Cerita Menusuk Hati dari si Hatrick Timnas U16 di AFF Nabil Asyura, Ayahnya Sering Utang Telur ke Warung Sebelah

oleh -2,416 views
oleh
2,416 views
Ayah dan Ibu Nabil. Asyura si hatrick Timnas U16 di ajang AFF Rabu malam, ada banyak kisah miris antarkan Nabil ke puncak karirnya, Kamis 4/8-2022. (han)

Payakumbuh — Muhammad Nabil Asyura pemain Tim Nasional (Timnas) U-16 menghebohkan panggung persepakbolaan Indonesia setelah Rabu malam di ajang AFF Nabil tiga kali robek gawang Timnas U16 Singapura.

Tapi kincrong gocekan dan sepakannya di laga AFF U16 semalam itu, ternyata Nabil si pengharum Indonesia itu, punya kisah miris yang tidak banyak orang tahu.

www.tribunsumbar.com begitu ingin mengekplorasi bintang kemenangan besar Timnas U16 atas Singapura (9-0) pun mencari rumah orang tua Nabil di Subarang Batuang, Kota Payakumbuh, sabutan hangat ayah dan ibu Nabil Asyura didapat Kepala Biro Daerah www.tribunsumbar.com, Kamis 4/8-2022.

Ayah Nabil, Bismianto (48) terlihat baru saja pulang bekerja, masih banyak sisa semen menempel di sekujur tubuhnya.

“Maaf bapak kotor-kotor karena baru pulang bekerja, tadi siap kerja memasang irigasi,” sebutnya.

Bismianto pun bercerita tentang anaknya, menurut sang Ayah, Nabil mengenal bola semenjak kelas 1 sekolah dasar, Nabil sudah bermain di salah satu SSB di kampungnya.

“Kita mendidik Nabil mungkin bisa dibilang agak mengekang, karena Nabil tidak pernah keluar rumah kecuali pergi latihan, tidak pernah begadang, dan tidak pernah nongkrong-nongkrong seperti teman sebayanya kebanyakan,” ujar Bismianto. mengenang Nabil kecil dulu.

Saat SMP, Nabil mulai melihatkan hasil latihannya, Nabil mengikuti banyak kejuaraan, mulai dari liga-liga di Sumbar, Piala Danone dan Suratin. Bahkan kata Bismianto, Nabil pernah pindah sekolah satu semester ke pulau jawa, hanya untuk mengikuti piala Firman Utina.

“Nabil latihan setiap hari, kadang kami melarangnya, karena takut dia demam dan kondisi fisiknya memburuk, namun Nabil tetap selalu latihan setiap hari,”ujar Bismianto di rumah yang dindingnya masih semen tanpa cat.

Ibunda Nabil datang dari dalam rumah, sambil membawa secangkir teh, Martaliza (45), kesehariannya merupakan ibu rumah tangga, Ibunya juga bercerita tentang anaknya. Menurut Martaliza, orang tua tidak hanya mendidik Nabil seperti dibilang sang ayah tadi.

“Bahkan untuk Nabil bertanding atau latihan, kami selalu mengantarkannya, karena Nabil tidak pernah kami Izinkan untuk membawa motor sendiri. Jikalau kami tidak bisa mendampingi, maka kami akan menitipkan Nabil kepada orang tua temannya,” ujar Martaliza.

Nabil merupakan anak pertama mereka, samg ayah dan ibunda Nabil dikaruniai sepasang anak, adik Nabil sekarang masih menginjak bangku kelas 3 SD.

Kendala Ekonomi Dibalik ‘Hattrick’ Nabil Asyura

Isak tangis tidak tertahan lagi oleh orang tua Nabil, menceritakan upaya mereka demi cita-cita sang anak. Begitu banyak rintangan dan hambatan yang mereka lalui, dengan ibu hanya ibu rumah tangga, dan ayah bekerja serabutan, kadang jualan ikan dan terkadang menjadi kuli bangunan, tentu tidaklah mudah bagi mereka.

Menurut sang ibu, anaknya mulai menunjukan prestasinya, tentu banyak fasilitas yang harus mereka beri, mulai dari sepatu, baju, dan banyak hal lainya.

“Sering kita tidak bisa memenuhi keingin Nabil, seperti ketika Nabil meminta beli sepatu, Nabil meminta izin untuk pergi bertanding keluar kota, tidak mungkin orang tua tidak memberikan anaknya sedikit uang jajan,” kata Martaliza sambil menangis.

Mulai dari Nabil mengikuti piala Danone, Bismianto ayah Nabil sering berhutang kepada sanak famili untuk kebutuhan Nabil,

“jangankan untuk fasilitas, untuk makanan Nabil pulang bermain saja, kita berutang di warung sebelah, seperti utang beberapa butir telur,” ujar ayah sang Bintang itu kepada www.tribunsumbar.

Belum lagi Nabil mengikuti kejuaraan Soeratin Cup kemaren bersama tim PSP Padang ke tingkat Nasional, begitu banyak biaya yang dibutuhkan untuk keberangkatan anak sulung itu.

“Sampai sekarang, utang kami untuk membiayai Nabil masih belum lunas, bagi kami, apa pun kami lakukan demi cita-cita anak, pasti akan kami usahakan, walaupun kami berutang kesana kemari,”ujar Bismianto.

Tapi semua terbalas begitu sang ayah dan ibunda Nabil Asyura tahu si anak sulungnya itu dipanggil  membela Tim Nasional Indonesia, seakan penat lelah selama ini terobati.

“Kita sangat bangga punya anak seperti Nabil, ia berhasil meraih titik sampai saat sekarang ini, tentu di usianya yang masih 16 tahun ini, begitu panjang perjalanan karir yang akan ditempuhnya lagi, kita berharap Nabil terus sehat dan mencapai cita-citanya,” ujar si Ayah diamini sang ibunda Nabil.

Pemerintah Tidak Pernah Hadir

Sentuhan dari pemerintah di balik puluhan piagam, puluhan medali, dan puluhan sertifikat Nabil belum pernah sekali pun, meski Nabil Asyura di usia 16 tahun memiliki segudang prestasi.

Ayah dan Ibu Nabil Asyura menyekolahkan, mulai dari SD, SMP, SMA kita mandiri saja dan tidak mau merepotkan banyak orang, walau kerap kali berutang ke sana-sini.

Sekarang Nabil menumpuh pendidikan di PPLP Padang, dia menduduki kelas 2. Nabil sebelunya bersekolah di SMA 3 Payakumbu.

“Karena ingin melanjutkan cita-citanya maka kami mengizinkan Nabil untuk sekolah di sana (PPLP Padang, red), “ujar Martaliza.

Untuk biaya hobi dan cita-cita Nabil, juga tidak pernah mereka rasakan bantuan dari pemerintah, seperti cerita Ayahnya, untuk makan saja, berutang beberapa butir telur kr warung sebelah.

“Kami berharap pemeritah hadirlah, sebab kami sangat takut, karir dan cita-cita anaknya berhenti di tengah jalan,”ujar Martaliza. (han)