Arah Angin Ir Mulyadi dan Nasib Karir Politik Rezka Oktoberia di 2024

oleh -1,752 views
oleh
1,752 views
Mulyadi jadi Caleg DPR RI 2024, peluang Rezka gimana?, yuk simak ulasan tokoh, pengamat dan pemerhati Pemilu di Sumbar, hanya di tribunsumbar.com. (dok/han)

Payakumbuh — Kembali dipercaya menjadi pucuk pimpinan partai Demokrat Sumatera Barat, Ir.H.Mulyadi bakal kemana?

kembali maju pada pemilihan legislatif untuk wilayah Sumbar II atau kembali berkompetisi di pentas BA 1.

Tentunya sudah tidak diragukan lagi bagaimana sepak terjang pria kelahiran Bukit Apik, Guguak Panjang, Bukittinggi 13 Maret 1963 itu.

Pada pemilu 2019 lalu, 144. 954 suara dikantongi Mulyadi, yang membuat dirinya menjadi Caleg DPR RI dengan perolehan suara terbanyak di Sumatera Barat.

Mencalonkan diri menjadi Gubernur Sumbar, kursi DPR RI ditinggalkan oleh Mulyadi. Pengganti Antar Waktu (PAW) adalah Rezka Oktoberia, tepatnya sejak 7 Desember 2020 lalu.

Wanita pencetak sejarah sebagai Anggota DPR RI pertama dari Luak Limopuluah (Payakumbuh-Limapuluh Kota.red) Rezka Oktoberia lahir pada 6 Oktober 1980 di Payakumbuh.

Melirik arah angin pada Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Gubernur 2024 nanti, Mulyadi akan maju kembali menjadi Caleg di Sumbar II atau bertarung untuk kursi Gubernur Sumbar, dan akankah karir politik Rezka Oktoberia terancam?

Pengamat Politik Sumatera Barat Eka Vidya Putra memberikan pandangannya, saat di wawancara www.tribunsumbar.com, Eka Vidya menyampaikan dengan kembalinya Mulyadi ke track legislazif dengan terpikih aklamasi lagi menjadi pimpinan Partai Demokrat Sumbar, tidak ada yang istimewa.

“Dengan kembalinya Mulyadi tidak ada yang istimewa, secara formal dia memang harus berhenti dari Anggota DPR RI ketika mau Pilgub. Sekarang ia pengen maju lagi ke di legislatif adalah hal yang wajar,” jelas Eka Senin 27/6-2022..

Lebih lanjut Eka Vidya juga menyebutkan, mengingat pada Pemilu sebelumnya ia mendapatkan suara yang signifikan tinggi. Menurut Eka Vidya Mulyadi adalah lumbung suara Demokrat di Sumbar.

“Langkah Mulyadi bisa jadi akan mendapat dukungan dari DPP Partai Demokrat, karena harus diakui, Mulyadi merupakan lumbung suara bahkan magnet kuat bagi Partai Demokrat di Sumbar ini,” ujarnya.

Kemudian, terkait sosok PAW yang menggantikan Mulyadi di Senayan, Rezka Oktoberia. Eka Vidya menyebut Rezka Memiliki tantangan tersendiri untuk terpilih di Pemilu 2024.

“Akan menjadi tantangan Rezka Oktoberia untuk juga terpilih, tidak hanya mendapat limpahan seperti sekarang. Namun ini sangat positif bagi Partai Demokrat karena akan ada 2 orang yang berpacu mengumpulkan suara,” tutupnya.

Ketua Parodi Pusat Kajian Politik Sumatera Barat, Prof. Najmuddin juga memberikan pandangannya terkait dengan karir politik Rekza Oktoberia jika Mulyadi maju kembali pada Pileg 2024 nanti.

“Itu adalah hal yang biasa, artinya kompetisi dalam Pemilu bukan hanya antar partai politik tetapi kita juga akan terjadi fight antar internal partai. Namun semuanya tentu akan memiliki peluang yang sama nantinya,” jelas Prof. Najmuddin, Senin (27/06/2022).

Kemudian juga muncul pandangan dari Direktur Lembaga Kajian Studia Politika, Novi Budiman, menurutnya dengan terpilihnya Mulyadi kembali sebagai ketua DPD Demokrat Sumbar adalah sebuah isyarat untuk lebih menaikan lagi marwah Demokrat di Sumbar.

“Jika Mulyadi kembali mencalon untuk legislatif nanti, tentu dia sudah sangat hafal jalan menuju ke Senayan. Namun hal ini akan menjadi dampak negatif dari proses kaderisasi di dalam tubuh Demokrat sendiri,” ujarnya.

