Padang, - Pada masa lalu, Sumbar pernah menjadi barometer pendidikan bagi daerah-daerah di Sumatera bagian tengah. Namun, kondisi tersebut kini telah berubah.
Menurut calon Gubernur Sumbar, Epyardi Asda, salah satu penyebab menurunnya kualitas pendidikan di Sumbar adalah kurangnya perhatian serius dari pemerintah daerah untuk memajukan sektor pendidikan.
"Dulu, Sumbar menjadi pusat pendidikan untuk daerah Sumatera tengah. Banyak generasi muda dari Jambi, Riau, dan provinsi lainnya yang ingin melanjutkan pendidikan di Universitas Andalas (Unand) dan Universitas Negeri Padang (UNP).
Namun sekarang, mutu pendidikan di Sumbar tidak lagi dapat dibanggakan. Oleh karena itu, ke depan, pendidikan harus dievaluasi dengan merancang program-program yang lebih berkualitas," jelas Epyardi dalam acara bedah visi-misi Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar yang digelar di Auditorium Unand, Sabtu (12/10/2024).
Epyardi juga menilai bahwa fakta bahwa Sumbar tidak lagi menjadi tujuan utama pendidikan di Sumatera adalah bukti nyata ketidakseriusan pemerintah daerah dalam mengembangkan sumber daya manusia (SDM).
Ia menegaskan, "Kualitas SDM yang baik adalah kunci utama untuk mendorong kemajuan daerah. Sayangnya, perhatian terhadap pendidikan di Sumbar masih sangat minim."Selain itu, Epyardi menyoroti bahwa kompleksitas dunia pendidikan di Sumbar semakin diperparah dengan kesulitan yang dialami para lulusan dalam mencari pekerjaan, baik di tingkat perguruan tinggi maupun Sekolah Menengah Atas (SLTA).
Menurutnya, banyak lulusan yang akhirnya menganggur karena tidak tersedia lapangan kerja yang memadai.
Apabila terpilih menjadi gubernur, Epyardi berkomitmen untuk mencari solusi strategis yang dapat mendorong kemajuan dunia pendidikan sekaligus memperkuat ekonomi di Sumbar.
Salah satu langkah yang akan diambil adalah dengan mengundang investor untuk membuka lapangan pekerjaan bagi lulusan perguruan tinggi maupun sekolah.
Editor : Redaksi