Ayo Bangun Minangkabau dengan Mindset Baru

oleh -546 views
oleh
546 views
Dirut PT Semen Padang Yosviandri (kanan) dan Komisaris PTSP Khairul Jasmi bicara semen dan Sumbar kedepan saat dialog dengan JPS, Rabu 19/2 di Padang (foto: dok/jps)

 

Padang,—Sumatera Barat harus maju, seirama dengan semakin majunya daerah sekitar. Untuk mempercepat hal itu, secara bersama-sama dan dengan kesadaran penuh, perubahan midset (pola pikir) harus dilakukan. Bacalah segala sesuatu itu dengan aura positif terlebih dahulu.

Demikkan benang merah dialog santai antara Jaringan Pemred Sumbar (JPS), di Elf Coffee, Rabu 19/2 di Padang.

JP terus menggali beragai pencerahan, mulai Gubernur Sumbar, Kapolda Sumbar, Bank Indonesia, BPS, Rabu sore  iliran Dirut PT Semen Padang Yosviandri bersama Komisaris PT Semen Padang Khairul Jasmi dan jajaran perusahaan berdiskusi tentang Semen Padang dan Sumbar ke depan.

Kopi darat (kopdar) JPS dengan Dirut dan Komisaris PT SP dipandu oleh Kepala Unit Humas & Kesekretariatan PTSP Nur Anita Rahmawati. Ia menekankan pertemuannya bertajuk silaturahmi tapi sarat pencerahan untuk memberikan masukan kepada JPS sebelum FGD Series di Jakarta, Kamis-Sabtu ini.

Sedangkan Pemred Harian Haluan Rakhmatul Akbar membuka dialog mengatakan JPS wadah cair yang ingin mengangkat kegelisahan Sumbar diberbagai sektor.

“Bertemu manajemen Semen Padang merupakan hal penting, karena siapa pun tahu selama ini PT Semen Padang termasuk tumpuan utama ekonomi Sumbar, dari diskusi di ranah, mulai Kamis siang kita mengelaborasi pemikirian tokoh dan profesional di rantau untuk ditabulasi sebagai rekomendasi kepada siapa saja calon kepala daerah Sumbar ke depan,”ujar Rakhamarul Akbar.

Dirut PT SP Yosviandri mengawali paparan dengan menyentil anggapan PT Semen Padang itu sokuguru ekonomi Sumbar.

“Kalau itu terus dikoarkan, justru membuat potensi yang lain Sumbar tidak tegarap padahal potensi itu banyak sebenarnya,”ujar Yosviandri yang cukup piawai berbaur dengan pers di Sumbar.

Bahkan, katanya, dalam setiap kata tulisan di medsos atau WAG mestinya jangan diputus dulu sebelum selesai, karena ketika sesuatu sudah viral, sementara substansinya datang belakangan, susah mengembalikan ke fakta sebenarnya.

“Saya yakin JPS mampu menjadi penyampai kabar yang proporsional dan profesional nan independen,”ujar Yosviandri.

Bahkan pro kontra Pertumbuhan Ekonomi Sumbar 7 persen bukan sesuatu yang sulit.

“Terpenting mau dan semua stakeholder satu visi, jangan belum apa-apa dibully, untuk menumbuhkan PE 7 persen mindset Minangkabau harus kita usahakan bersama untuk mengubahnya, jika tidak maka makin kedepan bisa saja Sumbar semakin tergilas oleh kemajuan zaman,”ujar Yosviandri.

Yosviandri menekankan begitu sudah keputusan maka itu harus dijalankan, berapa pun berat dibully atau dicerca media sosial.

“Kita harus paham dari segi geografis memang Sumbar kurang menguntungkan buat investasi, tapi hal itu tertolak oleh PT Semen Padang karena dijadikan tantangan, terbukti semen sebagai industri besar tetap survive dan beri keuntungan, karena mampu mengembangkan networking dan bisnis turunan selain produksi semen tok,”ujar Yosviandri.

Akademisi Unand Ilham Aldelano Azre menilai kekinian dengan market pasar di Sumbar hanya 10 persen dari total produksi, jadi holding Semen Indonesia adalah pilihan cerdas yang diambil manajemen PT Semen Padang.

“Bertahan dengan kemandirian seperti minta spi off manajemen, jika itu dilakukan maka PT Semen Padang mundur seperti di era tahun kebangkitan PT Semen Padang yakni 1958 lalu,” ujar Azre biasa dosen FISIP Unand disapa wartawan di Padang. Pasar akan diserbu, sedang Semen Padang sedang sendirian di tengah ladang perburuan. Jika sekarang, kata Azre, kompak bersama grup Semen Indonesia.

Sementara owner tribunsumbar.com Adrian Toaik mengatakan ephoria masa keemasan pasar semen di Sumbar sudah lewat, sehingga itu keinginan PTSP pisah dari holding Semen Indonesia sebaiknya disimpan saja.

“Pabrikan besar dunia dan regional justru mempergencar networking dan memperluas pasar, kalau Semen Padang spin off manajemen, apa nggak rugi nantinya, pasal lokal Sumbar sudah stag,”ujar Adrian.

Yosviandri menekan PT Semen Padang tetap memiliki koor bisnis mengikuti market global.

“Etentitas bisnis tetap kita pertahankan dengan tidak meninggalkan aura Semen Padang sebagai pabrik tertua di Asia Tenggara yakni 1910, tapi pasar modern tentu mengikuti trend yang digariskan PT Semen Indonesia,” ujarnya.

Bagi PT Semen Padang kesatuan visi dalam mengemban amanat tugas menjadi indikator produksi dan punya share market yang luas sangat dibutuhkan

“Kita siap dikritik untuk konstruktif dan kami percaya media di Sumbar bisa menyampaikan sesuatu itu dengan ‘tabayun’ dulu sebelum menshare ke ranah pembaca,”ujar Yosviandri.