Belanda, Padang dan Banjir

oleh -1,210 views
oleh
1,210 views

*Penjajah Belanda Hebat Tangani Banjir*

Anggota Polri bahu membahu bantu warga terjebak banjir Padang, Rabu 31/5

Oleh :                                                                            ISA KURNIAWAN
Koordinator KAPAS
(Komunitas Pemerhati Sumbar

CURAH hujan yang cukup tinggi dari pukul satu malam yang diiringi dengan badai telah membuat banjir di beberapa kawasan di Kota Padang. Akibatnya, Padang lumpuh.

Belakangan Kota Padang sangat rentan dengan banjir. Hujan 3 atau 4 jam saja dengan intensitas sedang, kadang telah membuat genangan air di sana-sini

Sebagai ibukota provinsi, persoalan banjir Kota Padang ini harus mendapatkan perhatian serius dari pemerintah, agar secepatnya dicarikan solusi supaya tidak tiap sebentar banjir melanda.

Harus ada upaya yang strategis dan komprehensif dari pemerintah melihat permasalahan banjir Kota Padang ini. Jangan sampai masyarakat banyak terus menjadi korban, dan lama kelamaan apatis dengan sikap pemerintah.

Saya melihat zaman penjajahan Belanda lebih hebat dari kita sekarang soal penanggulangan banjir Kota Padang. Salah satunya yang monumental adalah membangun Banjir Kanal (Banda Bakali), mulai dari Ujuang Tanah (Lubuk Begalung) sampai ke Muaro Lasak (Padang Barat).

Kemudian membangun bandar-bandar yang membelah Kota Padang yang airnya mengalir ke Banda Bakali tersebut. Sebutlah Banda Puruih, Banda Dama, Banda Olo, Banda Gereja dan seterusnya ke Batang Arau. Begitu juga dengan bandar yang terdapat di kawasan Jati sekarang.

Kesemuanya dibangun secara sempurna untuk menghindari tenggelamnya pusat Kota Padang (saat itu), yakni kawasan Muaro Padang dan Pasar Raya Padang dengan memecah air dari hulu melalui Banda Bakali.

Kemudian, tahun 90-an datanglah Sabri Zakaria (Kakanwil PU Sumbar, saat itu) membangun pengendalian banjir Kota Padang, melalui normalisasi Batang Arau, Banda Bakali dan Batang Kuranji. Hal ini sangat dirasakan sekali manfaatnya untuk Kota Padang sampai sekarang.

Bagaimana saat ini?

Upaya seperti Belanda dan Sabri Zakaria itu sekarang yang tidak tampak. Penanggulangan banjir yang dilakukan baru sebatas ecek-ecek. Membersihkan got, bandar dan lain sebagainya. Tidak ada lompatan berpikir yang jauh ke depan. Melihat solusinya secara komprehensif, integral, dan visioner.

Coba perhatikan pengembangan pembangunan Kota Padang sekarang. Apakah ada dibangun bandar-bandar (besar) yang membelah kota, kemudian airnya mengalir ke sungai-sungai, seperti halnya Belanda membangun dulunya?

Kalau hal ini tidak diantisipasi dari sekarang oleh Pemko Padang, persoalan banjir ini akan selalu menghantui masyarakat Kota Padang.(analisa)