Awas, Gempa Bengkulu Utara Mungkin Bisa Usik Megathrust Mentawai

oleh -993 views
oleh
993 views
Badrul Mustafa kagakan gempa Bengkulu Utara tadi bisa iya bisa tidak mrngusuik Megathrust Mentawai.
Badrul Mustafa kagakan gempa Bengkulu Utara tadi bisa iya bisa tidak mrngusuik Megathrust Mentawai.

Merdeka,—Gempa Bumi mengguncang Bengkulu Utara sekitar jam 10.00 WIB tadi, getarannya pun dirasakan keras di banyak daerah di Sumbar.

Tak pelak memori Gempa Sumbar 30 September 2009 kembali mencuat di kepala warga Padang, apakah ini awal memicu Megathrust Mengawai.

Menurut Pakar Gempa Bumi Unand Padang, Badrul Mustafa Kemal tipe gempa bumi Bengkulu Utara tadi beda dengan tipe Megathrust Mentawai.

“Tentang gempa tadi pagi itu, apakah berpengaruh terhadap Megathrust Mentawai, jawabannya bisa ya bisa tidak. Sebab ia berbeda, atau tidak sejalur dg Megathrus Mentawai,”ujar Badrul yang namanya mulai berkibar di bursa calon kepala daerah Padang lewat taglinr Serahkan Padang kepada Ahlinya, Minggu 13/8.

Tapi berita kerusakan akibat Gempa Bengkulu tadi itu dikabarkan ada tiga rumah rusak di Muko-Muko Bengkulu.

Menurut Badrul, dari mekanisme fokus gempa yg disampaikan oleh BMKG, gempa tersebut merupakan aktivitas sesar naik ( _thrust_ ), tapi bukan Megathrust Mentawai seperti biasanya.

“Cukup mengejutkan juga ada *sesar naik* di depan Bengkulu. Sesar naik di depan Bengkulu yg menimbulkan gempa dangkal sebetulnya bisa menimbulkan tsunami,”ujarnyw.

Tapi karena magnitudonya 6,4 maka tsunami tidak terjadi. Umumnya tsunami terjadi apabila kekuatannya 7 atau lebih.

Kalau gempa pkl 10.12 WIB tadi berkekuatan 7 atau lebih, bisa terjadi tsunami. Tapi tsunami yg terjadi kemungkinan tidak terlalu besar.

“Walaupun belum ada penelitian struktur dasar laut mulai dari Bengkulu sampai selat Mentawai, perkiraan saya sesar naik itu hanya bersifat lokal, berbeda dengan Megathrust Mentawai yang sangat panjang,”ujarnya.

Jika gempa besar terjadi di Megathrust Mentawai yang panjang, maka besar peluang terjadinya _rupture_batuan yang sangat panjang, yang mengguncang volume air laut yg besar, sehingga tsunaminya bisa besar.

“Besaran/intensitas tsunami ini tergantung kuat dan dangkalnya sumber gempa.
Penelitian yg pernah dilakukan, yakni pemetaan struktur batuan bawah laut pernah dilakukan di daerah Megathrus Mentawai sampai ke laut lepas Samudera Hindia thn 1990, 1991 dan 1992,”ujarnya.

Penelitian tersebut kata Badrul Mustafa Kemal merupakan kerjasama antara peneliti Perancis (CNRS dan beberapa Perguruan Tinggi di Perancis) dan Indonesia (BPPT, LIPI dan LEMIGAS).

“Saya ikut dalam penelitian yang bernama SUMENTA (Sumatera-Mentawai) sebagai peneliti dari Universitas Pierre et Marie CURIE, di mana disertasi doktor saya dihasilkan dari penelitian ini,”ujarnya.

Dikatakan Badrul, karena dasar laut bagian dalam pulau, maksudnya di Selat Mentawai belum dilakukan.

“Kiita belum bisa sepenuhnya memahami tektonik di sekitar Kepulauan Mentawai ini. Ternyata penelitian di Selat Mentawai ini sangat perlu dilakukan, mengingat cukup sering terjadi gempa dangkal yang berasal dari patahan (sesar) lokal di depan Padang, Painan dan Pariaman,”ujarnya.

Sekalipun pusag gempa jauh dsri Megathrust Mentawai atau titip sesar gempa lain di Sumbar

Menurut Badrul, walau berpusat di depan Bengkulu, tapi dirasakan di beberapa tempat di Sumbar. Di Padang dirasakan III MMI. Sebuah kemajuan bagi masyarakat Padang saat merasakan gempa umumnya tenang, tidak panik.

“Dulu dengan III MMI ini orang sudah berhamburan ke luar. Sekarang tidak. Mungkin masyarakat sudah mulai cukup mengerti dengan gempa ini, Tapi saya tidak tahu kalau IV MMI atau lebih besar lagi (V atau VI), apakah masyarakat masih tenang. Harapan saya mudah-mudahan tenag dan semoga tidak terjadi,”ujarnya.(erwandi)