Catatan: Yurnaldi Paduka Raja
Wartawan Utama dan Wartawan Foto
RABU Petang hingga bagda Isya kemarin menjadi momentum langka bagi siapa saja yang menegadah ke langit. Gerhana Bulan Total atau Super Blood Moon. Bahkan bagi pemburu moment lewat kamera DSLR-nya rela berburu jauh unuk mengabadikan fenomena langit langka itu.
Berikut torehan tulisan dari pemilik akun Facebook Yurnaldi Paduka Raja, dikutip habis media ini…
Allah SWT menunjukan kebesarannya dan saya, Alhamdulillah, merasa beruntung bisa mengabadikan peristiwa langka ini dalam bingkai foto.
Semula saya pesimis, karena saya lihat langit gelap dan awan relatif tebal. Kalau pun bulan muncul, saya yakin hasil foto saya kurang bagus.
Alhamdulillah, ketika saya bergerak ba’da magrib ke Masjid Raya Sumatera Barat, sekita 7 km dari rumah, saya berzikir agar Allah SWT berikan saya kesempatan untuk memotret ciptaan-Nya.
Menjelang salat isya, langit mulai cerah menyusul penampakan bulan yang belum utuh dan masih samar samar karena kabut atau awan. Tak lama berselang dengan kamera Nikon D 5100 yang sudah siaga di posisi yang menurut saya pas, kecerahan muncul. Meski tak punya lensa tele yang mahal, namun dengan lenza zoom 55-300 mm yakin saja akan dapat memotret dengan baik.
Ini berdasarkan pengalaman saya tahun 2016 berburu Gerhana Matahari Total ke Sikakap, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, sekira 120 mil dari daratan Kota Padang. Foto GMT berhasil menjadi salah satu pemenang lomba foto GMT yang digelar PLN – Media Indonesia. Dan tulisan feature yang saya bikin menjadi yang terbaik dari ratusan tulisan wartawan peserta lomba. Alhamdulillah.
Ada atau tak ada lomba foto Gerhana Bulan Merah Super ini, bisa mengabadikan peristiwa langka ini, tentu tak bisa dinilai dengan uang. Seorang jurnalis akan terus berkarya dan karya foto ini tentu akan jadi catatan sejarah saya.
Oya, foto pertama saya potret pukul 19.59 WIB, kedua 20.28 WIB, ketiga 20.38 WIB, dan keempat pukul 20.20 WIB. (analisa)
