Tiga Diskusi Terakhir Pekan Nan Tumpah Digelar Komunitas Seni

Peserta dan narasumber DKT kelima Pekan Nan Tumpah 2025 berdiskusi aktif di Ruangtemu Nan Tumpah, membahas praktik alih media dalam seni lintas disiplin. (Foto: Ist)
Peserta dan narasumber DKT kelima Pekan Nan Tumpah 2025 berdiskusi aktif di Ruangtemu Nan Tumpah, membahas praktik alih media dalam seni lintas disiplin. (Foto: Ist)

Padang, - Komunitas Seni Nan Tumpah (KSNT) kembali menyelenggarakan tiga seri terakhir Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) sebagai bagian dari prafestival Pekan Nan Tumpah (PNT) 2025. Kegiatan ini akan berlangsung pada 20 hingga 22 Juni 2025 di Ruangtemu Nan Tumpah, Kota Padang.

Seri kelima yang digelar pada 20 Juni 2025 bertajuk “Siaran Ulang Realitas dalam Bentuk Lain”. Diskusi ini menghadirkan Yudi Ahmad Tajudin (seniman) sebagai narasumber dan dimoderatori oleh Albert Rahman Putra. Sebanyak 20 peserta yang terdiri dari pengelola PNT, mantan pengelola, seniman, akademisi, komunitas seni, hingga penulis budaya akan mendalami topik alihwahana dan alihmedia dalam praktik seni.

Diskusi ini mengajak peserta untuk membaca ulang lompatan medium sebagai medan tafsir. Pertanyaan seperti apakah alih media merupakan pilihan artistik, bentuk respons pasar, atau hasil negosiasi antara keduanya, akan dibahas secara mendalam. Selain paparan pengalaman narasumber, peserta juga diajak untuk melakukan eksperimen kecil dalam alih media sebagai bentuk pembelajaran langsung.

Selanjutnya, pada 21 Juni 2025 akan digelar seri keenam bertajuk “Siapa yang Memproduksi Produser?” dengan narasumber Rama Thaharani (produser independen) dan moderator Yunisa Dwiranda. Diskusi ini mengeksplorasi peran strategis produser dalam menciptakan ruang lahirnya karya seni, serta pentingnya intuisi, jejaring, dan kemampuan membaca situasi. Peserta juga diajak menciptakan model produksi sesuai kondisi aktual mereka.

Seri terakhir DKT akan berlangsung pada 22 Juni 2025 dengan tajuk “Saling Mengerti Sampai Pukul Dua Dini Hari”. Kusen Alipah Hadi (praktisi antropologi dan manajemen seni) hadir sebagai narasumber dan Mahatma Muhammad sebagai fasilitator. Seri ini bersifat internal, khusus untuk anggota dan calon anggota KSNT. Tujuannya adalah menyusun ulang strategi kerja berbasis narasi kolektif dan pengalaman sehari-hari komunitas, termasuk curahan personal dan lelucon internal.

Diskusi ini tidak hanya menjadi ruang evaluasi, tetapi juga penguatan emosional dan spiritual komunitas, serta upaya menciptakan sistem kerja yang lebih tangguh dan adaptif.

Sejak pertama kali digelar pada 2011, Pekan Nan Tumpah terus berkembang menjadi ekosistem seni yang mendukung kolaborasi lintas komunitas dan disiplin. Namun, keberlangsungannya masih menghadapi sejumlah tantangan. Oleh sebab itu, melalui DKT yang terdiri dari tujuh seri, KSNT berupaya membangun fondasi kelembagaan yang lebih kokoh dengan melibatkan berbagai pihak dari ekosistem seni nasional.

Adapun empat seri DKT sebelumnya telah berlangsung, yaitu:

  • 20 Maret 2025: “Pekan Nan Tumpah 2035: Masih Ada atau Sudah Jadi Mitos?” bersama Nasrul Azwar dan Adi Wicaksono.
  • 21 Maret 2025: “Dramaturgi Oplosan dan Post Past Post Passport Post Passfoto di Pos” bersama Dr. Hoirul Hafifie, M.Sn. di Fabriek Padang.
  • 3 Mei 2025: “Pameran, Pergelaran, dan Festival: Kurasi sebagai Seni Menyulam Kekacauan” oleh Agung Hujatnikajennong.
  • 7 Mei 2025: “Sebelum Dunia Punya Istilah, Kami Sudah Melakukannya di Halaman Rumah” bersama Edy Utama di Ruangtemu Nan Tumpah.

Melalui diskusi ini, KSNT berharap dapat melahirkan gagasan baru, memperkuat jejaring komunitas, dan membangun masa depan Pekan Nan Tumpah yang lebih berdaya tahan. (***)

Editor : Redaksi
Banner Trofeo Mini Soccer
Bagikan

Berita Terkait
Terkini