Ayah NA Teruslah ke Syurga…

oleh -498 views
oleh
498 views
Innalillahi Wainnaillaji Rojiun... (dok)

Oleh ; Musfi Yendra

Penggiat Sosial. Kemasyarakatan Sumbar

BAPAK H. Nasrul Abit, biasa kami anak muda yang dekat dengannya memanggil Ayah. Ayah NA.

Saya mengenal Ayah NA sejak beliau menjadi Bupati di Pessel. Interaksi saya dengan beliau banyak seputar kegiatan sosial. Pertama sekali tahun 2012 pengurus HIPMI Peduli Sumbar menyerahkan bantuan korban banjir di Kambang.

Beliau sosok yang sangat care, responsif dan peduli. Karena saya seorang pegiat sosial di Dompet Dhuafa Singgalang, Ayah NA adalah pejabat yang paling sering saya minta tolong. Terutama saat beliau menjabat Wakil Gubernur Sumbar.

Ketika ada warga miskin yang kami tangani tidak bisa diselesaikan sendiri oleh lembaga. Terutama menyangkut pembiayaan. Saya akan hubungi beliau. Setiap saya mengadu beliau pasti akan respon dan tindak lanjuti.

“Ayah, ada anak penderita jantung bocor keluarga miskin dari Lubung Alung masuk ICU, kami sudah bantu dan dampingi sejak awal, tapi statusnya pasien umum, anak ini meninggal dan tagihan rumah sakitnya Rp. 95 juta, kami tidak sanggup menyelesaikannya Ayah,” isi SMS saya sekitar tahun 2015 ke beliau.

“Besar sekali ya Fi, tentu orang tuanya tidak ada uang sebanyak itu. Nanti Ayah telpon Dirut rumah sakitnya, kita cari solusi dan selesaikan,” balas SMS beliau.

Seminggu setelah itu orang tua anak yang meninggal ini menghubungi saya, mengabarkan bahwa tunggakan berobat anaknya sudah selesai. KTP sebagai jaminan sudah dikembalikan pihak rumah sakit.

“Pak Wagub Nasrul Abit yang bantu selesaikan, Pak,” kata orang tua anak itu.

Kasus orang miskin berobat paling banyak saya minta tolong beliau. Selain itu juga biaya pendidikan anak miskin.

Kami juga pernah mengadakan malam amal bersama beliau menghimpun donasi untuk warga Minang yang menjadi korban teroris di Papua.

Sebulan lalu komunikasi terakhir saya dengan almarhum. Sebelum beliau terpapar covid 19. Saja japri beliau.

“Ayah, kondisi covid daerah kita semakin tinggi, banyak warga Sumbar yang meninggal, penanganan pihak rumah sakit sudah berjuang sangat maksimal, tapi kebijakan kepala daerah sepertinya setengah-setengah. Saya rindu kepemimpinan yang responsif, tegas dan berani seperti Ayah pernah lakukan awal covid dulu,” kata saya.

“Fi, menjadi kepala daerah ini harus siap membuat kebijakan yang tidak populer, harus berani dan cepat orientasinya menyelamatkan nyawa masyarakat kita, jangan berpikir politik apalagi takut 2024 tidak dipilih lagi. Tapi Ayah yakin, semua kepala daerah kita baik gubernur, bupati/wako sedang berjuang menyelamatkan masyarakat,” jawab beliau.

Saya sempat pesan ke beliau. “Ayah jaga betul kesehatannya,” kata saya.

“Insyaa Allah Ayah sehat, Fi dan keluarga juga jaga kesehatan,” pesan beliau.

Semalam dini hari Ayah NA berpulang. Setelah berjuang melawan covid. Beliau meninggal di tengah wabah. Semoga Ayah berpulang dalam keadaan syahid.

Saya dan tentu saja banyak orang menjadi saksi Ayah NA orang yang sangat baik. Insyaa Allah husnul khotimah. Ayah teruslah ke syurga. Aamiiin. (analisa)