Bundo Kanduang Hanura Perjuangkan Ketahanan Perempuan di Politik

oleh -293 views
oleh
Tiga Bundo Kanduang Hanura berangkat ke Jakarta suarakan Ketahanan Politik Perempuan. (dok)

Padang,—Tiga Bundo Kanduang Hanura Sumbar, ikuti Musyawarah Nasional (Munas) Srikandi Hanura I, di Hotel Royal Kuningan, Jakarta, Kamis 21/9-2023.

Ketiganya sudah bertolak ke Jakarta, dipimpin Ketua Srikandi Sumbar Sherly Puspita yang juga anggota DPRD Pasaman Barat, dua lainnya Wadrawati, Sekretaris yang juga anggota DPRD Tanah Datar dan Bendahara Hj Zuhatri. Zuhatri sehari-harinya anggota DPRD Limapuluh Kota.


Menurut Sherly Puspita, pihaknya fokus kepada perjuangan Ketahanan Perempuan di Politik.

“Kita ingin Srikandi Hanura menjadi perempuan tangguh, apalagi di negeri Bundo Kanduang ini, banyak lahir tokoh pergerakkan perempuan tangguh,”ujar Sherly.

Ia menyebut, tokoh-tokoh seperti Rasuna Said, Rohana Kudus, Siti Mangopoh, Rahmah El Yunusiyyah dan lainnya. Nama nama itu, menjadi inspirasi bagi gerakan dan langkah yang mereka lakukan.

Sebagaimana diketahui, dari banyak sumber Rasuna Said yang memiliki nama lengkap yaitu Hajjah Rangkayo Rasuna Said adalah salah satu pejuang islam perempuan yang memperjuangkan kemerdekaan dan juga keadilan bagi wanita Indonesia.

Rasuna Said lahir pada tanggal 14 September 1910, yang merupakan seorang wanita pejuang kemerdekaan Indonesia asal Sumatera Barat.

Rasuna Said memiliki peran yang sama seperti R.A Kartini, ia merupakan sosok yang lantang bersuara dalam membela hak-hak perempuan.

Rasuna Said juga diakui sebagai pahlawan nasional Indonesia dan tokoh perempuan kesembilan yang menerima kehormatan tersebut. Selain itu, dirinya juga dikenal sebagai seorang guru dan jurnalis.

Sama halnya dengan Rohana Kudus dan Siti Manggopoh. Rohana Kudus yang merupakan wartawan perempuan pertama di Indonesia. Rohana amat peduli dengan nasib perempuan. Ketidaktersediaan sekolah untuk pribumi putri mendorong Rohana mendirikan Sekolah Kerajinan Amai Setia, sekolah kaum putri yang mengajarkan keterampilan.

Rohana tak berhenti berjuang hanya dengan mendirikan sekolah. Lewat diskusi dengan suaminya, Abdul Kudus, Rohana menceritakan keinginannya untuk memperluas perjuangan.

Begitulah, menurut Sherly Ranah Minang ini tak kekurangan stok perempuan tangguh sejak dulu. Inilah yang harus didengung dengungkan dan diraih kembali. “Srikandi Hanura itu sadar akan potensi perempuan, juga ini berlaku di dunia politik,” tegasnya.

Menurutnya, tantangan dalam panggung politik Indonesia semakin besar. Dan, suara perempuan adalah potensi yang tidak bisa diabaikan. Untuk itu, Srikandi Hanura harus menjadi garda terdepan dalam memaksimalkan potensi itu.

“Kami Srikandi yang cerdas dan siap berjuang,” tandasnya seraya menambahkan bahwa pemilih perempuan adalah pemilih yang paling berhati nurani.(adr)