Asosiasi Kopi Minang Gelar Iven Perdana

oleh -1,293 views
oleh
1,293 views
Adu skil penyeduh kopi pada V60 Manual Brewing Fun Battle digelar oleh Asosiasi Kopi Minang pada Minang Coffee Street, Minggu 18/8 (foto: dok/akm)

Padang,—Jalan ke GOR H Agus Salim dari Raden Saleh sejak 16 hingga 18 Agustus ditutup.

Pasalnya jalan depan Rajo Bengkoang atau Rantau Coffee itu disulap menjadi konter jualan kopi dengan aksesorisnya.

Minang Coffee Street nama ivent perdana dilaksanakan Asosiasi Kopi Minang Sumatera Barat, sejak dibuka telah mengundang antusias para penggila kopi di Sumbar.

Iven dikemas dengan berbagai kegiatan, seperti Pameran, Temu Bisnis, Dialog Kopi, Demo Alat serta V60 Manual Brewing Fun Battle (Lomba Seduh Kopi Minang Menggunakan Alat V60).

Peserta pameran diikuti oleh pelaku usaha dan pemilik kedai kopi sebanyak 25 orang yang tersebar di Sumatera Barat

Asosiasi Kopi Minang sendiri baru berdiri 26 Mei 2018 adalah berkumpulnya petani kopi Minang, prosesor, barista, pelaku usaha dan Coffee Shop dalam upaya memperkenalkan khazanah kopi Minang di kancah Nasional dan Internasional.

“Dengan diadakannya Minang Coffee Street diharapkan terjalin silaturrahmi, terbentuk ide dan gagasan, terbangun jejaring usaha serta edukasi kopi”, ujar Ketua Asosiasi Kopi Minang Sumatera Barat Attila Majidi,SP Datuk Sibungsu alumni IPB, praktisi pertanian sekaligus pemilik Arabica Coffee Pak Datuak asal Solok Selatan.

Dialog Kopi dilakukan dua sesi yaitu sesi 1 pada Jumat, 17 Agustus 2019 mengambil tema Prospek dan Strategi Kopi Minang Go Internasional.

Dialog ini menampilkan narasumber Budi Isman, CEO Microinvestindo, Prof Helmi, Guru Besar Unand, Ir. Fajarudin, Penasehat AKM serta Marmis Acid, penerima Kalpataru 2014 asal Pasaman Barat.

Di Dialog Kopi itu diperoleh kesimpulan bahwa petani Kopi di Sumatera Barat masih membutuhkan pendampingan dari perguruan tinggi serta Pemerintah. Perlu data lengkap penggiat kopi Minang.

Dialog Sesi 2 memakai tema Berani Menjadi Wirausahawan Kopi dengan narasumber Attila Majidi Datuk Sibungsu, Ketua Asosiasi Kopi Minang Sumatera Barat, Edra Novid, SAM’S Coffee, Alfadiansyah, Solok Radjo, Putu dan Aci dari Barista.

“Kesimpulan Dialog adalah ekspor Kopi Minang masih menjanjikan, di Amerika kopi Sumatera sangat digemari karena memiliki cita rasa yang khas. Total ekspor industri kopi sangat fantastis yaitu Rp 16,8 T per tahun. Selain itu pasar lokal masih besar dengan melihat penikmat kopi di Indonesia lebih tinggi (8 persen) dibandingkan dunia (6 persen),”ujar Attila.

Prof Helmi, Guru Besar Unand dan Ketua MBS EC berharap acara Minang Coffee Street digelar secara berkala supaya lebih memperkenalkan kopi Minang, menggunggah peran pengambil kebijakan serta edukasi kopi bagi masyarakat.

Sabtu-Minggu dilakukan V60 Manual Brewing Fun Battle yang diikuti oleh 27 Barista di Sumatera Barat.

“Pemenang pertama Sansan, juara kedua Anjie dan juara ketiga Mega,”ujar Attila. (rilis: akm)