendiri sudah membuktikan keberhasilannya di Solo.

Namun kemudian, kata Dosen Universitas Andalas ini, tanpa dibayangkan Andrinof sebelumnya, takdir sejarah justru “memaksa” Jokowi melangkah lebih jauh. Dalam tempo singkat, popularitas Jokowi melejit, sehingga banyak pihak mendorongnya maju untuk RI-1.

Awalnya Andrinof keberatan Jokowi diusung menjadi Capres, namun kemudian ia berubah pikiran, karena menurutnya tidak ada calon lain yang lebih meyakinkan. Selanjutnya, Andrinof pun terlibat intensif dalam tim pemenangan Jokowi-Jusuf Kalla hingga pasangan ini memenangkan Pilpres 2014 mengalahkan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Andrinof dengan Jokowi adalah persahabatan hakiki, yang dimulai dari ketulusan dan kebaikan hati, diperkaya oleh cita-cita besar untuk saling menguatkan dalam membangun bangsa.

Ketika Jokowi memberhentikan Andrinof dari jabatan menteri, tokoh asal Sumbar itu tak kecewa. Tak marah. Biasa-biasa saja. Ketika Jokowi menjabat tangan dan memeluknya, Andrinof justru merasakan, ia akan selalu bersama membantu Presiden membangun Indonesia, sebagai apa saja dirinya.
Kendati begitu sangat dekat secara emosional dengan Presiden, Andrinof selalu rendah hati, dan tidak berperilaku ”mentang-mentang” untuk kepentingan pribadi. Selalu, ia mengetengahkan kepentingan yang maslahat bagi orang banyak, demi sesuatu yang berdampak pada kehidupan sosial yang adil dan beradab, termasuk bagi ranah Minang.

Selain sebagai sahabat, keahlian Andrinof dibutuhkan Jokowi, setidaknya untuk diskusi soal kebijakan publik dan anggaran. ”Beliau adalah ahli kebijakan publik dan pakar anggaran,” begitu kata Jokowi menilai Andrinof, sebagaimana dikutip banyak media. Dia juga dikenal sebagai pemikir yang menjadi ”konseptor utama” gagasan-gagasan pembangunan sebagai materi penting kampanye Jokowi saat Pilpres 2014. Di mata Jokowi dan koleganya, Andrinof dinilai sebagai pemikir ”out of the box”.

Jejak intelektual Andrinof yang paling mengesankan di awal reformasi adalah terbitnya buku Gagalnya Pembangunan: Membaca Ulang Keruntuhan Orde Baru (LP3ES, 2001 & 2012). Saat pertama kali terbit, buku tersebut diapresiasi luas kalangan cendekiawan dan pengamat masalah Indonesia, baik di dalam maupun luar negeri.

Semangat Membangun dan Berbagi
Kalau Presiden ke ranah Minang, banyak orang yang sudah tahu, terutama para sahabatnya: Pasti ada Andrinof mendampingi. Apa harus begitu? Ketika ditanyakan, founder Cirus Surveyors Group ini hanya tersenyum, kemudian bercerita.

Menurut Andrinof, ketika hampir setahun menjabat Presiden, Jokowi belum sempat berkunjung ke Sumatera Barat. Kunjungan pertama terjadi pada Oktober 2015. Tepatnya ketika masa jabatan Jokowi satu tahun kurang dua minggu memimpin Indonesia. Sekitar dua bulan setelah Andrinof diberhentikan sebagai menteri oleh Jokowi.

Dalam catatan untuk kunjungan ke ranah Minang saat itu, Presiden akan didampingi tidak kurang lima orang menteri. Dari lima orang yang berstatus menteri tersebut, tidak termasuk Andrinof A Chaniago, karena sudah diberhentikan dari jabatan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas pada 12 Agustus 2015 bersama lima orang menteri lainnya.

Namun, walau sudah bukan menteri, Andrinof tetap harus ikut dalam rombongan kunjungan pertama Presiden ke Sumbar Oktober 2015 itu. Ini maunya Presiden. Bahkan, dalam perjalanan ke Sei Nyalo, Kawasan Mandeh, Pesisir Selatan yang memakan waktu tiga jam, Andrinof berada satu mobil dengan Presiden dan Ibu Negara. Sang ajudan Presiden yang secara protokoler biasanya selalu satu mobil dengan Presiden, terpaksa ikut di mobil lain. Presiden ingin semobil dengan Andrinof, untuk membicarakan banyak hal.
Menjelang sampai di Sei Nyalo, Andrinof mohon izin ke Presiden untuk tidak ikut rombongan balik, karena sudah berencana mau menindaklanjuti rencana aksi mewujudkan Kawasan Wisata Bahari Terpadu Mandeh yang dicanangkan Presiden pada hari itu. Presiden tidak memberikan jawaban iya atau tidak.

Akhirnya, saat acara usai dan Presiden beserta rombongan mau menaiki helikopter untuk meneruskan kunjungan ke Mentawai, Andrinof memisahkan diri dari rombongan. Tapi, selang beberapa menit dan rombongan sudah berada di tiga helikopter, seorang anggota Paspampres datang berlari menghampirinya sambil berkata, ”Pak Andrinof, Bapak diminta ikut oleh Pak Presiden.”

