DPR RI PKS Tegas Tolak Kenaikan BBM Subsidi

oleh -159 views
oleh
159 views
Hj Nevi: Daripada harga BBM Subsidi naik, mending penggunaannya dibatasi. (hd)

Jakarta — Viral dan jadi pro kontra netizen tentang rencana pemerintah menaikan harga BBM Subsidi (Partalite dan Solar) di ruang publik.

Bahkan Wakil Rakyat dari PKS, DPR RI Komisi VI, Hj. Nevi Zuairina tegas menolak kenaikan BBM Subsidi itu.

“Jangan karena negara seret pendapatan lalu naikan BBM Subsudi, tidak betul itu, Saya tegas tolak Kenaikan BBM Subsidi tersebut,” ujar Hj Nevi Zuairina, Jumat 26/8-2022.

Hj Nevi tidak sekedar tolak untuk ambil hati masyarakat. Wakil Rakyat hasil Pemilu 2019 asal Daerah Pemilihan Sumbar II ini juga memberikan solusi mantap.

“Saya yakin dan percara kalau penggunaaannya (BBM Subsidi, -red) diperketat dan diawasi ketat oleh pemerintah yang berwenang, nggak perlu naik harga,” ujar Hj Nevi.

Menurut Hj Nevi Zuairina, saat ini masih tidak sesuai peruntukan BBM bersubsidi berdasarkan data, 80 persen pengguna BBM bersubsidi adalah golongan mampu.

“Saya melihat pengguna motor ini menyerap konsumsi BBM tidak terlalu signifikan. Pengguna motor inilah yang mestinya mendapat kesempatan seluasnya untuk mengkonsumsi BBM bersubsidi baik dari jenis pertalite maupun solar. Selain itu, mobil di bawah 1500 cc juga masih dapat ditoleransi untuk menikmati subsidi BBM. Dan yang perlu mendapat prioritas adalah para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah dimana kendaraan logistiknya perlu dapat sokongan untuk mengembangkan bisnis mereka,”ungkap Hj Nevi.

Hj Nevi Zuairina mengingatkan pemerintah, bahwa ketika BBM naik, dengan kondisi perekonomian masih labil akibat pandemi, diprediksi memicu peningkatan inflasi yang sangat besar.

Bahkan, daya beli masyarakat akan semakin jatuh yang menyebabkan angka kemiskinan semakin melonjak.

Nevi menyebut, dari informasi didapatnya dampak dari kenaikan harga Pertalite diprediksi akan mendongkrak tingkat inflasi hingga mencapai 6-6,5 persen year on year. Ini akan menjadi inflasi yang tertinggi sejak September 2015.

Nevi menambahkan, konsumsi BBM bersubsidi jenis Pertalite tahun ini diprediksi habis pada September 2022 dengan habisnya kuota sebesar 23,05 juta kiloliter. Menurutnya, seharusnya kuota ini cukup bila peruntukan BBM subsidi hanya untuk masyarakat bawah yang selama ini hanya mengkonsumsi sebanyak 20% saja.

“Kami sudah bersepakat di Fraksi PKS, bahwa rencana pemerintah untuk menaikkan BBM harus di tunda sampai kondisi kondusif. Karena dengan menaikkan BBM, akan menyakiti hati rakyat. Pemerintah harus sensitif terhadap penderitaan rakyat yang baru saja terdampak pandemi, banyak yang di PHK dan usahanya bangkrut,”ujar Nevi Zuairina.

Anggota DPR yang juga anggota Badan Anggaran itu menegaskan, bila harga pertalite dan solar naik, sudah pasti akan menyulut kenaikan harga-harga kebutuhan pokok, memperburuk daya beli masyarakat, dan memperberat beban rakyat.

“Kita memahami bahwa Beban APBN sudah sangat berat. Namun Subsidi BBM ini ada solusi dengan mendisiplinkan penggunanya. Tidak perlu lagi kendaraan mahal mengkonsumsi BBM subsidi. Sudah banyak dampak tingginya BBM ini yang mengakibatkan usaha kerakyatan gulung tikar termasuk pada segmen petani dan nelayan. Untuk itu, kami meminta pemerintah bijak tidak menaikkan BBM bersubsidi,”tegas Hj Nevi Zuairina.(hd)