BEREBUT WAKIL JOKOWI

oleh -813 views
oleh
813 views

Oleh : ISA KURNIAWAN
Koordinator Kapas (Komunitas Pemerhati Sumbar)

MELALUI hak prerogatif Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri akhirnya saat Rakernas III di Bali, Jumat (23/2) Joko Widodo (Jokowi) resmi diusung PDIP menjadi calon presiden (capres) untuk Pilpres 2019 mendatang.

Sebenarnya beberapa partai politik (Parpol) sudah lebih dulu menyatakan mengusung kembali Jokowi sebagai Capres, di antaranya Partai Golkar, NasDem, Hanura, PKB dan PPP.
Yang menjadi pertanyaan publik sekarang, siapa yang akan menjadi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Jokowi?

Dari kalangan parpol sudah beredar nama-nama seperti Puan Maharani, Airlangga Hartarto, Surya Paloh, Romahurmuzy, OSO (Oesman Sapta Odang), Wiranto, Cak Imin (Muhaimin Iskandar) dan AHY (Agus Harimurti Yudhoyono).

PKS mengintai taruh, di satu sisi ada hasrat dari beberapa elitnya ingin sebagai pendamping Jokowi, tapi masih malu-malu, di sisi lain masih lantang sebagai oposisi. Sementara PAN dan Partai Gerindra masing-masing pede mengusung Zulkifli Hasan dan Prabowo Subianto sebagai Capres.

Dari kalangan TNI / Polri, baik yang aktif maupun purnawirawan, beredar nama Kapolri Jenderal Tito Karnavian, serta mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko. Dan dari profesional melejit nama Sri Mulyani dan Basuki Hadimuljono.

****

Posisi Jokowi sekarang keadaannya kurang lebih sama seperti saat Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) maju lagi pada periode keduanya di Pilpres 2009. Secara elektabilitas —-berdasarkan rilis beberapa lembaga survei—- tidak ada hambatnya. Siapa pun lawannya peluang menang itu sangat besar.

Jadi siapa pun yang akan menjadi Cawapres Jokowi pertimbangannya adalah keberlanjutan program yang telah ada dan kemudian ; bagaimana mencabut rambut dalam tepung. Rambut dapat tepung tidak terserak.

Maksudnya, kalau Jokowi memilih Cawapres dari salah satu Parpol pengusung tentunya akan memicu kecemburuan dari yang lain. Dan lagi untuk mencari satu nama dari unsur Parpol itu diyakini cukup rumit.

Di Pilpres 2009 itu SBY memilih Boediono yang berlatar belakang profesional mendampinginya. Boediono adalah mantan Gubernur BI. Penerawangan saya, mencermati alasan di atas, kemungkinan besar Jokowi akan memilih Cawapresnya dari kalangan profesional. Ada dua nama tadi, Sri Mulyani dan Basuki Hadimuljono.

Mengingat misi Jokowi untuk melanjutkan /menuntaskan pembangunan infrastruktur dari Sabang sampai Merauke, baik darat maupun laut, maka Menteri PUPR Basuki Hadimuljono adalah pilihan yang mungkin.

Sebagai “jenderal” lapangan dalam pembangunan infrastruktur pada periode pertama kepemimpinan Jokowi sekarang ini, Basuki Hadimuljono terbilang sukses. Walau pun ada beberapa kejadian bencana di dalam pembangunan infrastruktur itu, tapi sepertinya Jokowi percaya penuh kepada Basuki.

Saat Jokowi mengumumkan bahwa dirinya diusung oleh PDIP sebagai Capres, terlihat ada dua orang yang mendampingi, satu Pramono Anung dan satunya lagi Basuki Hadimuljono. Apakah ini tanda-tanda? Wallahuallam.(analisa)