"Kita sebagai pengelola hotel memang tidak bisa memaksa para tamu asal Sumbar itu untuk menginap, tetapi kita hanya menegaskan bahwa Hotel Balairung dibangun adalah untuk melayani para tamu, terutama ASN dan DPRD yang sedang ada kegiatan di Jakarta." paparnya.Kolaborasi yang sedang dibangun oleh Hotel Balairung dengan Kantor Penghubung Propinsi Jambi, menurut Buchari Bachter bisa menginspirasi pimpinan OPD dan DPRD di Sumbar untuk melakukan hal yang sama terhadap Hotel Balairung, setidaknya menaikkan jumlah ASN dan DPRD yang menginap di Hotel Balairung mulai tahun 2023 dan kedepannya.
"Saya berharap pada 2023 ini kolaborasi Hotel Balairung dengan semua stake holdernya ss Sumbar bisa mengangkat performance tingkat hunian dan pendapatan hotel lebih baik lagi dari tahun sebelumnya," ujar Buchari.Manajemen Hotel Balairung komit terus memperbaiki fasilitas dan pelayanan hotel, sehingga harapan menjadikan Hotel Balairung sebagai hotel berentitas urang awak benar benar akan terwujud.
Selama dua tahun terakhir, Hotel Balairung terus mengalami peningkatan pendapatan dari penjualan kamar dan makan minum, meski diakui pencapaian tingkat hunian belum sebesar hotel berbintang lain di Jakarta."Total pendapatan Hotel pada tahun 2021 sebesar Rp11,4 miliar lebih. Realisasi pendapatan ini berasal dari penjualan kamar Rp6,2 miliar lebih, penjualan makanan dan minuman Rp4,8 miliar lebih dan pendapatan dari operasional departemen lainnya sebesar Rp304 juta,"terang Buchari Bachter.
Tetapi pada 2022 realisasi pendapatan Hotel Balairung secara keseluruhan mengalami peningkatan signifikan menjadi Rp14,1 miliar dengan kontribusi terbesar dari sektor F&B yakni Rp6,98 miliar lebih. Sementara pendapatan dari penjualan kamar menurun menjadi Rp6,1 miliar lebih. Namun pendapatan dari operasional departemen lainnya mengalami peningkatan sangat tinggi menjadi Rp991 miliar lebih (unaudited).Buchari berharap, pihaknya akan berupaya memperbesar realisasi pendapatan hotel melalui kerjasama dengan pihak ketiga diluar hotel, seperti sudah dilakukan dengan Kantor Penghubung Pemprop Jambi tadi.
Dan, dia juga berharap para stake holder juga bisa melihat permasalahan yang dihadapi manajemen hotel dari sisi tanggungjawab masing masing.Sebab, apapun juga, Hotel Balairung kata AI bukanlah hotel biasa yang produknya bisa dijual dengan cara-cara biasa hotel setara di Jakarta.
"Sebab di dalam roh Hotel Balairung terdapat nilai nilai agama dan budaya Minangkabau yang tetap harus dipertahankan sepanjang masa, suatu problema sosial keagamaan dan budaya yang sebenarnya sangat sulit dipertahankan dalam persaingan hotel etnik seperti Balairung,"ujar Buchari Bachter.Namun, sebagai penjaga gawang nilai nilai itu, manajemen Hotel yang pada umumnya berisi kalangan muda masih sempat menorehkan prestasi gemilang pada 2022 lalu dengan meraih penghargaan sebagai Hotel Etnik terbaik di Indonesia yang penyerahan penghargaannya dilakukan sendiri oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno kepada Dirut PT Balairung Citrajaya Buchari Bachter.Keberadaan Sandiaga Uno di Hotel Balairung juga tidak bisa ditepikan begitu saja. Pada saat musim Covid-19 lalu, pada saat hotel bintang ambruk karena ketiadaan tamu, Hotel Balairung masih mampu bertahan dengan menerima jatah pemerintah melayani hunian bagi para pasien Covid-19."Efek positifnyax hotel lain istirahatkan karyawannya dampak pandemi, Hotel Balairung di Matraman ini ternyata, tidak satu pun pegawai berlandscape bergonjong Minangkabau ini diberhentikan dari pekerjaannya," ujar Ai.
Menurut Ai ketika hotel dikelolanya itu selalu divonis terus rugi akibat kesalahan investasi lama, Ketua KADIN Sumbar ini merasa tidak adil juga anak anak muda kreatif menerima hukumannya. Sebab bukan mereka yang bersalah."Kita butuhkan dan kita selalu kampanyekan gerakan tidur satu malam di Hotel Balairung secara bergantian, supaya pendapatan hotel ini menjulang," ujarnya . (adr)
Editor : Adrian Tuswandi, SH