Oleh : Ilhamsyah Mirman (Ranah Rantau circle/RRc-Sub koordinator Kemitraan TP2 Dewi Sumbar)KEHEBOHAN selama dua hari penuh (5-6 Juli 2022) menjelajahi sepertiga Sumatera Barat memberi semangat maju menggelora. Tak kurang 6 (enam) kabupaten/kota Pariaman, Tanah Datar, Bukittinggi, Sijunjung dan Kota Padang disinggahi dalam kunjungan kerja Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno kali ini.
Visitasi ADWI 2022Agenda utama jajaran lengkap mas Menteri adalah visitasi desa wisata yang masuk kategori 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022. Program kolaborasi pusat-daerah yang mampu mengguncang ranah Minang.
Suntikan kreativitas dan sugesti bangkit menjadi manusia unggul dengan membangun kolaborasi memanfaatkan teknologi digital menjadi tema acara bertajuk Kabupaten/Kota 'KaTa' sebagai aktivitas pendamping. Memotivasi para pelaku UMKM.Apa, siapa dan bagaimana jalannya penyambutan ketiga Desa Wisata (Dewi) sungguh menarik untuk dianalisis. Green Talao Park (GTP) Ulakan, Padangpariaman, desa terindah Pariangan di kabupaten Tanah Datar serta taman Geopark Nasional nagari Silokek di kabupaten Sijunjung.
Paling tidak suasana di empat kategori memperlihatkan variasi gradasi perspektif yang berbeda. Kreativitas seniman dan pembawa acara, bentang alam dan suasana penyambutan, serta aspek partisipasi masyarakat maupun dukungan para pengambil kebijakan.[caption id="attachment_55079" align="alignnone" width="1040"] Sandiaga Uno. (dok)[/caption]
PresentasiKita mulai dari pembawa acara di tiga Dewi Sumbar. Sebagai tukang hidang, maka figur, style pengantar dan materi hantaran bisa menjadi suguhan pembuka yang membuat hadirin dan dewan juri tertarik makan batambuah.
Walinagari Ade Idris tampil diawal dilanjutkan Ady Kurniawan (pegiat pariwisata/milenial) mempresentasikan potensi GTP. Irwan Dt Malin Basa (dosen/akademisi) mempresentasikan nagari Pariangan setelah didahului pengantar oleh Walinagari Edison. Sedangkan di Silokek, justru Walinagari Mardison didampingi Ketua Pokdarwis Rubis Prisusanto yang tampil mempresentasikan keunggulan daerahnya.Membandingkan ketiganya, secara materi relatif sama menarik dengan mengedepankan ciri khas masing-masing sesuai aspek penilaian juri ADWI.Meski untuk Dr. Irwan cenderung memperlihatkan prestasi ke'aku'annya. Sementara Ady dan Walinagari Silokek sebagai warga 'asli', amat menguasai materi dan tampak fokus menjiwai apa yang menjadi jualannya.Namun untuk penampilan, intonasi dan mimik sepertinya milik Ady sang milenial. Penguasaan dan keterlibatan intens di hampir semua tahapan GTP membuat tampil lepas dan sangat percaya diri. Padahal dari segi jumlah orang dan suasana kehirukan, agak crowded.
Keunggulan masing-masing DewiSelanjutnya, bak desain sutradara level piala Oscar. Setingan waktu, bentang alam dan suasana lingkungan serta prosesi penyambutan Mas Menteri di ketiga duta kita ini sangat bervariasi. Saling mengisi.
Panas berdantang ditingkahi ombak laut GTP. Pagi ceria beraroma sejuk lutut gunung Merapi Pariangan. Satunya lagi, cuaca temperamen panas hujan perbukitan batu Silokek. Ketiga latar ini membuat jalannya acara jadi menarik untuk di pelototi.Meski tari galombang nuansanya mirip, namun musik pengiring dan kalangan pelaku seni yang terlibat menyambut tamu memiliki perbedaan. Keseruan melihat para seniman unjuk kebolehan patut diacungi jempol.
Meski apresiasi khusus pada Silokek dengan kreativitas seniman dimulut goa basurek, kekompakan bocah tari dulang ameh dan penampilan Mak Solok, sang maestro talempong kayu.[caption id="attachment_55080" align="alignnone" width="1040"] Sandiaga Uno (dok)[/caption]
