Ditangan Kreatif Sampah Rumah Tangga Punya Nilai Jual

oleh -1,286 views
oleh
1,286 views
Direktur Pusat Studi Pariwsata Unand Sari Lenggogeni menyaksikan produk dari limbah rumah tangga, Senin 6/3 di acara workshop yang digelar BNI di Padang.
Padang,—Tidak selamanya sampah harus dibuang hingga tempat pembuangan akhir, justru bagi pribadi yang kreatif menurut Iswanto justru sampah rumah tangga punya nilai jual.
Iswanto bukan orang sembarangan dia akademisi berstarata S3 tapi konsisten membina masyarakat kreatif hasilnya, produksi daur ulang sampah dijadikan berbagai produk mampu menembus pasar negara tetangga.
“Ya, kuncinya kreatif dan inovatif, dari kaleng minuman bekas atau plastik capucino bisa menjadi aksesoris dan tas yang cantik dan punya nilai jual,” ujarnya saat memberikan materi pada workshop Re Act Green (Reuse rReduce Recycle) yang digelar BNI bekerjasama dengan Pusat Kajian Pariwisata Unand Padang, Senin 6/3 di Hotel Pangeran’s City Padang.
Untuk merangsang 62 peserta workshop, Iswanto membawa contoh produk yang merupakan hasil daur ulang sampah rimah tangga, ada tempat alat tulis, tas sekolah dan tempat tisu.
“Setiap kreatifitas pasti ada jalannya, bahkan BNI termasuk bank pelat merah yang konsen menbersayakab pelaki ekonomi kratif,” ujar Iswanto.
Dadang Surachman sedang berdialog dengan Yunisman pada pembukaan workshop Re Act Green yang digelar BNI, Senin 6/3 di Padang.
Pada pembukaan Re Act Green dan e-conerce UMKM, Head of Network and Sevices BNI, Dadang Surachman mengatakan BNI sebagai bank BUMN sangat berkomitmen mendukung pelaku ekonomi kreatif di seluruh Indonesia.
“Pada 2016 di Kota Padang BNI kebagian membantu dna memberdayakan 16 rumah kreatif, ini ujud nyata peran BNI untuk peningkatan usaha UMKM di Padang,” ujar Dadang.
Upaya peningkatan UMKM kata Dadang juga meliputi informasi, pelatihan, pendampingan juga turut memasarkan.
“Termasuk workshop hari ini, meski topik sampah rumah tangga, tapi saaat berada di tangan-tangan kreatif anak bangsa, sebelumnya sampah bisa menghasilkan produk yang punya nilai jual. Apalagi Kota Padang yang merupakan pintu gerbang pariwisata, setiap orang berkunjung pasti ingin beli ole-ole khas daerah, dan ini peluang pasar yang potensial,” ujarnya.
Sementara Kepala Dinas UMKM Kota Padang Yunisman mengatakan kreatifitas masyarakat perku didukung oleh pemerintah. “Peran pemerintah yakni dalam bentuk kemasan dan pemasaran, Insya Alloh Pemerinta Kota Padang sangat ramag terhadap produk UMKM,” ujarnya.
Direktur Pusat Studi Pariwisata Unand Padang, Sari Lenggogeni, produk ekonomi kreatif tumbuh berkembang tapi perlu ada police pemerintah.
“Bentuk police pemerintah itu yakni penguatan identitas kearifan lokal, lalu memberdayakan pelaku UMKM terkait quality product, menyiapkan aaluran distribusi dan produk berkesinambungan, ini sangat perlu tangan-tangan pemerintah,” ujar Sari.
Peserta workshop menyaksikan produk dari limbah rumah tangga, Senin 6/3 di Hotel Pangeran City Padang.

 

Bahkan Sari mengajak setiap kegiatan pemerintah maupun BUMN ada anggaran marchansdisenya mestinya beli di UMKM.
“Selain menggairahkan UMKM juga memperkenalkan produk hasil tangan kreatif anak bangsa ini, tidak beli hasil pabrikan lagi,” ujarnya.
Data Dinas UMKM, untuk Kota Padang saja tedapat 74 ribu UMKM yang terdata by name by adress.
“Dari sebanyak itu, juga tumbuh 10 ribu entrepreneur meski baru terdata 20 entrepreniur setiap kelurahan,” ujarnya. (wandi)