Padang, - Dalam menghadapi tantangan perdagangan bebas, pelaku usaha di Sumatera Barat kini mendapat ruang untuk memahami tindakan pengamanan perdagangan melalui sosialisasi yang diselenggarakan oleh KPPI bekerja sama dengan APINDO Sumbar.
Acara bertema “Upaya Pemulihan Kerugian Serius atau Pencegahan Ancaman Kerugian Serius bagi Industri dalam Negeri Akibat Lonjakan Impor” digelar di Pangeran Beach Hotel pada Selasa, 19 November 2024.
Ketua APINDO Sumbar, Rina Pangeran, menekankan bahwa sosialisasi ini menjadi forum strategis bagi para pengusaha lokal untuk berdiskusi, bertukar pikiran, dan memberikan masukan terkait masuknya barang impor yang dapat mengancam keberlangsungan usaha.
“Jika ada pelaku usaha di Sumbar yang terdampak oleh lonjakan barang impor, mari kita bahas bersama. Informasi dari pelaku usaha akan menjadi bahan penting bagi KPPI untuk bertindak,” ujar Rina.
Acara ini juga bertujuan memberikan pemahaman tentang safe guard measures sebagai langkah perlindungan bagi industri dalam negeri yang menghadapi ancaman kerugian serius akibat lonjakan barang impor.
Ketua KPPI, Franciska Simanjuntak, dalam sambutannya menyebut bahwa perdagangan internasional saat ini dipenuhi tantangan dari lonjakan impor.Untuk itu, diperlukan kerja sama erat antara pemerintah dan pelaku usaha agar kepentingan industri lokal lebih terakomodasi.
“Negara-negara maju sudah menerapkan strategi perlindungan perdagangan, bahkan dengan pendekatan unik seperti isu lingkungan dan kesehatan. Kami hadir untuk memberikan panduan dan mekanisme tindakan pengamanan bagi industri Sumatera Barat yang terdampak,” ungkap Franciska.
Franciska juga menjelaskan bahwa tindakan pengamanan ini memberi ruang bagi industri untuk menyelesaikan permasalahan internal dan kembali bersaing di pasar internasional.
Sosialisasi ini menghadirkan dua narasumber utama. Narasumber pertama, Lerry Mardhika, selaku Investigator Sub Komite Penyelidikan Sektor Industri dan Pertambangan, menjelaskan persyaratan penyelidikan safe guard.
Editor : Redaksi