Banyak Tantangan Ke Eropah, Nan Jombang : Pak Gubernur Lihatlah Kami Lagi Berbakti Walau Belum Berarti

oleh -707 views
oleh
707 views
Meski alami banyak hadangan Nan Jombang makin bergelora tampilkan seni minang di Eropah, terlihat seniman tradisi tengah latihan persiapan tour ke Eropah. (foto: dok)
Meski alami banyak hadangan Nan Jombang makin bergelora tampilkan seni minang di Eropah, terlihat seniman tradisi tengah latihan persiapan tour ke Eropah. (foto: dok)

Padang,— Sanggar Nan Jombang terus mengkordinir persiapan Tim Eropalia, untuk menampilan Silek, Salawat Badar dan Berdendang ke berbagai negara Eropah.

Tapi perisiapan tidak mulus banyak tantangan supaya kerja Nan Jombang ini patah semangat untuk berangkat.

Menurut Ery Mefri sejak pertemuan awal semua tim Eropalia 7 sampai 9 Juni 2017 di Jakarta, sudah tercium hal-hal yang berbau diskriminasi untuk peserta dari daerah.

“Kami di Nan Jombang sudah sangat merasakan hal itu,” kata Ery Kamis 27/10 di Padang

Diskriminasi itu, mulai dengan tidak digubrisnya masalah jadwal keberangkatan dan kepulangan tim. “Ada beberapa catatan saya soal itu,” katanya.

Ia mencatat, tidak diberi waktu pada peserta dari daerah untuk penyesuaian pada pentas dan letting yang diperlukan sebelum pertunjukan.

Kemudian, nanti selesai pertunjukan malamnya,  besok pagi harus kembali ke Tanah Air tanpa ada waktu untuk berkemas.

“Kami tidak bisa pulang sama-sama, tapi berpencarnya. Ini bukan hanya menyulitkan, tapi bisa menibulkan masalah keimigrasian,” katanya.

Apalagi, yang ia bawa seniman tradisi belum pernah ke luar negeri. “Oleh panitia di Jakarta, Kami dikucilkan dari publikasi, seolah kami tidak ada,” kata dia pula.

Ini terbukti, pada 10 sampai 14 Juli Indonesia kedatangan tim Belgian Press Trip utk meliput tim Indonesia yang akan berangkat ke Eropalia.

“Jurnalis itu dibawa ke Solo dan Yogya sedang kita tidak diberi tahu,” ujarnya.

Tak hanya dikucilkan dari publikasi, tapi jam mentas anak-anak Padang dipotong dari dua menjadi satu jam.

“Ini kuratornya dikomandoi Sal Margianto, ini bagaikan diseting agar penampilan dari Sumatera Barat sengaja dibuat tidak lengkap oleh tim Eropalia bersama Kurator-kuratornya, dengan demikian kami ditenggelamkan,”ujarnya.

Yang lebih perih lagi kata Ery di laman facebook Eropalia Indonesia tak terlihat ada berita dan ulasan tentang pertunjukan Sumatera Barat.

“Sampai detik ini kita sangat buta dengan informasi dan komunikasi untuk segala kebutuhan dalam pertunjukan di Eropalia itu, seolah persaingan bisnis, padahal tidak” katanya yang diamini penari Angga Mefri.

Ery Mefri jengkel, para kurator di Pulau Jawa seolah-olah takut tersaingi dan menghalang-halangi publikasi. “Memangnya ada dewa yang akan pindah ke Padang, gara-gara kami terpublikasi?,” rutuk Ery.

Meski begitu, Ery Meferi menyatakan kondisi ini justru membarakan semangat dan tekad para seniman dikordinir Nan Jombang untuk tampilkan Minang di Eropah.

“Uhh patah arang tidaklah, kamj tetap kukuh melangkah menuju Brussel dan Austria dalam Eropalia Desember 2017 mendatang. tak hanya itu tapi juga trip ke beberapa negara pada tahun berikutnya. Ini guna menambah panjang daftar perjalanan ” Rantau Berbisik ” ini,”ujarnya.

Seniman tradisi dan Nan Jombang berharap ada kepala daerah di Sumbar yang datang melihat penampilan mereka di Eropalia 9 sampai 11 Desember nanti di Belgia dan Austria.

“Sebagai negeri yang memiliki keberagaman seni dan budaya maka sedikit potensi dan kualitas yang kita punya sudah waktunya untukk diperhatikan agar berani memperlihatkan diri ketika peluang untuk itu seolah selalu ditutupi,”ujarnya

Mefri menyebut perantau Minang di Eropa sudah banyak yang mengontaknya dan akan hadir dalam acara tersebut.

“Kepada Bapak Gubernur beserta Bapak Bupati dan Walikota di Sumatera Barat.S ebagai putra daerah dan anak bangsa, lihat dan kunjungilah kami yg sedang berbakti walau mungkin belum begitu dianggap berarti. (* rilis)