Edukasi Budidaya Galo-Galo dan Potensi Pengembangan Produk Madu Asli di Nagari Mungka

oleh -241 views
oleh
Pelaksanaan pengabdian masyarakat edukasi sosialisasi lebah tanpa sengat (galo-galo) oleh DPL bersama mahasiswa KKN UNAND di Nagari Mungka, Kecamatan Mungka, Kabupaten Limapuluh Kota, Senin 19/8-2024.(dok)

Limapuluh Kota, — Akademisi UNAND Dr. Henny Herwina selaku Dosen Biologi dan Dosen Pembimbing Lapangan bersama Mahasiswa KKN UNAND Nagari Mungka, Kec. Mungka, Kabupaten Limapuluh Kota  menggelar Edukasi Budidaya Lebah Tanpa Sengat (Galo-Galo).

Edukasi ini untuk Pengembangan Produk Lebah dan untuk Meningkatkan Ekonomi Keluarga, edukasi digelar  di Ruang Serba Guna (Gesna) Nagari Mungka.

Edukasi Galo Galo itu kata Dr Henny juga sebagai perwujudan salah satu dari tri dharma perguruan tinggi yaitu pengabdian masyarakat yang selalu ditekankan Medikkbudristekdikti daj Rektor UNAND..

“Edukasi budidaya lebah tanpa sengat sehubungan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan potensi ekonomi lokal yang dapat dikembangkan dari sektor pertanian dan peternakan, khususnya budidaya lebah. Mengingat kondisi geografis Nagari Mungka yang sangat mendukung, sehingga edukasi ini mampu memotivasi masyarakat untuk ikut mengembangkan budidaya ini,”ujar Dr Henny,  Senin 19/8-2024.

Dalam pembukaan edukasi budidaya lebah tanpa sengat ini mendapatkan sambutan yang baik dari pihak nagari hingga masyarakat Nagari Mungka. Bahkan, Epi Adri, SKM., M.Mkes selaku Wali Nagari Mungka sangat mendukung sosialisasi budidaya lebah tanpa sengat untuk dikembangkan di Nagari Mungka.

“Pemanfaatan galo-galo sangat menguntungkan karena pemeliharaan yang tidak rumit dan keuntungan yang didapatkan dari usaha ini cukup menjanjikan”, papar Epi Adri dalam sambutannya.

Lebah tanpa sengat, yang lebih dikenal dengan sebutan galo-galo, mampu menjadi salah satu sumber ekonomi yang semakin diperhitungkan. Popularitasnya tak hanya karena keberadaannya yang mudah ditemukan, tetapi juga karena cara perawatannya yang relatif sederhana.

Potensi dari budidaya galo-galo ini semakin meningkat, menjadikannya peluang bisnis yang membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat, terutama di daerah pedesaan. Dengan perawatan yang mudah, galo-galo mampu menghasilkan produk-produk bernilai tinggi seperti madu, bee pollen, dan propolis dengan nilai permintaan tinggi di pasar.

Madu yang dihasilkan dari lebah galo-galo ternyata tidak kalah enak dibandingkan madu yang biasa ditemukan di pasaran atau madu hutan. Itu dipertegas Dr. Henny Herwina, yang expert dalam pembudidayaan lebah galo-galo selama beberapa tahun terakhir.

“Madu galo-galo yang kecil-kecil itu Bapak/Ibu rasanya jauh lebih manis daripada beberapa galo-galo yang berukuran lebih besar. serta variasi rasa madu dari berbagai jenis galo-galo yang ada, jadi keunggulan tersendiri yang menyebabkan orang-orang mencarinya”, ungkapnya.

Dari pengalamannya, madu galo-galo memiliki rasa yang khas dan kualitas yang sangat baik, sehingga bisa menjadi alternatif yang menarik bagi konsumen yang mencari produk alami dan berkualitas tinggi.

Pada saat penyampaian materi edukasi, setiap peserta yang hadir juga berkesempatan mencicipi langsung hasil panen madu galo-galo. Di akhir sesi, Dr. Henny Herwina yang juga selaku Sekretaris Asosiasi Perlebahan Indonesia Perwakilan Sumatera Barat, menyampaikan siap mendampingi bagi masyarakat Nagari Mungka yang akan membuka usaha ekonomi budidaya lebah tanpa sengat sehingga di sini adanya celah keberlanjutan kerjasama yang akan dilakukan.

Wali Nagari dan masyarakat Nagari Mungka, tampak antusias terhadap galo-galo, masyarakat pada edukasi banyak bertanya, apalagi ada hadiah bagi pertanyaan terpilih, berupa tester madu galo-galo yang bisa mereka bawa pulang dan dinikmati.

Dilaporkan Oleh:

Arra Isna Umida dan Azka Sabila Putri.