Sopir Antar Pulau Diduga Meninggal Akibat Penganiayaan Brutal, Keluarga Minta Polisi Ungkap Kebenaran

(Alm) Rahmad Vaisandri, atau akrab dipanggil Amaik (29), Sopir bus Al Hijrah. (Foto: Ist)
(Alm) Rahmad Vaisandri, atau akrab dipanggil Amaik (29), Sopir bus Al Hijrah. (Foto: Ist)

Helton menjelaskan bahwa ia telah meminta otopsi untuk mengetahui lebih jelas penyebab kematian Amaik.

“Kondisi tubuhnya sangat mengenaskan, seperti mengalami penyiksaan berat. Terdapat luka-luka di seluruh tubuhnya, dan ada indikasi bahwa ia mungkin diseret secara paksa,” ungkapnya.

Informasi dari otopsi tersebut menunjukkan adanya luka-luka robek dan lebam di banyak bagian tubuh, yang menambah kecurigaan keluarga bahwa Amaik menjadi korban kekerasan berat.

Dari informasi yang diperoleh keluarga dan pihak kepolisian, Amaik diketahui memiliki alamat tinggal di Jakarta, tepatnya di Jalan Eretani 1, Kelurahan Balekambang, Kecamatan Kramat Jati.

Sebelum peristiwa tragis ini, Amaik berangkat ke Jakarta pada sekitar 18 atau 19 Oktober, namun sejak tanggal 20 Oktober, keluarga kehilangan kontak dengannya.

Pada awalnya, keluarga tidak terlalu curiga, namun setelah beberapa hari tanpa kabar, mereka mulai merasa ada yang tidak beres dan akhirnya melaporkan kehilangan Amaik ke Polres Metro Jakarta Selatan pada 30 Oktober.

Satu-satunya petunjuk terakhir yang diterima keluarga adalah pesan dari Amaik kepada seorang teman wanitanya, yang diduga pacarnya.

Dalam pesan itu, Amaik sempat mengungkapkan kegalauannya dan rencananya untuk pergi ke Jepang.

Namun, sejak tanggal 20 Oktober, komunikasi terputus.

Pada tanggal 28 Oktober, kepolisian menemukan tas yang berisi dokumen-dokumen pribadi milik Amaik di depan Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur.

Editor : Redaksi
Banner Trofeo Mini SoccerBanner Nevi Munas VI
Bagikan

Berita Terkait
Terkini