Buku Yusri Umar “Potret Seorang Industrialis” Diluncurkan

oleh -2,106 views
oleh
2,106 views
Besok, Minggu 6/1 di Hotel Pangeran Beach buku Yusri Umar Potret Seorang Industrialis dilaunching. (foto: van)

Padang,—Insha Allah, Minggu 6/1 buku pengusaha Sumbar Yusri Umar dilaunching di Hotel Pangeran Beach.

“Buku tentang perjalanan seorang pengusaha dari bawah hingga menggapai sukses berjudul Yusri Umar ‘Potret Seorang Industrialis’, dilaunching,”ujar penulis buku Fajar Rusvan kepada media ini, Kamis 4/1.

Bahkan buku sarat ilmu dan kegigihan seorang Yusri Umar kecil, remaja, muda dan tua lengkap dengan pernak pernik kisah sebagai aktifis juga tumpah tergores di buku ini secara apik khasnya karya sang penulis Fajar Rusvan

Bahkan di sinopsis buku ini saja, pembaca seperti mendenga kisah Yusri Umar langsung. Sosok yang dilahirkan pada tanggal 18 Juli 1946 pada hari Kamis di daerah Silungkang, Kabupaten Sijunjuang, Sumatera Barat. Baliau adalah anak dari pasangan Syamsinar dan Umar Rasyid. Orang tua Yusri Umar merupakan orang asli Silungkang. Keluarga ini tergolong keluarga tepandang di kenagarian tersebut dan terkenal dengan ketaatan serta jiwa sosial yang tinggi.

Masa kecil Yusri Umar dilalui tidak jauh berbeda dengan anak-anak sebaya dengannya, seperti mengaji ke surau, bermain, menolong orang tua dan sebagainya. Yusri Umar kecil sudah mengenal dunia berdagang saat menduduki kelas 5 Sekolah Rakyat (SR) 2 Silungkang dengan menjadi pedagang keliling kampung. Subuh pagi dia sudah mulai berangkat untuk berjualan pinukuik dengan meletakkan dagangan yang dijualnya di atas dikepala sambil berjalan berkeliling kampung dan pada hari tertentu seperti hari pasar ia akan berjualan di pasar Nagari Silungkang pada hari Minggunya dan berharap agar mendapatkan keuntungan yang lebih dari barang dagangannya.

Semenjak kecil jiwa dagang, disiplin serta enterpreneur Yusri Umar sudah terlihat. Ia sudah terbiasa menyisihkan uang jajan yang diberikan oleh orang tuanya untuk ditabung dan Yusri Umar juga sudah memiliki penghasilan tersendiri dari usahanya berjualan pinukuik, walaupun jumlahnya masih sedikit. Menabung pada masa itu belum lagi di Bank seperti saat sekarang tapi melalui kantor Pos di daerah masing-masing. Yusri Umar biasa menyetorkan uang tabungan yang dimilikinya ke kantor pos seminggu sekali. Saat menempuh pendidikan SMP, Yusri Umar sempat meninggalkan dunia dagang dan bekerja sebagai pengrajin tenun ditempat keluarganya.

Saat bersekolah di SMA Adabiah, Yusri Umar tergolong anak yang pintar karena berhasil menjadi juara umum disekolah. Sewaktu SMA Yusri Umar tidak banyak lagi menyentuh dunia dagang karena pada masa itu ia tinggal bersama Ayahnya Umar Rasyid, orang kepercayaan dari Abdul Fatah Sutan Malano. Abdul Fatah Sutan Malano adalah pemilik usaha sebuah Firma tekstil di Pasar Gadang, yang pada waktu itu menjadi salah satu perusahaan besar disana. Abdul Fatah sendiri juga menjabat sebagai seorang Bendahara PPRI pada masa itu. Ayah Yusri Umar ini selain memiliki kedekatan dengan Abdul Fatah juga menjabat sebagai ketua RT ditempat ia tinggal selama 30 tahun lebih. Dari sang ayahlah Yusri Umar banyak belajar menjadi seorang pemimpin sejati.

Salah satu nasehat sang ayah yang masih dijalankan sampai sekarang yaitu, “jangan menunggu orang meminta, tapi berikan apa yang bisa kita berikan”.

Berbekal status juara umum di SMA Adabiah, Yusri Umar melanjutkan studi pendidikan dengan kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas pada tahun 1965. Kemelut PKI yang terjadi pada saat itu membuat situasi di daerah Kota Padang menjadi tidak kondusif, akhirnya Yusri Umar memilih untuk tidak melanjutkan studi pendidikannya. Satu tahun kemudian yakni pada tahun 1966 Yusri Umar kembali melanjutkan pendidikan dengan mengambil Jurusan Farmasi di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) di Universitas Andalas.

Selepas selesai menempuh pendidikannya di Universitas Andalas pada tahun 1977, tidak berselang lama Yusri Umar diterima menjadi tenaga pendidik atau menjadi dosen pengajar untuk jurusan Farmasi di Universitas Andalas.

Pada awal tahun 1980 Yusri Umar mempunyai keinginan untuk membuka usaha apotek sendiri dengan bekal ilmu farmasi yang dimilikinya. Sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi sudah dipersiapakan. Keinginannya begitu keras, karena pada waktu itu di daerah Kota Padang tempatnya berdomisili baru memiliki 6 buah apotek swasta. Semua pihak keluarga sudah setuju dengan ide tersebut, tapi kehendak Tuhan tidak mampu dilawan, Yusri Umar tersangkut dalam persoalan izin. Hal ini sempat menimbulkan kekecewaan dan menciutkan harapannya.

Pertemuan dengan Syahril Kudus salah seorang pemilik apotik swasta di Padang menghasilkan sebuah pengharapan baru yang begitu menggoda yakni pembuatan pabrik obat untuk memenuhi pemenuhan obat di dalam nagari tanpa harus didatangkan dari daerah Jawa dan Medan lagi.

Yusri Umar menerima saran tersebut dan langsung memantapkan hatinya dengan ide yang didapatkan. Dengan bekal ilmu yang diperoleh semasa kuliah ia langsung mempersiapkan pabriknya. Pada awalnya Yusri Umar mengubah garasi milik mertuanya menjadi pabrik mini. Disinilah langkah pertama sebagai produsen obat dimulai dengan memproduksi obat merah. Akhirnya tahun 1979 Perusahaan yang didirikan ini diberi nama PT. Beta Farma Indonesia sebelum berganti nama menjadi PT. Nusantara Beta Farma dan diresmikan pada tanggal 5 November 1979.

Pabrik PT. Nusantara Beta Farma resmi berdiri dengan Keputusan Menteri Kesehatan dengan izin Direktoral Jendaral Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan Republik Indonesia di Jakarta, melalui Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 2661/A/SK/PAB/1981 untuk memproduksi obat-obatan golongan obat bebas dan golongan obat bebas terbatas yang berlokasi di Jalan Sawahan Dalam V No. 1 Padang sebelum berpindah lokasi ke Jalan Raya Padang-Bukittinggi KM 25 Pasar Usang, Padang Pariaman.

Usaha yang dijalankan dengan kerja keras ini, akhirnya berbuah manis. Ini terlihat dengan semakin pesatnya kemajuan yang diperoleh PT. Nusantara Beta Farma dari tahun ke tahun. Dalam pengelolaan perusahaannya Yusri Umar tidak terlepas dari nuansa religius dan islami. Pada tahun 1998 Yusri Umar dan keluarga menunaikan ibadah haji guna memantapkan nilai keislamannya. Beliau merasa sudah mampu untuk melaksanakan ibadah tersebut , baik secara materi dan fisik.

Sekarang Yusri Umar sudah mulai merasakan dan menerima hasil dari kerja keras dan usahanya selama ini. Produk PT. Nusantara Beta Farma sudah dipasarkan hampir ke seluruh daerah Sumatera, tidak tertutup kemungkinan akan dipasarkan ke luar Sumatera seperti daerah Jawa. Dan juga tidak mungkin apabila nantinya produk dipasarkan ke luar negeri.

“Bagaimana kisah sukses bang Yusri Umar, hadiri launchingnya dan miliki bukunya,”ujar Rusvan.(own)