Politikus “Takok Manggih” an anecdote.

Sam Salam (dok)
Sam Salam (dok)

BABYBOOMERS akan sangat paham apa itu “Takok Manggih”; pertaruhan terhebat yang bisa dikatakan perjudian anak muda pada tahun 1960-an. Takok Manggih; diartikan menerka berapa isi manggis yang berwarna putih dan yang bisa dimakan dalam satu buah manggis. Siapa yang bisa menerka isi manggis tersebut akan menang dalam pertaruhan hebat tersebut.Menerka isi manggis itu tidak butuh orang yang ber-ilmu pengetahuan teknologi karena hanya memakai naluri dalam melihat bentuh, warna dan besarnya buah manggis. Takok manggis bisa disamakan dengan “takok uok” (menerka-nerka saja); stupid kan ?

Itu dulu, anehnya saat ini masih dipakai konsep takok manggih oleh banyak orang yang memposisikan dirinya sebagai intelektual politikus dalam hal menerka pasangan calon yang terbaik dalam kontestasi Pilgub Sumatera Barat; apabila Mr. A berpasangan dengan B, dipastikan akan menang, apabila diganti dengan pasangan C akan kalah, atau paslon ini akan menang kalau melawan paslon itu tanpa mengukur tingkat popularity (terkenal) dan acceptabiity (dapat diterima). Preeeet. Otak zaman kekiniaan masih memakai metode takok manggih zaman doeloe; preeetHoi .. Di zaman kekinian semuanya harus diukur sekecil atau sebesar apapun suatu objek yang akan diungkapkan. Dua hal yang paling utama dalam mengajukan calon diukur dulu tingkat popularitas dan akseptabilitasnya. Misalkan “Mr. Kong” yang terbaik popularitasnya jelas tidak dapat diterima (unacceptable) untuk pasangan calon. Seseorang yang dianggap dapat diterima masyarakat, tapi orang pada ngak kenal is nothing; podo wae. Tul .. ngak ?

Gen-Z dan Millenial adalah masa depan bangsa, yang diharapkan menjadi pemimpin di republik ini dimasa depan. Kalaulah para seniornya masih mempertontonkan dengan memakai metode takok manggih dalam menyelesaikan suatu hal, seperti orang sakit yang tak pernah sembuh (cegaklah lai), tentuk para anak muda yang punya kecerdasan yang cukup akan protes di dalam hati karena segan. Bisa rusak republik ini kalau konsep stupidity takok manggih ini masih berlangsung.Zaman terus berubah dan berkembang, metode takok manggih sebaiknya dihentikan dan tunjukan kepada anak muda bahwa logikanya harus dipergunakan dalam hal menyelesaikan sesuatu. Ini baru hebat ..

Kata anak muda dengan teknologinya yang canggih dengan menamakan Personal Branding melalaui Digital methodes, bisa melakukan 2 hal sekaligus; Popularity and Acceptability dalam waktu yang singkat.Kalau tak percaya, silahkan tanya pada anak muda yang ahli dalam bidang tersebut, hindari bertanya kepada saya sebagai kelompok baby-boomers.

Bagi anak muda yang tak paham teori takok manggih, silahkan tanya ke babyboomersClear kan ? Semoga (analisa)

Oleh: SAM SALAMPemerhati Politik dan Pebisnis Sumbar

Editor : Adrian Tuswandi, SH
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini