Eeh Biofarma Fokus Produksi dan Distribusi Ajalah…

oleh -222 views
oleh
222 views
Hj Nevi kunjungan kerja spesifik ke Biofarma Bandung pertanyakan kefokusan BUMN Farmasi itu, Senin 6/9-2021. (dok/nzvoice)

Bandung — Anggota DPR RI dari PKS, Hj. Nevi Zuarina saat kunjungan kerja komisi VI ke BUMN Farmasi spesifik di PT Biofarma kembali minta perusahaan plat merah itu foku.

Karena kerja fokuslah karena distribusi vaksin, alat kesehatan dan obat-obatan ini menurut Nevi, sudah sangat mendesak dilakukan untuk mengejar percepatan 80 persen seluruh penduduk Indonesia menerima vaksin.

“Saya meminta, Biofarma dapat mencapai produksi vaksin sesuai dengan program pemerintah untuk mencapai kekebalan komunal (herd immunity). Jumlah produksi dan distribusi mesti dapat secepat mungkin berkejaran dengan waktu seiring percepatan penyelesaian wabah pandemi ini. Bioframa selaku BUMN juga mesti sinergi dengan BUMN Farmasi lain dan juga swasta untuk mengakselerasi percepatan produksi vaksin ini. Jangan sampai rakyat sudah siap di vaksin tapi supply produksi terlambat. Untuk mendukung kesehatan masyarakat, obat -obatan dan alat kesehatan juga mesti dipastikan tersedia di seluruh wilayah Indonesia,”ujar Hj Nevi Zuairina di kunjungan kerja spesifik, Senin 6/9-2021.

Politisi PKS ini mengatakan, hingga 31 Mei 2021, BioFarma sudah menerima bulk vaksin Sinovac sebanyak 81,5 juta dosis. Dari jumlah tersebut, vaksin yang sudah diproses di fasilitas Fill and Finish Bio Farma, per 28 Mei 2021, sebanyak 52,63 juta dosis, dan yang sudah release sebanyak 37,90 juta dosis.

Nevi melanjutkan, Lewat PMN, Bio Farma kini telah memproduksi 52,63 Juta Vaksin Covid-19 (hingga 31 Mei 2021). Angka ini bertambah jadi 90,1 Juta Dosis Vaksin Covid-19 pada 26 Juli 2021.

“Pertanyaan kami adalah, hingga 22 Juli 2021, jumlah vaksin yang sudah masuk ke Indonesia, kurang lebih sebanyak 151,9 juta dosis, yang terdiri dari 123,5 juta dalam bentuk bulk, yang diterima dari Sinovac dan 22,4 juta lainnya diterima dalam bentuk finish produk yang diterima dari AstraZeneca, dan Moderna. Apakah Biofarma tidak dapat memproduksi sendiri vaksin-vaksin ini. Apa kesulitannya..?,” ujar Nevi mempertanyakan.

Legislator asal Sumatera Barat II ini juga mengingatkan, berkaitan dengan kewajiban penggunaan komponen tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dan transfer teknologi dalam bidang fill atau finish bulk ini. Dalam catatannya, terdapat 4 industri farmasi yang siap transfer teknologi pengembangan vaksin melalui Biofarma.

“Fraksi kami di PKS juga terus mendorong Biofarma untuk memproduksi vaksin merah-putih, mulai dari clinical trials atau research and development hingga produksi pada filling line. Termasuk berkolaborasi dengan swasta dan Industri farmasi lain. Tentunya kami juga meminta Biofarma ada kolaborasi dengan UMKM atau Industri Kesehatan berlevel IKM (Industri Kecil Menengah). Pelibatan UMKM cukup penting mengingat mereka yang sangat terdampak pandemi,”ujar Nevi Zuairina diakhir kunjungan kerja spesifik tersebut. (nzvoice)