Bukittinggi, – DPC Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Bukittinggi telah menyatakan kesiapannya untuk menjadi tuan rumah Kongres GMNI XXII.
Komitmen ini diambil melalui berbagai diskusi intensif, didukung penuh oleh kader hingga alumni GMNI di Sumatera Barat.
Ketua DPC GMNI Bukittinggi, Fikri Lafendra, mengungkapkan bahwa keputusan ini didasari oleh tekad kuat untuk mengakhiri perpecahan internal organisasi yang muncul pasca-Kongres XXI di Ambon pada tahun 2019.
“Sebagai organisasi yang memiliki visi besar, kita harus mampu menyelesaikan dualisme yang terjadi. Ujung dari perpecahan adalah persatuan. Tidak baik rasanya merawat konflik terus-menerus. Bukittinggi siap menjadi titik awal bagi persatuan ini,” ujar Fikri.
Ia juga menambahkan bahwa Bukittinggi, sebagai kota bersejarah, sangat relevan menjadi tempat untuk mewujudkan persatuan GMNI.
Kota ini memiliki nilai strategis baik dari segi sejarah maupun ideologi.“Sebagai akar rumput, kami bertekad mempersatukan anak ideologis Bung Karno, dari pusat hingga daerah. Bukittinggi adalah kota perjuangan, dan kita semua tahu, persatuan harus dimulai dari sini,” jelasnya.
Dukungan penuh juga disampaikan oleh Ketua DPD Persatuan Alumni (PA) GMNI Sumbar, Yogi Yolanda.
Menurut Yogi, Bukittinggi memiliki nilai historis yang tidak terpisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia.
Salah satu buktinya adalah peran Bukittinggi sebagai Ibu Kota Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) pada Desember 1948 hingga Juli 1949 di bawah kepemimpinan Syafruddin Prawiranegara.
Editor : Redaksi