Dosen Unand Siap Dampingi Pekebun Batu Busuak Kembangkan Durian Unggul

oleh -932 views
oleh
932 views
Anggota kelompok tani praktekan teknik mini grafting di Batu Busuak ujud pengabdian dosen Faperta Unand, Jumat 8/11 (foto: dok/timdos)

Padang,—Desa Batu Busuak merupakan sentra produksi durian lokal yang dikelola oleh masyarakat desa Batu Busuak dan sekitarnya.

Desa ini terletak di Kelurahan Lambung Bukit, Kecamatan Pauh, Kota Padang, berdekatan dengan kampus Unand Limau Manih.

Pengetahuan dan keterampilan masyarakat desa Batu Batu Busuak dalam pembibitan durian masih sebatas pembibitan secara konvensional, bahkan hampir tidak mengenal pembibitan karena tanaman durian di hutan biasanya ditanam langsung dari biji.

Akibatnya tentu tanaman durian yang dihasilkan beragam. Begitupun buah yang dihasilkan dari Batu Batu Busuak beragam karena hingga sekarang tidak jelas durian Batu Batu Busuak itu karakteristik buahnya seperti apa.

Salah satu teknik yang mudah diadopsi dan diterapkan oleh petani dalam memperbanyak durian unggul adalah teknik mini-grafting atau sambung mini.

“Teknik ini relatif mudah dan tingkat keberhasilannya tinggi”, ujar Dr. PK Dewi Hayati yang menjadi ketua tim kegiatan.

Teknik ini hanya membutuhkan pisau dan plastik es sebagai pembungkus. Hanya tentu saja keterampilan sangat menentukan keberhasilan sambungan disamping perawatan yang dilakukan setelah proses penyambungan dilakukan.

Kegiatan pembibitan sudah dipersiapkan dari bulan Juli dengan menyediakan bibit batang bawah yang berasal dari biji. Bibit yang digunakan menurut Shalati Febjislami MSi, salah seorang anggota tim adalah berumur 4-8 minggu. Bibit umur 4-6 minggu yang berasal dari biji yang berukuran besar sudah bisa digunakan sebagai batang bawah.

Adapun entres atau batang atas berasal dari durian varietas unggul yang didatangkan dari Balai Penelitian Tanaman Buah (Balitbu) Tropika Solok.
Pembibitan durian dilakukan oleh kelompok tani Patamuan Jaya yang diketuai oleh Bapak Anwar. Pembibitan terletak tidak jauh dari Kawasan pemandian Mande Rubiah. Idris, salah seorang anggota kelompok yang menyediakan lahan untuk lokasi pembibitan.

“Pelatihan ini adalah kesempatan langka,”ujarnya.

Sebelumnya Idris harus ke Balitbu Solok untuk mengikuti bimtek durian dan belajar dari ahlinya. Untuk kegiatan pelatihan, tim dosen Unand mendatangkan Dr. Panca Jarot Santoso, MSc, ahli durian internasional dari Balitbu Solok.

Pelatihan perbanyakan durian dengan teknik sambung mini kembali diadakan pada Sabtu tanggal 14 Desember 2019. Kegiatan ini diikuti oleh anggota masyarakat pekebun durian di Batu Busuak dan juga utusan beberapa kelompok tani selingkar kampus.

Perbedaan dengan kegiatan sebelumnya adalah materinya yang komprehensif, mulai dari persemaian benih durian untuk batang bawah, pemeliharaan tanaman di pembibitan hingga penanaman bibit di lapangan. Semua materi didemonstrasikan langsung oleh nara sumber.

Untuk pelatihan sambung mini, peserta pelatihan melakukan penyambungan sebanyak 10 bibit untuk masing-masing setelah mengamati penyambungan yang didemonstrasikan oleh narasumber.

Keberhasilan sambungan dapat dilihat sekitar 1 bulan. Tingkat keberhasilan sambung mini ini adalah sekitar 95%, namun tingkat keberhasilan sambungan oleh masyarakat baru sekitar 43%.

“Ini sudah menggembirakan, sudah tinggi bagi yang baru pertama kali melakukan penyambungan pada durian”, ujar Dr. Dewi.

“Pelatihan sambung mini dalam rangka pembibitan durian kami harapkan dapat menunjang kegiatan budidaya durian yang dikelola oleh petani durian di Batu Busuak,”tambahnya.

Tergantung pada varietasnya, bibit durian hasil sambung berbuah jauh lebih cepat dibandingkan durian dari biji yang bisa mencapai hingga 8-10 tahun untuk berbuah. Hasil dari pembibitan durian ini selanjutnya akan didistribusikan ke masyarakat Desa Batu Busuak agar dapat ditanam di kebun masing-masing dan dapat dinikmati buahnya 4-5 tahun ke depan.

Kegiatan pendampingan pekebun durian di Batu Busuak menurut Dr. Hasmiandy, anggota tim lainnya, merupakan kegiatan berkelanjutan.

“Dibutuhkan kerjasama multipihak mulai dari Pemda, Balitbu dan instansi lain untuk pengembangan durian ke depan,”ujar Dewi.

Unand melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat siap mendampingi kegiatan pengembangan durian di desa Batu Busuak.

“Semua kegiatan pendampingan ini merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi,”ujarnya. (rilis: timdos)