Bupati Suhatri Bur Hadiri Raker ISNU Padang Pariaman

oleh -139 views
oleh
139 views

Padang Pariaman–Rapat Kerja (Raker) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Padang Pariaman dibuka secara resmi oleh Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur, SE. MM  di Hall IKK (Ibu Kota Kabupaten) di Nagari Parik Malintang Kecamatan Anam Lingkuang, Minggu (27/3/22).

Kegiatan yang memanfaatkan momen menyambut bulan suci Ramadhan itu, mengusung tema “Mengukuhkan Eksistensi NU dan Membangun Kolaborasi Menuju Padang Pariaman Berjaya”.

Terlihat hadir pada pembukaan Raker itu, Ketua PC. NU Kabupaten Padang Pariaman Dr. H. Zainal Tk. Mudo, M.Ag. Ketua ISNU Padang Pariaman Dr. Sawirman, M.Hum, dan Ketua Panitia Arif Gufra Mata, S.Pd.I, M.Pd, Tuanku Sutan, Kabag Prokopim Setdakab. Anesa Satria, serta anggota majelis taklim NU dan Pengurus Banser NU Kabupaten Padang Pariaman.

Tampil sebagai Narasumber Ketua PW. ISNU Sumbar Dr. Ahmad Wira, Wakil Sekretaris PW. NU Sumbar Armaidi Tanjung, S.Sos, M.A, Pengurus ISNU Padang Pariaman Dr. Hasanuddin, M.Si, Dt. Tan Putiah dan Dr. Rasman, M.Ag, Tuanku Mudo, serta dipandu Tuanku Daniel Kharlis.

Dalam sambutannya, Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur menyampaikan penguatan yang dilakukan ISNU Padang Pariaman ini, sejalan dengan visi Pemerintah Daerah yang mewujudkan Padang Pariaman Berjaya dan religius.

“ISNU sebagai kaum intelektual NU, diharapkan berperan aktif memberikan saran dan ide dalam menyukseskan pembangunan daerah. Karena itu, ISNU ikut mewujudkan Padang Pariaman Berjaya,” ujar Suhatri Bur, mantan Bendahara PC Nahdlatul Ulama Kabupaten Padang Pariaman ini.

Menurut Rasman dalam paparannya menjelaskan. ISNU sebagai intelektual kampus, harus berpikir lurus dalam melihat permasalahan yang ada di tengah masyarakat. Tidak mudah menyalahkan pihak lain tanpa mendalami apa dan bagaimana sesuatu itu terjadi.

“Ibarat mengaji di pondok pesantren, harus dilihat dari ilmu mantik, nahwu, hadis, tafsir, tasawuf, bayan dan seterusnya. Sehingga menerima sesuatu pernyataan atau informasi, tidak mudah menyalahkan orang lain,” kata Rasman.

Dikatakannya, Padang Pariaman yang banyak memiliki pondok pesantren, melahirkan tuanku yang telah mempelajari kitab-kitab kuning minimal 7 tahun, sehingga menguasai berbagai ilmu dalam memahami agama Islam.

“Sehingga Padang Pariaman masih belum separah daerah lain, yang sudah dimasuki pemahaman agama yang suka menyalah-nyalahkan tradisi sebagaimana sudah dijalankan selama ini” kata Rasman.

Hal senada, juga diungkapkan Armaidi Tanjung. Eksistensi ISNU Padang Pariaman dengan adanya Raker dan melibatkan berbagai pihak, merupakan langkah maju dalam membentengi umat dari kelompok yang selalu menyalahkan kegiatan yasinan, tahlilan, ziarah, shalawatan dan mauludan.

“Hal ini, terungkap dalam pertanyaan salah satu peserta dari majelis taklim. Dia mengatakan menerima pernyataan dari pihak tertentu, yang menyalahkan kegiatan yasinan, tahlilan, ziarah dan shalawatan yang dilakukan oleh majelis taklim tersebut. Padahal apa yang dilakukan majelis taklim tersebut sudah tepat, sesuai dengan amaliah NU. Bahkan punya dalil dan dasar yang kuat” kata Armaidi Tanjung menutup pembicaraan.(ril)