"LGBT dalam fiqih Islam, pastikan itu haram dan tidak ada toleransinya," ujar pemerhati masalah sosial dan kemasyarakatan yang juga pakar ekonomi Unand, Prof Elfindri pada diskusi terbatas bertopik 'LGBT Mewabah di Sumbar, Menyasar Anak-anak Minang', Jumat 14/4 di sebuah cafe di jalan Kimangunsarkoro Padang.
Sementara akademisi yang konsen soal sejarah, sosial dan kemasyarakatan DR Emraldi Catra menyatakan bahwa LGBT adalah sebuah gerakan terdesain yang jelas.
"LGBT bagian dari politik demografi untuk menghambat laju pertumbuhan penduduk, dan secara bawah tanah diduga didanai dengan dana besar untuk gerakan LGBT ini," ujar Emraldi.
Kondisi LGBT termasuk Narkoba, di Sumbar kekinian, kata Emraldi cendrung semakin masive, bahkan sudah menjalar sampai hingga daerah pelosok di Sumbar.
Dan jangan terkejit kata Emraldi, kalau melihat anak laki laki Minang berjalan berangkulan, meremas tangan atau menyandar di dada saat nonton film di bioskop dengan kawan sejenisnya.
"Itu harus dihempang dalam bentuk gerakan yang tidak sekedar kampanye tapi jelas aksinya," ujar Prof Elfindri meninpali.
Tanpa itu, menurut Emraldi dari kondisi waspada LGBT, sebentar lagi Sumbar masuk kategori darurat LGBT.
"Karena sekali laki laki normal masuk kelingkungan itu, maka saya pastikan dia akan tenggelam selamanya di sana, karena para pelaku LGBT itu paham teori merekrut orang, bahkan bisa terjadi satu LGBT mencari tiga orang, pola perekrutan kayak ini mungkin sudah terjadi di Sumbar," ujar Emraldi.
Intinya, menurut Emraldi generasi pelaku seks menyimpang atau LGBT adalah korban dari virus prilaku itu sendiri yang kerupakan enggenering social.
"Mereka normal, prilaku menyimpang tidak karena turunan atau phisikologis, virus itu telah membuat yang normal itu sakit dengan berprilaku menyimpang itu," ujarnya.
Editor : Adrian Tuswandi, SH