Akhirnya mau tidak mau Andrinof menunda rencananya berkumpul dengan tokoh masyarakat, unsur Pemkab Pessel dan para pegiat di Sei Nyalo yang sudah hadir.
Kawasan Wisata Mandeh adalah kawasan wisata yang diinisiasi Andrinof, lalu ia gerakkan bersama para pegiat dan unsur Pemkab Pessel.

Saat ini, Kawasan Wisata Mandeh sudah tampak hidup sebagai kawasan wisata. Ekonomi masyarakat bergerak.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimulyono, diperintahkan oleh Presiden menyelesaikan pembangunan jalan aspal sepanjang 43.3 kilometer di kawasan ini akhir tahun 2018. Setidaknya, khalayak bisa memahami, hal demikian, juga adalah efek positif hubungan baik Andrinof dengan Presiden, yang berdampak pada pembangunan daerah dan perekonomian masyarakat.

Kunjungan Presiden Jokowi pada 21 Mei 2018, adalah kunjungan beliau keempat sejak menjabat Presiden. Dalam empat kunjungan itu Andrinof tak pernah absen diajak mendampingi Presiden Jokowi. Hanya saja, di acara-acara seremonial ia tampak menjaga jarak dengan Presiden. ”Itu kan acara menteri terkait. Saya harus tahu posisi,” ujar Andrinof. Selepas acara seremonial, biasanya dia juga mengambil posisi di luar lingkaran para menteri.
Begitu pula ketika Presiden usai menekan tombol peresmian Kereta Bandara Minangkabau Ekspres di Stasiun Kereta Api BIM, Padangpariaman, Senin lalu. Saat Presiden menuju kereta, Andrinof mengambil posisi terpisah dari rombongan Presiden dan para menteri. Di atas kereta, ia pun mengambil tempat duduk di gerbong belakang. Namun, baru saja duduk, seorang petugas protokol Presiden datang tergesa-gesa menghampirinya.

”Pak Andrinof, Bapak diminta ke depan oleh Pak Presiden,” kata petugas protokol tadi. Ia pun bergegas menuju ke dekat bangku yang diduduki Presiden dan Ibu Negara. Tempat duduk di depan Presiden dan Ibu Negara ternyata memang sengaja dikosongkan untuk Andrinof. Di bangku sebelah kiri Presiden duduk Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno dan istri yang berhadap-hadapan dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Begitu duduk, Andrinof langsung terlihat berbincang akrab dengan Presiden dan Ibu Negara. Sesekali terlihat mereka tertawa kecil.

Foto Andrinof bertiga dengan Presiden dan Ibu Negara, banyak menghiasi media massa dan media sosial. Dua sahabat ini ngobrol antusias, dalam suasana kekerabatan, sesekali tertawa dan saling memperhatikan.

”Tak lama kemudian, Gubernur Irwan Prayitno ikut pindah ke samping saya, setelah diajak oleh Presiden,” kata pelopor kawasan wisata Mandeh ini sembari tersenyum.

Detik berikutnya, suasana pun kian cair. Kereta yang juga ditumpangi para ketua OSIS SLTA se-Sumatera Barat tersebut, bagai sebuah gerbong perjalanan wisata bersama Presiden, yang terasa asyik-asyik saja di dalamnya.

Ada yang berseloroh, melihat kedekatan dengan Presiden, sesungguhnya Andrinof bisa saja minta jabatan menteri lagi, atau, peluang jadi menteri masih terbuka lebar untuknya. Bahkan, seorang ulama terkemuka, pernah berkata pada Andrinof, ia selalu mendoakan agar kelak diangkat lagi jadi menteri. Sambil tertawa, Andrinof minta ulama tersebut ganti doanya, cukup doakan jadi Komisaris Utama BRI saja.

”Jadi Komut BRI jauh lebih baik dari jadi menteri. Jadi Komut BRI dibandiung menteri bedanya, kita tidak punya ajudan dan pengawal pribadi (walpri). Di luar itu, yang enaknya lebih banyak sebagai komisaris hahaha…,” seloroh Andrinof pula.

Semestinya, Andrinof sudah berada di Madrid, Spanyol, sejak awal tahun 2018 lalu sebagai Duta Besar RI untuk Spanyol. Tahun lalu ia sempat menyelesaikan Kursus Bahasa Spanyol level 1 sebagai persiapan menjadi Dubes. Namun selesai kursus RUPS BRI malah mengangkat Andrinof menjadi Komisaris Utama bank BUMN terbesar tersebut. Ia pun membatalkan rencana menjadi Dubes di Spanyol, negara Eropa yang paling diburu para turis, selain Perancis dan Swiss.

Bagi Sumatera Barat, kehadiran Andrinof dalam membangun kampung halamannya diapresiasi banyak kalangan. Tokoh yang rendah hati ini, mau berdiskusi dengan siapa saja, selalu menyempatkan diri ke Sumatera Barat.

Sebagai Komut BRI dan tokoh nasional, dengan pengetahuan dan pengalaman luas, ia sering memberi kuliah umum di kampus-kampus. Ia pun mendukung UMKM, entrepreneur muda, gerakan sosial, serta peduli pada pendidikan. Bahkan, dalam dunia pariwisata, ia adalah inspirator, selalu berpikir destinasi potensial yang baru yang bisa langsung digerakkan dan dimanfaatkan masyarakat.

Kedekatannya dengan Jokowi, secara tersirat, bisa dipahami, sebuah kedekatan persahabatn hakiki. Titik temu pergerakannya adalah: membangun bangsa, untuk maju bersama. (***yusrizal kw/kutip-padeks)