Bank Nagari Kisruh, Marlis : Jangan Anggap Sepele

oleh -1,279 views
oleh
1,279 views
Ketua DPD Hanura Sumbar Marlis tak menanggapi surat DPP mengganti dirinya, karena OSO Senin pagi sudah dicopot sebagai Ketua Umum DPP Hanura.(foto: facebook)

*Cukup Sampai Mosi Tidak Percaya Aja*

Marlis, Anggota Komisi III DPRD Sumbar ingatkan gubernur Irwan Prayitno untuk tak anggap sepele mosi tak percaya di Bank Magari, Kamis 15/6. (foto: facebook)

Padang,—Kisruh Bank Nagari terus jadi gunjingan berbagai kalangan diskusi di banyak whatshap group, adanya mosi tak percaya pejabat pimpinan teknis semakin meruyak kondisi internal bank kebanggaan orang minang ini.

“Jangan dinilai sepele, apalagi dengan enteng menganggap masalah di Bank Nagari ‘cabiak cabiak bulu ayam’ kondisi phyicologis di bank itu sudah akut dan harus dicarikan solusi terbaik dan cerdas,”ujar Anggota Komisi III DPRD Sumbar Marlis, Kamis15/6 di gedung dewan jalan Khatib Sulaiman Padang.

Menurut Marlis persoalan anjlok laba,, Komisi III sesuai tugas pokok dan fungsi selaku mitra dari Bank Nagari jauh hari sudah mendeteksi.

“Saya pada Rapat Kerja terakhir degan direksi dan komisaris sudah mewarning soal merosotnya laba bank, kalau dalam tiga bulan tidak ada perbaikan rasio laba, sudah layak anda-anda semua mengundurkan diri, itu saya sampaikan di Rapat Kerja terakhir di Bukittinggi,”ujar Politisi Partai Hanura ini.

Marlis mendesak Gubernur Sumbar Irwan Prayitno untuk menggelar RUPS-LB, intinya untuk menyelamatkan Bank Nagari sebagai institusi keuangan marwah Sumbar.

“Pada RUPS-LB  gubernur serta siapa saja pemegang saham di Bank Nagari harus mencampakan kepentingan pribadi atau kelompok, tapi selamatkan bank sebegai sebuah instirusi yang lahir dari tanah Sumbar ini,”ujar Marlis.

Pergantian direksi harus dilakukan karena kalau mosi tidak percaya dilayangkan oleh pejabat pimpinan teknis seperti Kepala Cabang maupun Kepaka Divisi lalu dianggap sepele ini justru bisa membuat off beroperasinya Bank Nagarin.

“Kalau selevel jabatan itu mogok beberapa jam saja, saya tidak bisa bayangkan bagaimana croditnya trasnsaksi keuangan yang hitungannya menit ke menit di bank itu,”ujar Marlis.

Dan ingat kata Marlis soal mosi tak percaya dari pejabat pimpinan teknis sebuah perbankan bukan hal baru di dunia perbankan Indonesia.

“Jauh sebelum Bank Nagari, Bank Sumut dan Bank Riau sudah pernah melakukannya, tapi cepat diantisipasi oleh gubernurnya dengan menggelar RUPS-LB dan mencopot direktur utama dan direksi dua bank itu,”ujarnya.

Dan Komisaris Bank Nagari kata Marlis juga layak diganti karena polemik sampai kisruh hingga berujung mosi tak percaya, bukti komisaris tidak menjalankan fungsinya.

“Kondisi Bank Nagari sekarang ini tidak bisa lepas dari tanggungjawab komisaris, kalau komisaris menjalankan fungsi sebagai pengawas di Bank Nagari saya yakin kisruh tidak meruyak seperti sekarang ini,”ujar Marlis.

Sementara Prof Fasbir mengatakan sah saja RUPS-LB digelar dan mengganti pejabat utama sebuah peruaahaan.

“RUPS LB bukan aib bagi sebuah perusahaan tapi menujukan bahwa pemegang sahan mengharagai profesional, bagi seorang profesional kalau kondisi bank tidak baik sejak dipimpinnya ya harus siap dicopot atau bahasa halusnya diganti,”ujar Fasbir. (wandi/dedi)