Menurut Novi Budiman, jika itu terjadi akan sangat disayangkan, karena menutup peluang tokoh-tokoh muda potensial partai Demokrat di Sumbar untuk berkompetisi.

“Menurut hemat saya, sebaiknya Mulyadi mempersiapkan diri untuk kontestasi Cagub saja, dan berkonsentrasi pada pencalonannya untuk kursi Gubernur Sumbar nantinya,” terangnya.

Terakhir, Novi Budiman juga memaparkan jika Mulyadi legowo memberikan kesempatan kepada kader muda seperti Rezka Oktoberia, itu akan menghilangkan stigma negatif bagi partai Demokrat.

“Jika legowo, ini akan memberikan dampak yang positif bagi Demokrat Sumbar. Rezka adalah salah satu kader muda yang potensial yang dimiliki partai Demokrat Sumbar terutama mewakili kaukus perempuan,” tutupnya.

Kemudian, Tokoh Pemberdayaan Nasional Samatera Barat, Masril Koto juga memaparkan tentang pendapatnya, seandainya Mulyadi maju kembali ke DPR RI, akankah karir politik Rezka Oktoberia terancam?

Menurut Masril Koto, jika kita bedah dan lihat ke masa lalu, sosok Mulyadi adalah sosok pemakai ilmu Politik Lobi, menurutnya hal itu bisa dilihat dari kinerja di Senayan dulu.

“Untuk di wilayah-wilayah tertentu, Mulyadi masih sangat populer. Sebenarnya Mulyadi memainkan politik lobi di pusat, sehingga akan lebih mudah membawa sesuatu yang di pusat ke Sumbar lewat Mulyadi, seperti hal-hal kecil yang dibutuhkan oleh masyarakat umumnya, contonya PNPM Mandiri, tiang-tiang listrik. Artinya respon Mulyadi kepada masyarakat sangat dirasakan,” jelasnya.

Mulyadi itu Branding-nya Demokrat

Lebih lanjut, Masril Koto juga memaparkan Mulyadi juga memiliki kelemahan dan itu dapat kita lihat pada pemilihan Gubernur kemaren, Mulyadi agak sedikit profesional dan lupa dengan kearifan lokal Sumbar.

“Ada istilah ‘angguak geleng mak kayo’ (mengangguk belum tentu iya, menggeleng belum tentu tidak.red) di Minang, istilah itu cukup menggambarkan masyarakat Minang dalam berpolitik, yaitunya susah untuk di tebak. Sikap terlalu profesional Mulyadi waktu itu yang menyerahkan kepada orang yang lebih berpendidikan mungkin, sehingga lupa dengan kearifan lokal,” ujarnya.

Kemudian Masril Koto juga berpandangan, kalau masyarakat Sumbar ini lebih lekat dengan Mulyadi Demokrat, bisa disebut kalau Mulyadi adalah brending Demokrat di Sumbar, walupun Mulyadi pindah kepartai lain, orang Sumbar masih beranggapan Mulyadi Demokrat.

Kemudian jika Mulyadi dan Rezka Oktoberia maju ke pertarungan politik 2024 nanti, menurut Masril Koto itu akan menjadi keuntungan secara nasional bagi Partai Demokrat sendiri.

“Ini PR bagi Mulyadi dan Rezka, bagaimana mereka memanfaatkan peluang ini. Rezka sebagai PAW harus lebih pandai-pandai lagi, bagaimana cara ia merangkul seluruh element, bagaimana ia membuktikan dan membuat yakin publik dengan apa yang telah dilakukannya sekarang di Senayan,”ujarnya.

Kemudian Rezka juga harus berpandai-pandai dengan media, jangan mengelompokan media-media, karena apapun yang dilakukannya jika dipublis di media secara umum, itu sangat berpengaruh kepada masyarakat. Seperti halnya yang di lakukan oleh Mulyadi, merangkul semua media.

Terakhir menutup, Masril Koto juga memasukan saran, menurutnya keduanya bisa sama-sama duduk di DPR RI nantinya, kalau mereka berkolaborasi dan pandai membagi daerah prioritasnya masing-masing, sehingga tercipta simbiosis mutualisme antara keduanya.

“Jika Mulyadi dan Rezka Oktoberia sama-sama maju ke DPR RI nantinya, itu tidak akan membuat salah satunya dirugikan, bahkan jika mereka bisa menempatkan posisi dan membagi wilayah prioritas masing-masing, tidak tertutup kemungkinan keduanya akan duduk di Senayan nantinya, sehingga berdampak kepada percepatan kemajuan Sumbar dalam segala hal, jangan saling ego,” tutupnya. (han)