Asli Chaidir ; Keberagaman di Lunang – Silaut Jadikan Energi Positif

oleh -1,043 views
oleh
1,043 views
Energu positif di Lunang Silaut menurut Anggota DPR RI Asli Chaidir karena keberagaman tapi tetap satu, Sabtu 13/10 (foto: isa)

Pesisir Selatan,—-Keberagaman yang ada di tengah-tengah masyarakat wajib dirawat agar menjadi energi positif di dalam membangun daerah.

Demikian disampaikan Anggota DPR RI Asli Chaidir waktu bersilaturahmi dengan komunitas masyarakat keturunan Jawa di Kota Mandiri Silaut 1, Nagari Lubuk Bonta, Kecamatan Silaut, Kabupaten Pesisir Selatan, Sabtu 13/10.

Kedatangan Asli Chaidir dan rombongan di daerah transmigrasi yang berbatasan dengan Muko-Muko Bengkulu itu disambut dengan pagelaran seni bernuansa Jawa, Reog Ponorogo Singa Wana Silaut 3, Ebeg Banyumasin Turangga Budaya Sungai Pulai dan kuda kepang.

Sekaligus dalam kunjungan Anggota Komisi VIII DPR itu, menyerahkan bantuan program kearifan lokal dari Kemensos RI untuk kelengkapan sarana dan prasarana paguyuban seni Reog Ponorogo Singa Wana Silaut 3.

Disampaikan Asli, yang maju lagi menjadi Caleg DPR RI Dapil Sumbar 1 dari PAN nomor urut 2, mudah-mudahan bantuan yang diberikan dapat dimanfaatkan untuk pelestarian budaya yang hidup di tengah-tengah masyarakat.

“Kearifan lokal yang ada pada masyarakat Lunang – Silaut perlu digelorakan terus agar tidak tercerabut dari akar budaya,” katanya.

Sementara itu tokoh masyarakat keturanan Jawa di Silaut, Kuswanto, sangat mengpresiasi kehadiran Anggota DPR Asli Chaidir di tengah-tengah mereka.

“Kami sudah menganggap Pak Asli itu bagian dari kami, karena dia peduli pada kami di Lunang – Silaut,” ujar Anggota DPRD Kabupaten Pesisir Selatan yang sudah dua periode menjabat.

Informasinya, ternyata bukan sebatas memberikan bantuan untuk pengembangan sosial dan budaya saja, alat berat pun pernah diturunkan Asli Chaidir untuk membantu membenahi infrastruktur di kawasan Lunang – Silaut.

Walinagari Sungai Pulai Pujiono yang hadir juga saat itu, menyampaikan beberapa permasalahan pembangunan kepada Asli Chaidir, di antaranya seringkali terjadi banjir di daerahnya, dan diharapkan ada normalisasi saluran drainase di sana.

Kemudian diharapkan ada program pemberdayaan petani dengan menciptakan kawasan terintegrasi perkebunan sawit dan peternakan sapi Bali khususnya. Dimana pelepah atau limbah perkebunan sawit diolah menjadi pakan ternak, sementara itu limbah (kotoran) sapi diolah menjadi pupuk.

“Yang dibutuhkan petani adalah mesin-mesin pengolahan limbah sawit dan kotoran sapi,” ujar Puji yang juga Wakil Ketua DPC Patri (Persatuan Anak Transmigrasi Indonesia) Kabupaten Pesisir Selatan itu.

Di daerah transmigrasi Lunang – Silaut, ada sekitar 26 ribu masyarakat keturunan Jawa. Sekarang mereka itu sudah lebur ke dalam masyarakat Pesisir Selatan.

“Jadi kami di sini sudah menyatu semua, Bhinneka Tunggal Ika, walau berbeda budaya tapi tetap satu. Walau pun Reog Ponorogo, tapi pemainnya ada juga yang dari suku Minang,”ujar Puji (rilis: mediacenter-ac)