Dokter Dian Paparkan Bahaya LGBT dalam Webinar UM Natsir 

oleh -203 views
oleh
203 views

PADANG PANJANG,– Ketua TP-PKK Padang Panjang, dr. Dian Puspita Fadly Amran, Sp.JP memaparkan bahaya Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) saat menjadi keynote speaker pada webinar bersama Universitas Muhammad Natsir (UM Natsir) Bukittinggi via Zoom Meeting, Sabtu (19/2).

Webinar dengan tema “Bentengi Diri dari Penyimpangan Seksual” itu, juga menghadirkan keynote speaker seperti Rektor UM Natsir, Afridian Wirahadi Ahmad, SE, MSC, AK, CA, BKP, AAP-B dan Walikota Padang, Hendri Septa, B.Bus (Acc), M.I.B.

Dikatakan Dokter Dian, penyimpangan seksual sangat bertentangan dengan banyak hal, seperti norma agama. Pada agama Islam, LGBT ini sangat bertentangan dan termasuk haram. Tidak sesuai dengan ajaran Al Qur’an dan Hadist. LGBT ini sudah melawan kodrat yang diciptakan Allah SWT.

“Banyak bahaya maupun risiko dari LGBT ini. Baik itu dari risiko agama, kesehatan, psikologis, kesehatan, keamanan dan sosial. Sudah banyak kelompok yang merasa dirugikan dengan adanya LGBT ini. Banyak cara mereka untuk menormalkan hal terlarang ini,” ujar Dian.

Dikatakannya, tidak hanya mengadakan kampanye oleh gerakan LGBT dengan menyadarkan para pelaku bahwa perilaku yang dilakukan adalah perbuatan yang normal, namun juga sudah membuat komunitas-komunitas melalui media sosial. Dan juga memasukkan unsur-unsur LGBT ini pada komik, lagu anak-anak dan juga film.

Pada risiko kesehatan dan keamanan, Dian menyampaikan 78% pelaku homoseksual menderita penyakit menular seperti herpes dan sifilis, serta masik banyak lagi. Juga ditemukan kelompok berisiko HIV/AIDS paling tinggi adalah laki-laki penyuka sesama jenis dan waria yaitu sekitar 12,9%.

“Selain itu, dampak biologis juga terganggu dengan LGBT ini, mereka cenderung lebih depresi. Bunuh diri merupakan penyebab kematian kedua tertinggi, pada 2010 kaum LGBT yang mencoba bunuh diri itu sangat tinggi, sekitar 24%,” ungkapnya.

Dian mengapresiasi UM Natsir yang sudah melakukan webinar pencegahan penyimpangan seksual ini.

“Semua yang mengikuti webinar ini bisa mendengarkan informasi yang diberikan narasumber. Ini banyak sekali manfaatnya. Kita juga mendengarkan bagaimana pendapat dari korban LGBT ini, serta menambah ilmu kita juga,” tutupnya. (shintia/kominfo)