Bandung, - Akademisi UNAND, M.A. Dalmenda, berhasil mempertahankan disertasinya pada sidang terbuka Program Doktor Universitas Padjadjaran (Unpad), yang membahas komunikasi politik dan budaya pemangku adat suku Minangkabau.
Penelitian ini menggunakan etnografi kritis untuk mengkaji peran pemimpin adat di Nagari Kubung Tigo Baleh, Kabupaten Solok, Sumatera Barat.
Disertasinya, yang berjudul "Komunikasi Politik dan Budaya Pemimpin Tradisional di Nagari Minangkabau", menyoroti bagaimana tradisi dan demokrasi modern berinteraksi dalam proses pengambilan keputusan di nagari.
Menurut Dalmenda, “Forum musyawarah adat sering kali berubah menjadi arena konsolidasi politik, menciptakan ketegangan antara fungsi pemimpin tradisional sebagai penjaga nilai budaya dan keterlibatan dalam politik praktis.”
Disertasi ini menganalisis tiga aspek utama: pola komunikasi politik, identifikasi nilai-nilai budaya, dan konflik yang muncul antara sistem adat dan demokrasi modern.
Temuan menunjukkan bahwa adaptasi kepemimpinan tradisional sangat penting untuk menjaga relevansi di era globalisasi.Dalam konteks modern, pemangku adat di Minangkabau menghadapi tantangan besar.
Sebagai penjaga tradisi, mereka dituntut untuk tetap relevan dengan menguasai teknologi dan administrasi modern.
“Proses ini tidak hanya memperbarui cara berkomunikasi, tetapi juga memperkuat legitimasi melalui kemampuan menyelesaikan isu-isu kontemporer,” ujar Dalmenda.
Filosofi “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah” tetap menjadi dasar dalam mengelola interaksi antara adat, agama, dan demokrasi.
Editor : Redaksi