Ente Sehat Banget, Di saat Wabah Covid-19 Sejatinya di Rumah saja Oke

oleh -493 views
oleh
493 views
Kata pak dokter paru-paru ini, sehat pun kita harus diam di rumah, jangan keluar kalau tidak penting banget, Sabtu 28/3 (foto: dok)

Padang,—-Eee bro and bray, jangan gagah dan sombong pula kalau masih di kasih Allah SWT kesehatan.

Karena di tengah Covid-19 ini tidak hanya orang sakit diisolasi baik di rumah sakit atau isolasi mandiri. Sejatinya orang sehat pun harus berdiam diri di rumah.

Pasalnya Penyebaran Covid-19 yang makin masif, karena apa? Ya itu tadi akibat ketidakpatuhan masyarakat mengikuti imbauan pemerintah (protokol kesehatan). Buktinya, masih banyak yang tidak punya urusan penting, tetap beraktivitas di luar.

Dokter spesialis Paru di RSUD Padang Pariaman, dr Efriadi Ismail menyebut, walaupun tubuh sehat dan tidak ada gejala terpapar virus, berada di rumah adalah pilihan yang tepat.

“Sejatinya virus adalah self limiting disease, artinya penyakit yang dapat sembuh sendiri. Jika masuk ke tubuh seseorang dengan daya tahan tubuh prima, bisa saja tidak bergejala, virusnya sekedar numpang sejenak namun numpang lewat namun orang seperti ini berpotensi sebagai carrier ( pembawa virus) Dan mampu menularkan virus ke orang lain,” jelas dr Efriadi Ismail, Sabtu 28/4 kepada jaringan pemred Sumbar.

Covid-19, terang Efriadi, prinsipnya tidak menyebabkan kerusakan pada tubuh. Namun yang menjadi masalah adalah penyakit penyerta yang dialami oleh seeorang. Penyakit penyerta tersebut yang akhirnya membuat potensi kematian makin tinggi.

“Faktor dominan yang membuat rentan meninggal pasien covid 19 adalah faktor penyakit penyerta seperti orang dengan kondisi penyakit Pernafasan kronik, penyakit hipertensi, diabetes, penyakit jantung kronik, stroke atau riwayat stroke, gangguan ginjal, kanker serta gangguan imunitas tubuh termasuk pada pasien dengan HIV. Juga faktor usia, stres Dan kelelahan,” ujar dokter lulusan Universitas Andalas ini.

“Covid ini daya tularnya cepat Dan fatal bagi orang orang yang dengan penyakit dasar Serta gangguan daya tahan tubuh. Makanya Kita harapkan masyarakat mau mematuhi himbauan pemerintah untuk mencegah corona,” sambungnya.

Menanggapi banyaknya informasi di media sosial terkait kerusakan organ setelah dipapar oleh virus, Efriadi menilai kondisinya tidak separah itu. Penyembuhan paru-paru tetap bisa dilakukan dengan fisioterapi.

“Setelah dinyatakan sembuh beberapa laporan Ahli banyak menyampaikan keluhan bekas pasien masih susah bernafas, rasa berat di dada, karena fungsi paru berkurang antara 20-30 persen tergantung seberapa luas daerah paru yang meradang karena covid 19 sebelumnya. Untuk mengatasi ini disarankan perlahan perlahan mekakukan latihan Pernafasan atau fisioterapi dada secara berkala disesuaikan kemampuan fisik, istirahat cukup, makan makanan bergizi , tidak stress,” terangnya.

Lalu apa yang dilakukan agar tidak terpapar virus corona ini?

“Penguatan daya tahan tubuh sangat penting dengan pola hidup bersih dan sehat, makan makanan bergizi, olahraga teratur, tidur cukup, berjemur matahari antara 15-30 menit saat terik Jam 9-11 siang, konsumsi multivitamin, serta tidak stress. Jangan lupa ikuti imbauan pemerintah,” kata dr Efriadi Ismail.

Efriadi mengimbau jika ada yang mengalami gejala batuk, demam diatas 37 derajat dan susah bernafas, pulang dari daerah red zone  penyebaran Covid l-19 atau pernah berinteraksi dengan pasien positif corona, maka segera memeriksakan kesehatan ke Puskesmas maupun klinik layanan kesehatan terdekat.

“Covid 19 bukanlah aib, karena ini penyakit global. Karena sangat infeksius Dan mematikan , maka kita tidak boleh disembunyikan keterangan, ini menyangkut nyawa orang banyak lainnya,” tutupnya.(rilis)