RIBUAN pelancong dari Banglades mengunjungi Kuala Lumpur dalam beberapa tahun belakangan ini, dari beberapa sumber informasi yang diterima langsung dari beberapa pelancong yang berada di Kuala Lumpur saat ini.AirAsia direct flights to India dan Bangladesh from Kuala Lumpur sangat mempengaruhi pariwisata Malaysia, dengan direct flying hours 4 - 5 jam dengan biaya one way ticket lebih kurang Rp. 4.000.000,- an.
Disamping itu AirAsia direct flight dari Padang-Kuala Lumpur- Padang dengan flying hour 1 jam dengan harga ticket more or less Rp.1.200.000 pulang pergi, ikut membanjiri hotel-hotel di Kuala Lumpur. Mereka memilih "have pleasure" di Kuala Lumpur dibandingkan ke destinasi di Pulau Jawa yang biaya ticket pesawatnya "double-cost" 3 - 4 jutaan pulang pergi walau harga akomodasi relatiif sama antara Indonesia dan Malaysia.Harapan pelaku usaha pariwisata Sumatera Barat dengan adanya Bandara International Minangkabau (BIM) akan dapat meningkatkan kunjungan pariwisata dari belahan dunia sana dengan memberdayakan kekuatan transportasi udara Indonesia seperti AirAsia di Malaysia.
Maskapai Garuda Indonesia dibawah BUMN memang hebat dalam menciptakan suatu alat transportasi udara termahal di Republik ini. Para pejabat di Republik ini cendrung memilih Garuda untuk berpergian menggunakan pesawat Garuda terutama dalam perjalan kedinasan, bahkan fullybooked untuk kelas eksekutif. Hal ini sangat menguntungkan Garuda.Memang banyak juga para pejabat mempergunakan maskapai penerbangan lain yang jauh lebih murah di luar Garuda, namun diduga mereka bukan dalam perjalanan dinas.
Semoga maskapai Garuda mampu memperbaiki pariwisata republik ini dan Sumatera Barat khususnya. (analisa)Oleh: Sam SalamKoordinator WKU Bidang Pariwisata, Investasi, Infra-Struktur, dan Hub. Luar Negeri.
Editor : Adrian Tuswandi, SH