Padang — Kekhawatiran pemulihan ekonomi Sumatera Barat (Sumbar) sepanjang tahun mendatang dikarenakan resiko pandemi Covid-19, salah satunya terhambatnya pemulihan turisme.
“Untuk itu, Pemerintah Sumbar memerlukan sinergisitas yang konsisten dari rantau, agar ada rantai investasi untuk memacu laju pembangunan melalui investasi domestik,”ujar Mantan Ketua Kadin Asnawi di sela-sela pembukaan acara Munas Gebu Minang Ke-7, Rabu 25/5-2022) malam.
Asnawi Bahar di Gebu Minang adalah dewan pakar DPD dari lembaga menanungi tokoh minang di ranah dan rantau ini menyebutkan mewujudkan pemulihan ekonomi yang berdampak optimal bagi masyarakat, Pemprov Sumbar memerlukan sinergitas yang konsisten dari rantau agar ada rantai investasi utk memacu laju pembangunan melalui investasi domestik.
“Momen Munas ke-7 Gebu Minang yangg dihadiri 400-an lebih para perantau yang merupakan cerminan suksesnya orang rantau di seluruh dunia, Pemprov Sumbar harus dengan jeli memanfaatkan peluang ini,”ujarnya.
Asnawi minta OPD Pempriv Sumbar terkait mengerakan investaai di ranah minang ini jangan membiarkan Munas organisasi besar orang Minang itu berlalu sebagai sebuah seremonial untuk lepas kangen-kangenan saja.
“Kalau cuman Munas Eforia saja, maka semangat lahirnya Gebu minang ini tergerus oleh hiruk pikuk seremonial saja jadinya,” ujar Asnawi Bahar
Karena, pada saat diujung pandemi Covid-19, kata Asnawi Bahar, Ketua DPD Gebu Minang Sumbar, Fadly Amran yang juga walikota Padang Panjang beserta jajaran pengurus lainnya sukses menghimpun perantau untuk pulang kampung, hal ini pantas diapresiasi.
“Hal itu bukanlah pekerjaan ringan, sebagai anggota Dewan Pakar DPD Gebu Minang Sumbar dan pengurus Gebu Minang Pusat, saya berharap pada Munas Ke-7 ini lahir konsep nyata untuk menggerakan ekonomi Sumbar yang makin melambat,” harapnya.
Hal itu terbukti pertumbuhan ekonomi sumbar saat ini jauh di bawah pertumbuhan ekonomi nasional, karena saat pandemi Covid-19 memukul hampir semua sektor yang berimbas pada anjloknya ekonomi.
“Itu tak terkecuali di Sumatera Barat. Pada 2022, realisasi pertumbuhan ekonomi provinsi ini masih minus,” ujarnya. (rdi)