Dialog Kedjajaan Bangsa, Puji Ekspektasi Infrastruktur Jokowi

oleh -842 views
oleh
842 views
Ilham Adelano Azre pada Dialog Kedjajaan Bangsa DPP IKA Unand mengatakan tol Padang-Pekanbaru ekspektasi infrastruktur Presiden Jokowi untuk menjawab mimpi masyarakat Sumbar belasan tahun akan jalan tol, Jumat 4/5 di Sekretariat DPP IKA Unand Padang. (foto: toaik)

Padang,—Akademisi Unand Padang Ilham Adelano Azre nekat membuka sesi kembali, meski Dialog Kedjajaan Bangsa DPP IKA Unand sudah ditutup moderator Insannul Kamil, Jumat 4/5 di Sikola Cafe Sekretariat DPP IKA Unand jalan Kismangun Sarkoro Padang.

Akhirnya moderator memberi kesempatan dan mengatakan ini hebat lainnya di Dialog Kedjajaan Bangsa, selain tidak tokoh kalau belum menjadi narasumber. “Sudah ditutup pun bisa dibuka kembali,”ujar Insannul Kamil mempersilahkan Azre berikan pandangannya.

Menurut Azre, jalan Tol Sumbar-Riau harus didukung, ini ekspaktasi infrastruktur Presiden Joko Widodo yang jauh kedepan.

“Kebijakan infrastruktur Presiden Joko Widodo, saya mengatakannya ekspektasi infrastruktur yang luar biasa dan kita harus mengapresiasi terobosan-terobosan dan keberanian pemerintahan Jokowi,”ujar Azre.

Dikatakan Azere yang dikenal sebagai peneliti popularitas dan elektabikitas calon kepala daerah di lembaga Spektrum Politika ini, pembangunan infrastruktur Jalan Tol Padang-Pekanbaru itu, tentu tidak bisa dilihat manfaatnya jangka pendek, mestinya bicara manafaat jalan tol tentang pengembangan daerah dalam perspektif masa depan keutungan yang didapatkan.

Tapi mengandalkan BUMN Karya untuk membangun dari A sampai Z tol Padang-Pekanbaru, menurut Azre pasti  memberatkan BUMN Karya.

“Berat bagi BUMN yang ditugaskan seperti Hutama Karya untul Tol Padang-Pekanbaru, itu resiko dalam jangka pendek, saat ini tentu terjadi peningkatan ebitda di BUMN Karya, rasio utang dan laba cenderung meningkat,”ujarnya.

Tapi, kata Azre harus menjadi perhatian pemerintah mengenai penugasan BUMN Karya ini.

“Jangan, sampai menjadi beban dalam keuangan BUMN karya, karena dilihat secara Internal rate of return (IRR) invenstasi jalan tol ini kecil pengembalian investasinya dan butuh waktu yang lama,”ujar Azre.

Dan perlu juga kehatian pemerintah mengelola utang BUMN Karya untuk membangun jalan tol ini.

“Termasuk alternatif pembiayaan yang tidak memberatkan BUMN Karya dalam penugasan pembangunan jalan tol, bisa saja BUMN Karya yang ditugaskan melakukan kerjasama dengan lembaga keuangan lain,”ujar Azre.

Menyikapi uraian Azre itu, Anggota Komisi IX DPR RI Alex Indra Lukman mengatakan infrastruktur jalan Indonesia ketinggalan jauh dibandingkan negara lain di negara lain.

“Sehingga itu, Presiden Jokowi memacu BUMN Karya untuk membuat jalan tol, konsekuensi jalan tol itu jalan bebas hambatan setelah penggunanya bayar kan?, tapi tol Jagorawi penggunanya harus bermacet ria, saya bilang jadikan saja jalannya tidak tol, ee kontraknya belum habis akhirnya tetap saja tol meski macet,”ujar Alex.

Nah agar tidak terjadi seperti Tol Jagorawi itu, badan jalan tol ditugaskan BUMN Karya membuatnya, pembiayaan pemerintah dan DPR RI mutar otak, konsekuensi utang boleh saja, asal tidak diplesetkan Presiden Jokowi suka ngutang lah.

“Saya tegaskan pemerintah sekarang berutang untuk membangun boleh, yang kurang ajar itu utang untuk dikorup,” ujar Alex. (rian)