Bakcang dan Lamang Baluo, Antara Naga dan Kerbau

oleh -546 views
oleh
546 views
Akultrasi budaya tionghoa dan minang sejak dulu kukuh terjalin, Festival Bakcang dan Lamang Baluo dibuka Mahyeldi Ansyarullah. (foto: isakurniawan)

FESTIVAL 10.000 bakcang dan 10.000 lamang baluo resmi dibuka Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah, Kamis 6/6 di area Jembatan Siti Nurbaya di kawasan Kota Tua Padang.

Festival kuliner khas Tionghoa dan Minang dilaksanakan selama dua hari hasil kerjasama Pemko Padang dan Kementerian Pariwisata RI.

Mahyeldi yang didampingi Wakil Walikota Hendri Septa mengatakan akulturasi budaya telah terjadi secara alamiah sejak lama dan telah menyatu kuat di tengah-tengah masyarakat Padang dari berbagai etnis.

“Pemko Padang siap memfasilitasi siapapun warga kota yang ingin berkontribusi untuk membangun kota, termasuk acara Festival Bakcang dan Lamang Baluo (ini),”ujar Mahyeldi dikutip dari akun facebook @isa kurniawan.

Kota Padang merupakan kota yang memiliki toleransi yang tinggi, dan ke depan keberagaman yang ada itu, menurut Mahyeldi yang baru dilantik untuk periode keduanya, akan terus dijaga dan dirawat bersama.

“Kalau dulu satu gapura saja ribut, sekarang silahkan dibangun dan urus izinnya,” pungkas Mahyeldi yang ditemani istrinya Harneli Bahar datang ke acara, dan berharap kawasan Kota Tua Padang bisa menjadi Hongkong-nya Kota Padang.

Peresmian acara ditandai dengan pelepasan burung merpati simbol perdamaian itu diiringi dengan penabuhan gendang oleh Raseno Arya, Mahyeldi, Hendri Septa, Forkopimda, dan tokoh-tokoh masyarakat Tionghoa Padang. Tidak ketinggalan atraksi Barongsai menambah meriah acara pembukaan itu.

Berbagai atraksi kesenian budaya Tionghoa dan Minang, serta festival kuliner di sepanjang Batang Arau, akan ditampilkan selama 2 hari ini, dari tanggal 6-7 Juni 2019, seperti gambang, gamad dan lainnya. Dari ornamen yang ada di lapangan terlihat kepala kerbau dan naga yang menghiasi tempat pembuatan bakcang dan lamang baluo. (Isa Kurniawan)