Banjir Sumbar: Teguran Tuhan dan Pengingat Amanah yang Dikhianati

Irdam Imran, Sumatera Barat. (Foto: Ist)
Irdam Imran, Sumatera Barat. (Foto: Ist)

Oleh: Irdam Imran, Sumatera Barat

Banjir yang melanda Sumatera Barat bukan sekadar musibah alam. Ia adalah teguran Tuhan atas kerusakan lingkungan yang dilakukan manusia dan pembiaran pemimpin terhadap amanah yang seharusnya mereka jaga. Alam adalah titipan Ilahi. Ketika hutan ditebang, sungai dipersempit, dan tanah digadai demi kepentingan sesaat, maka yang terluka bukan hanya bumi—tetapi juga hati manusia yang kehilangan rasa takut kepada Tuhan.

Dalam pandangan sufistik, kerusakan ekologis adalah bentuk fasad fil ardh, dosa kolektif yang membawa akibat bagi seluruh masyarakat. Dan ketika para pemimpin tidak menjalankan kewajiban konstitusional untuk melindungi rakyat dan lingkungan, maka itu bukan hanya pelanggaran hukum negara, tetapi pengkhianatan terhadap janji spiritual di hadapan Allah.

Banjir ini adalah cermin. Ia memaksa kita melihat sejauh mana kita telah lalai menjaga amanah kekhalifahan.

Saatnya Sumbar melakukan taubat ekologis: pemimpin menghentikan kebijakan yang merusak, lembaga membersihkan diri dari rente, dan rakyat kembali menjadikan menjaga alam sebagai bagian dari ibadah.

Semoga banjir ini menjadi awal kesadaran baru, bahwa bumi bukan milik kita, tetapi titipan Tuhan yang kelak dimintai pertanggungjawaban. (***)

Editor : Editor
Banner WIES 2025 -1
Bagikan

Berita Terkait
Terkini